BAB I Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Kompetensi Dasar
3. 1 Memahami kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai poros maritim dunia
4.1 Menyajikan contoh hasil penalaran tentang posisi strategis wilayah Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam bentuk peta, tabel, dan/atau grafik
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : JALUR, POTENSI DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran 2 ini kalian diharapkan mampu mengidentifikasi Jalur, Potensi dan Pengelolaan Sumber daya Kelautan Indonesia.
B. Uraian Materi
Sekitar tahun 2000 SM kawasan Nusantara Indonesia sudah menjadi nadi perdagangan dunia. Perdagangan dari kawasan Nusantara sudah mengirimkan banyak sekali komoditas terbaik ke berbagai penjuru dunia.
Kawasan Malaka, Laut Jawa, hingga ke ara Laut China Selatan menjadi jalur rempah pertama Nusantara dan mampu bertahan hingga abad ke-14. Komoditas terbaik seperti lada, pala, cengkih, dan rempah lain
bersanding dengan barang tambang mahal seperti emas, perak, dan juga timah. Di masa itu, kerajaan Nusantara sangat kaya raya dan maju.
1 . Perkembangan Jalur Laut di Indonesia
a. Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan di Indonesia
Letaknya yang strategis di antara Benua Asia dan Benua Australia, menyebabkan laut di Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional. Keberhasilan perdagangan ini berkaitan erat dengan perkembangan jalur transportasi. Perkembangan jalur transportasi dapat dibagi menjadi beberapa masa sebagai berikut:
1) Masa Kerajaan
Pola jalur perdagangan pun sudah terbentuk sejak kerajaan-kerajaan
masa lampau yang menjadikan sektor kemaritiman sebagai ujung tombak kebijakan kerajaan.
Hal tersebut dapat dilihat dari catatan sejarah bahwa kerajaan-kerajaan di Nusantara banyak melakukan hubungan dagang dengan bangsa lain seperti Cina, India, Arab bahkan Eropa.
Silahkan perhatikan gambar berikut ini !
Gambar Jalur Sutera |
Indonesia yang sejak masa lalu menjadi daerah persinggahan kapal-kapal dagang asal berbagai wilayah turut berkembang dan menjadi pusat-pusat perdagangan, khususnya kawasan selat Malaka.
Di selat Malaka dan sekitar pesisir timur Sumatera banyak berkembang kerajaan baru yang memanfaatkan potensi tersebut salah satunya adalah Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya (abad ke-6 hingga 10 M),
menguasai seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara melalui Selat Malaka dan Selat Sunda.
Silahkan perhatikan peta berikut!
Peta Kekuasaan Sriwijaya |
Selain kerajaan Sriwijaya, dunia kemaritiman di Indonesia kembali berkembang sejak jaman kerajaan Majapahit dimana masa keemasannya yang dipimpin Raja Hayam Wuruk yang didukung oleh Patih Gajah Mada melalui Sumpah Palapa yang ingin menyatukan wilayah Nusantara, Kerajaan Majapahit Melakukan kegiatan ekspor rempah-rempah dengan pelabuhan tersibuk di daerah Bubat dan Canggu.
Lebih jelasnya silahkan amati gambar berikut!
Peta Kekuasaan Majapahit |
2) Masa Kolonial
Pada masa kolonial kemaritiman nusantara kengalami kemunduran karena jalur-jalur perdagangan di kuasai oleh asing, sebagai berikut:
a) Kolonialisme Belanda, Masuknya Kongsi Dagang Perusahaan Hindia Timur (VOC) yang menguasai jalur perdagangan dan sumber daya milik Indonesia
b) Kolonialisme Jepang -> Menyita kapal penting Indonesia bernama Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) dan jarang dilalui kapal perdagangan internasional
3) Masa Kemerdekaan
Memulai kembali pembenahan di bidang kemaritiman, sebagai berikut;
a) Masa Orde Lama: Penataan Kembali Maritim, Pembentukan Deklarasi Djuanda yang berisi tentang hukum laut Indonesia dan pentingnya sektor ekonomi maritime, Melakukan nasionalisasi perusahaan maritim Belanda dengan mengubah dan mengelola perusahaannya menjadi milik Indonesia
b) Masa Orde Baru: Peralihan ke Pembangunan Darat, Menekankan adanya stabilitas ekonomi dan politik, Terjadi kemunduran maritim dikarenakan lebih fokus pada pembangunan transportasi darat
c) Masa Reformasi: Peningkatan Maritim, Deklarasi Bunaken, Departemen Eksplorasi Laut, Deklarasi Maritim Seruan Sunda Kelapa, Konferensi Laut Dunia oleh DEKIN, dan Visi Poros Maritim Dunia.
Seiring perkembangan teknologi pelayaran dan navigasi, pola jalur transportasi dan perdagangan internasional mengalami banyak penambahan jalur.
Hal tersebut dapat dilihat pada peta berikut ini.
b. Alur Lintas Kepulauan Indonesia
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) adalah Alur laut yang ditetapkan sebagai alur untuk pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan konvensi hukum laut internasional.
Alur ini merupakan alur untuk pelayaran dan penerbangan yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara asing diatas laut tersebut
untuk dilaksanakan pelayaran dan penerbangan damai dengan cara normal.
Penetapan ALKI dimaksudkan agar pelayaran dan penerbangan internasional dapat terselenggara secara terus menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang oleh perairan dan ruang udara teritorial Indonesia.
ALKI ditetapkan untuk menghubungkan dua perairan bebas, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Semua kapal dan pesawat udara asing yang mau melintas ke utara atau ke selatan harus melalui ALKI.
Adapun penentuan ALKI sebagai berikut:
1) ALKI I : melintasi Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat
Sunda, Samudra Hindia
2) ALKI II : melintasi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, Selat
Lombok.
3) ALKI III : Melintas Samudra Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut
Banda, Selat Ombai, Laut Sawu, Samudra Hindia.
Keberadaan ALKI menunjukkan Indonesia sebagai negara yang strategis, sehingga memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi karena berada di jalur perdagangan Internasional.
Posisi strategis ini haruslah menjadikan keunggulan bagi Indonesia karena akan disinggahi banyak kapal-kapal perdagangan yang bersandar di berbagai pelabuhan di Indonesia dan jelas akan memberikan dampak ekonomi langsung melalui pembelian bahan bakar kapal atau biaya-biaya lainnya.
Namun, kenyataannya pelabuhan-pelabuhan di Indonesia tidak menjadi pilihan kapal-kapal dagang internasional untuk sekedar bersandar sewaktu berlayar melalui wilayah Indonesia, kapal-kapal dagang tadi lebih memilih bersandar di pelabuhan milik Singapura.
Hal ini tentu harus menjadi perhatian dari pihak terkait khususnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan juga Kementerian Perhubungan agar dapat mengoptimalkan peranan pelabuhan yang representatif dan berstandar internasional, sehingga dapat menjadi pilihan alternatif bahkan menjadi pilihan utama kapal-kapal dagang internasional yang melalui wilayah perairan Indonesia Keberadaan ALKI menunjukkan Indonesia sebagai negara yang strategis, sehingga memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi karena berada di jalur perdagangan Internasional.
Posisi strategis ini haruslah menjadikan keunggulan bagi Indonesia karena akan disinggahi banyak kapal-kapal perdagangan yang bersandar di berbagai pelabuhan di Indonesia dan jelas akan memberikan dampak ekonomi langsung melalui pembelian bahan bakar kapal atau biaya-biaya lainnya.
Namun, kenyataannya pelabuhan-pelabuhan di Indonesia tidak menjadi pilihan kapal-kapal dagang internasional untuk sekedar bersandar sewaktu berlayar melalui wilayah Indonesia, kapal-kapal dagang tadi lebih memilih bersandar di pelabuhan milik Singapura.
Hal ini tentu harus menjadi perhatian dari pihak terkait khususnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan juga Kementerian Perhubungan agar dapat mengoptimalkan peranan pelabuhan yang representatif dan berstandar internasional, sehingga dapat menjadi pilihan alternatif bahkan menjadi pilihan utama kapal-kapal dagang internasional yang melalui wilayah perairan Indonesia.
c. Tol Laut Pendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
Tol laut adalah konsep untuk memperbaiki proses pengangkutan logistik di Indonesia. Sehingga diharapkan proses distribusi barang (terutama bahan pangan) di Indonesia menjadi semakin mudah.
Kemudian, berdampak pada harga bahan pokok yang semakin merata di seluruh wilayah Indonesia. Konsep tol laut ini bukan serta merta membuat jalan tol di atas laut.
Melainkan jalur pelayaran bebas hambatan yang menghubungkan hampir seluruh pelabuhan di Indonesia. Rute utama tol laut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Jakarta, Surabaya, Nusa Tenggara, Maluku, sampai Papua.
Rute Tol Laut |
Pembangunan tol laut bertujuan untuk mewujudkan konektivitas serta kesenjangan harga antara wilayah Barat dan Timur Indonesia yang disebabkan tidak adanya kepastian ketersediaan barang.
Manfaat tol laut utama adalah penurunan harga di daerah tertinggal, daerah terpencil, daerah terluar, dan daerah perbatasan.
Sebab selama ini terjadi disparitas (kesenjangan) harga pada beberapa barang kebutuhan pokok. Dengan adanya kapal-kapal reguler yang menjadi trayek tol laut, biaya transportasi angkutan turun untuk komoditas.
Selama 2018, harga barangbarang juga turun pada beberapa lokasi sampai 20-30 persen dibandingkan sebelum adanya tol laut. Penurunan harga komoditas ini baru terjadi di wilayah sekitar pelabuhan.
Tetapi harga barang di wilayah pedalaman seperti pegunungan masih tinggi.
Sehingga manfaat dari tol laut adalah;
a. Memeratakan ketersediaan komoditas atau barang kebutuhan pokok dan barang penting lebih terjamin di seluruh wilayah Indonesia;
b. Berkurangnya fluktuasi harga antar waktu dan mengurangi disparitas harga serta memfasilitasi pemasaran produk unggulan daerah;
c. Meningkatnya investasi di daerah, khususnya untuk peningkatan nilai tambah sebagai muatan balik;
d. Meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat Indonesia;
e. Meningkatkan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia;
f. Mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Tol laut diharapkan dapat meningkatkan distribusi logistik secara nasional. Pola penerapannya diharapkan dapat meningkatkan distribusi potensi masing-masing daerah yang ada di Indonesia, sehingga arus pergerakan barang dan jasa di seluruh wilayah yang terjangkau oleh tol laut ini dapat mengalami pertumbuhan ekonomi yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.
2. Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Indonesia
a. Potensi Sumberdaya kelautan
Persebaran Terumbu Karang Indo Pasifik |
Seperti telah dijelaskan pada pembelajaran sebelumnya, dua pertiga wilayah Indonesia berupa lautan, sehingga potensi sumber daya alam laut Indonesia sangat melimpah.
Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang melimpah. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum terkelola secara memadai.
Potensi subsektor kelautan yang masih bisa dioptimalkan adalah industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain energi, pemasangan pipa dan kabel bawah laut, serta pengangkatan benda dan muatan kapal tenggelam.
Berdasarkan paparan tersebut maka potensi sumber daya laut di Indonesia sebagai berikut;
1) Potensi Sumberdaya Hayati dan Budidaya
Potensi sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan ZEE.
Luas terumbu karang milik Indonesia yang sudah terpetakan mencapai 25.000 kilometer persegi.
Tetapi terumbu karang dalam kondisi sangat baik hanya 5,3 persen, kondisi baik 27,18 persen, cukup baik 37,25 persen, dan kurang baik 30,45 persen.
Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 biota terumbu karang.
Sumber daya ikan di laut Indonesia meliputi 37 persen dari spesies ikan di dunia.
Beberapa jenis ikan di Indonesia mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, dan kerang.
Maka Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia (marine megabiodiversity).
Menurut Food and Agricultural Organization (FAO), potensi sumber daya perikanan tangkap laut Indonesia mencapai sekitar 6,5 juta ton per tahun dengan tingkat pemanfaatan mencapai 5,71 ton per tahun.
Potensi luas areal budidaya laut tercatat 12,1 juta hektar dengan tingkat
pemanfaatan 325.825 hektar atau 2,7 persen. Potensi luas areal budidaya rumput laut tercatat 1,1 juta hektar atau 9 persen dari seluruh luas kawasan potensial budidaya laut yang sebesar 12,1 juta hektar.
Potensi budidaya laut, terdiri dari potensi budidaya ikan (kakap, kerapu, gobia); udang, moluska (kerangkerangan, mutiara, teripang); dan rumput laut, potensi luasan budidayanya sebesar 2 juta ha (20% dari total potensi lahan perairan pesisir dan laut berjarak 5 km dari garis pantai).
Tambak budidaya Udang |
Sedangkan potensi budidaya payau (tambak) mencapai 913.000 ha.
Untuk potensi bioteknologi kelautan masih besar peluangnya untuk dikembangkan, seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, dan benih ikan dan udang.
Perairan Indo-Pasifik, yang sebagian besar terletak di perairan Indonesia
merupakan pusat keanekaragaman terumbu karang dunia, dengan lebih dari 400 spesies.
Juga berbagai jenis ganggang laut tersebar di berbagai wilayah pantai.
Sumberdaya hayati laut kita, selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi juga mempunyai luas habitat yang besar, yaitu : 2,4 juta ha kawasan hutan bakau.
Secara biologi, kawasan pesisir dan laut Indonesia juga mempunyai nilai global, karena perairan Indonesia merupakan tempat bertelur ikan-ikan yang bermigrasi (highly migratory species) seperti tuna, lumbalumba dan berbagai jenis ikan paus serta penyu.
2) Potensi sumberdaya mineral dan energi
Sekitar 70 % produksi minyak dan gas bumi Indonesia berasal dari kawasan pesisir dan laut.
Dari 60 cekungan yang potensial mengandung migas, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 di kawasan pesisir, hanya 6 yang di daratan.
Dari seluruh cekungan tersebut, potensinya diperkirakan sebesar 11,3 miliar barel minyak bumi.
Cadangan gas bumi di kawasan ini diperkirakan sebesar 101,7 triliun kubik. Selain itu kawasan ini juga kaya akan berbagai jenis bahan tambang dan mineral seperti : emas, perak, timah, bijih besi, dan mineral berat.
Di perairan pesisir dan laut Indonesia, juga ditemukan jenis energi baru pengganti BBM, berupa gas hidrat dan gas bionik di lepas pantai barat Sumatera, selatan Jawa Barat serta bagian utara Selat Makassar dengan
potensi yang sangat besar, melebihi seluruh potensi minyak dan gas bumi Indonesia.
Selain sumber energi diatas, terdapat juga sumber-sumber energi non konvensional seperti : energi pasang surut, energi gelombang, OTEC (ocean thermal energy conversion), tenaga surya dan angin.
Potensi sumberdaya mineral lainnya yang dapat dikembangkan adalah air laut dalam (deep ocean water). Air laut dalam merupakan air di kedalaman 200 m, memiliki karakteristik yang berguna untuk kepentingan perikanan, kosmetika dan air mineral.
3) Potensi industri dan jasa maritim
Sehubungan dengan Indonesia adalah negara kepulauan dengan wilayah pesisir dan lautan yang luas, maka industri dan jasa maritim yang potensial untuk dikembangkan adalah :
a) Galangan (pembuatan) kapal dan dockyard;
b) Industri mesin dan peralatan kapal;
c) Industri alat penangkapan ikan (fishing gears) seperti jaring, pancing, fish finders, tali tambang, dll;
d) Industri kincir air tambak (pedal wheel), pompa air, dll;
e) Offshore engineering and structures;
f) Coastal engineering and structures;
g) Kabel bawah laut dan fiber optics;
h) Remote sensing, GPS, GIS, dan ICT lainnya.
4) Potensi Transportasi Laut
Seiring dengan pergeseran pusat ekonomi dunia dari poros Atlantik ke AsiaPasifik, dewasa ini, 70% perdagangan dunia berlangsung di kawasan Asia-Pasifik.
Sekitar 75% produk dan komoditas perdagangan di transportasikan melalui laut Indonesia. Oleh karena itu Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun domestik.
Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah sudah yang maju maupun yang masih terisolasi.
Sebagai negara kepulauan Indonesia memang amat membutuhkan transportasi laut, namun, Indonesia ternyata belum memiliki armada kapal yang memadai dari segi jumlah maupun kapasitasnya. Sekitar 97% dari total barang dan komoditas yang diekspor dan diimpor oleh Indonesia, diangkut oleh kapal-kapal asing dan sekitar 55% dari total barang dan komoditas yang ditransportasikan antar pulau di perairan laut Indonesia, diangkut juga oleh kapal-kapal asing.
Sehingga masih potensial untuk dikembangkan selain meningkatkan pendapatan negara, juga dapat menciptakan lapangan kerja baru. Pemerintah telah berupanya salahsatunya dengan menentukan ALKI, mebenahi manajemen pelabuhan dan adanya Tol Laut.
5) Potensi Pariwisata Bahari
Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari yang memiliki daya tarik bagi wisatawan.
Posisi Indonesia yang strategis, dengan memiliki estetika lingkungan yang sulit ditandingi oleh negara kepulauan lain, seperti gugusan pulau yang indah dan kekayaan keanekaragaman sumberdayahayati lautnya, menjanjikan potensi ekonomi dari kegiatan pariwisata alam dan pariwisata bahari dengan segala variannya.
Prospek ini tentu didukung oleh bergesernya kebutuhan masyarakat global akan kehidupan back to nature, dimana mereka telah jenuh dengan kehidupan dalam lingkungan buatan.
Selain itu juga potensi tersebut didukung oleh kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman flora dan fauna. Misalnya, kawasan terumbu karang di seluruh Indonesia yang luasnya mencapai 7.500 km2 dan umumnya terdapat di wilayah taman laut.
Selain itu juga didukung oleh 263 jenis ikan hias di sekitar terumbu karang, biota langka dan dilindungi (ikan banggai cardinal fish, penyu,dugong, dll), serta migratory species.
Potensi kekayaan maritim yang dapat dikembangkan menjadi komoditi pariwisata di laut Indonesia antara lain: wisata bisnis (business tourism), wisata pantai (seaside tourism), wisata budaya (culture tourism), wisata pesiar (cruise tourism), wisata alam (eco tourism) dan wisata olah raga (sport tourism).
6) Potensi Kultural
Salah satu potensi kelautan Indonesia adalah benda peninggalan budaya masa lalu yang memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu, Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).
Saat ini diperkirakan terdapat 463 titik lokasi kapal tenggelam, yang terjadi sejak abad 14 sampai abad 19.
Pemerintah telah membentuk Panitia Nasional BMKT melalui Keppres No.107 Tahun 2000, agar pemanfaatan BMKT dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan negara, serta mencegah pengangkatan BMKT secara illegal.
b. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan
Pencapaian pembangunan di Indonesia masih berorientasi pertumbuhan
ekonomi dan capaian kesejahteraan yang tinggi namun belum memperhatikan lingkungan. Tidak terjadinya keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan akan berdampak buruk, masalah lingkungan pun akan terus menumpuk.
Menurut UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ekoregion merupakan wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.
Secara umum, tujuan dari pewilayahan ekoregion laut indonesia adalah sebagai dasar pertimbangan dalam penetapan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) dan untuk memberikan arah dalam penetapan RPPLH agar sesuai dengan karakter wilayah ekoregion, termasuk karakteristik sumberdaya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal sehingga dapat dicapai keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian alam dalam rangka mengoptimalkan produktivitas sumberdaya alam laut yang pada akhirnya dapat dicapai pembangunan yang berkelanjutan.
Mengacu pada peraturan tersebut dalam pengelolaan laut Indonesia dikelompokkan dalam 18 ekoregion.
Kedelapan belas ekoregion ini adalah :
Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Samudera Hindia sebelah selatan Jawa, Selat Malaka, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Selat Makassar, Perairan Bali dan Nusa Tenggara, Teluk Tomini, Laut Halmahera, Laut Banda sebelah timur Sulawesi, Laut Banda sebelah selatan Sulawesi, Laut Seram dan Teluk Bintuni, Laut Banda, Samudera Pasifik sebelah utara Papua, Teluk Cendrawasih, dan Laut Arafuru.
Sejalan dengan hal tersebut pengelolaan sumber daya laut berbasis komunitas lokal, merupakan salah satu strategi pengelolaan yang dapat meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam.
Selain itu, pengelolaan ini juga dapat membawa efek positif secara ekologi dan sosial. Pengelolaan dapat dilaksanakan dengan menyatukan sinergi antara tenaga terdidik dan masyarakat.
Kaum terdidik bisa menerapkan berbagai teknologi untuk pemantauan sumberdaya laut, salah satunya adalah teknologi informasi berbasis radio atau dinamakan Monitoring Control and Surveillance (MCS).
Dengan ini, pengembangan riset terkait sumber daya kelautan, baik dari segi fisik laut maupun biota laut dapat diterapkan secara nyata.
Adapun pengelolaan sumberdaya kelautan Indonesia diantaranya meliputi;
1) Pengelolaan Perikanan
Seperti telah disampaikan pada materi sebelumnya potensi perikanan laut indonesia sangat berlimpah. Jumlah ikan yang banyak ini perlu dikelola dengan baik, agar cucu kita juga tetap bisa merasakan ikan yang banyak seperti kita sekarang.
Meski kita membutuhkan ikan untuk dikonsumsi, penangkapan ikan yang berlebihan harus dihindari karena dapat mengancam keberadaan ikan-ikan di laut.
Salah satu cara mengelolanya adalah dengan menangkap ikan layak konsumsi yang memiliki tingkat regenerasi tinggi dan tidak termasuk dalam hewan terancam punah, dan melarang penggunaan jaring pukat harimau, dan menentukan wilayah hak pengelolaan ikan.
Cara lainnya adalah dengan melakukan budi daya, seperti ikan kakap dan kerapu. Selain ikan, ada juga budi daya moluska (kerang-kerangan, mutiara dan teripang), budi daya rumput laut, dan pengembangan industri bioteknologi kelautan (industri ini meliputi industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan dan udang, serta industri bahan pangan).
2) Pengelolaan Pertambangan dan Energi
Seluruh perairan Indonesia punya potensi mineral laut yang sangat besar. 70% potensi minyak bumi dan gas bumi milik Indonesia terletak di wilayah pesisir dan lepas pantai.
Wilayah laut Indonesia juga kaya akan mineral seperti emas, perak,timah, mangan, pasir kuarsa, monazite, zircon, nodul-mangan, kromit, dan bijih besi.
Selain mineral-mineral tersebut, di laut Indonesia juga terdapat potensi nonmigas yang tinggi.
Arus laut, gelombang, pasang surut, hingga suhu dapat digunakan sebagai energi terbarukan dan ramah lingkungan. Salah satu contoh penggunaannya adalah ocean thermal energy conversion (OTEC).
Tak kalah pentingnya adalah soal kebijakan dalam memberikan ijin pertambangan. Dalam pengelolaan sumber daya alam yang berada di laut ini tentu memiliki keuntungan dan kerugian bagi alam maupun manusia, sehingga penambangan bawah laut itu sendiri memiliki peraturan perundang-undangan yaitu UU Minerba tahun 2014 sehingga pengelolaannya dapat berkelanjutan.
Dengan diberlakukannya pasar bebas AFTA maka akan semakin banyak perusahaan atau pun profesional asing yang akan berkompetisi di Indonesia. Salah satu langkah antisipasi yang akan dilakukan adalah upaya memberikan sertifikasi bagi tenaga ahli dan akreditasi bagi fasilitas kerja yang dimiliki agar kemampuannya diakui secara internasional.
3) Pengelolaan Perhubungan Laut
Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat memerlukan sarana transportasi laut. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.000, perlu pengelolaan industri transportasi yang membantu kelancaran transportasi antarpulau tersebut. Sarana ini ditujukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antarpulau.
4) Pengelolaan Pariwisata
Wisata bahari merupakan jenis wisata minat khusus yang mengandalkan daya tarik alami lingkungan pesisir dan lautan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan wisata bahari secara langsung berupa kegiatan diving, snorkling, berenang, berperahu dan lainnya.
Sedangkan wisata bahari secara tidak langsung seperti kegiatan olahraga pantai, piknik menikmati atmosfir laut dan sebagainya.
Kegiatan pariwisata merupakan suatu mata rantai yang melibatkan berbagai komponen di dalamnya seperti, atraksi, amenitas, aksesibilitas, cenderamata,pemandu wisata, dan seterusnya, sehingga pengelolaan pariwisata harus memenuhi unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring.
Manfaat sumberdaya kelautan sangat vital, sehingga pengelolaan sumberdaya kelautan perlu dilakukan agar lestari dan optimal.
Beberapa manfaat sumberdaya kelautan diantaranya sebagai;
1) Sumber pangan
2) Sumber obat-obatan
3) Sumber mineral
4) Sumber energi
5) Sumber lapangan kerja
C. LATIHAN SOAL
1. Sebagai negara yang memiliki posisi stategis sehingga menjadi poros maritim dunia, Indonesia harus memanfaatkan peluang yang ada, seperti ….
A. Membuat kapal-kapal pesiar untuk para turis yang datang
B. Memberlakukan pajak yang tinggi untuk kapal yang melintas
C. Melakukan monopoli dengan negara-negara maritime
D. Membangun pelabuhan-pelabuhan bagi kapal yang transit
E. Melarang keras kapal-kapal melintasi perairan Indonesia
2. Salah satu upaya penegakkan kedaulatan perairan adalah ….
A. rehabilitasi ekosistem laut
B. melarang kapal asing melintasi ALKI
C. penegakkan implementasi RTRW darat-pesisir-laut
D. mitigasi dan adaptasi
E. pemberantasan illegal fishing
3. Indonesia memiliki 3 alur laut kepulauan indonesia (ALKI). Dampak positif yang diperoleh Indonesia yaitu ….
A. sebagai ancaman kedaulatan bangsa dan negara
B. tumbuhnya rasa memiliki kelautan Indonesia
C. meningkatnya kejahatan laut seperti perompak
D. sebagai jalur pelayaran dunia yang dapat meningkatkan perekonomian nasional
E. ancaman penangkapan ikan secara illegal
4. Berikut keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transportasi laut adalah ....
A. pelayaran tergantung pada kondisi laut
B. memerlukan jalur khusus
C. memuat barang dalam jumlah besar
D. cepat sampai
E. biaya mahal
5. Indonesia dilalui jalur perdagangan internasional. Upaya meningkatkan perekonomian nasional melalui jalur laut adalah ....
A. membangun banyak pusat perdagangan
B. meningkatkan keterampilan tenaga kerja
C. meningkatkan ekspor komoditas kelautan ke negara maju
D. menghapus bea masuk barang impor agar harganya murah
E. menjadikan Indonesia sebagai jalur penghubung perdagangan dunia
6. Indonesia dapat menjadi poros maritime dunia berdasarkan potensi sumber daya kelautan karena… .
A. Indonesia memiliki posisi yang strategis diantara jalur perdagangan dunia diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia dan diantara dua benua Asia dan Australia dan berhadapan dengan negara negara maju di Amerika dan Afrika
B. kondisi iklim Indonesia sangat mendukung bagi aktivitas pertanian sehingga menjadikan Indonesia menjadi negara agraris yang diperhitungkan di kawasan Asia.
C. Indonesia memiliki potensi kekayaan laut tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang seperti minyak bumi, emas, nikel, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang ada di bawah permukaan laut.
D. Indonesia memiliki 16.000 pulau yang unik dengan potensi alam yang sangat indah dari sabang sampai merauke dengan berbagai keragaman yang ada didalamnya.
E. Indonesia memiliki keragaman budaya tradisi yang khas dan sangat unik yang dapat mendatangkan banyak sisatawan dari berbagai pelosok dunia.
7. Potensi perairan Indonesia sangat berlimpah sehingga Indonesia dapat menjadi poros maritim dunia berdasarkan karakteristik wilayah perairan karena… .
A. memiliki potensi mangrove yang kaya dengan sumber daya ikan budidaya tambak udang maupun ikan yang potensial.
B. memiliki potensi wisata yang tersebar di beberapa kepulauan di Indonesia Timut dan Barat.
C. Indonesia adalah negara yang sangat kaya alam terhampar di darat dan lautan dan budayanya dengan keragaman yang tinggi.
D. Indonesia merupakan bagian dari dua buah rangkaian pegunungan besar di dunia, yaitu rangkaian Pegunungan Meditrania dan Sirkum Pasifik.
E. memiliki potensi lestari dan potensi budidaya ikan di pesisIr yang tinggi di Indonesia barat dan timur dengan garis pantai 81.000 km.
8. Potensi yang dimiliki indonesia sebagai negara maritime adalah ….
A. memiliki banyak gunung api
B. memiliki luas perairan laut dan sumber daya kelautan melimpah
C. memiliki garis pantai terpanjang di dunia
D. memiliki cadangan emas terbesar di Papua
E. penghasil timah terbesar di Asia Tenggara
9. Energi kelautan yang dapat dikembangkan menjadi energi alternatif adalah...
A. energi rumput laut dan terumbu karang
B. energi gelombang laut dan pasang surut
C. energi pasar dan pesisir
D. energi laut dalam dan laut dangkal
E. energi minyak bumi dan batu bara
10. Faktor penyebab masalah belum optimalnya pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia, kecuali ...
A. lautan Indonesia sangat ganas dan banyak bencana
B. masih tingginya pencurian ikan oleh negara lain
C. pelabuhan laut belum berfungsi secara optimal
D. jumlah industri perkapalan masih rendah
E. armada kapal penangkapan ikan masih sederhana