MATERI SEJARAH INDONESIA KELAS X BAB III A.KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL USUL NENEK MOYANG

 



Pada postingan kali ini kami menyajikan BAB III Kehidupan Manusia Purba dan Asal usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Kompetensi Dasar
3. 3 Menganalisis kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (melanesoid, proto, dan deutero melayu)
4.3 Menyajikan informasi mengenai kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsa indonesia (melanesoid, proto, dan deutero melayu) dalam bentuk tulisan

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL USUL NENEK MOYANG
 

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini, kalian diharapkan dapat membandingkan kehidupan manusia purba dari segi fisik dan non fisik serta menyimpulkan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia melalui diagram peta konsep dengan penuh semangat
 

B. Uraian Materi
1. Manusia purba
Bagaimana cara mengetahui kehidupan manusia yang hidup pada masa awal? Ada dua cara, yaitu : 

- melalui sisa-sisa manusia, tumbuhan, dan hewan yang telah membatu atau biasa disebut dengan fosil 

- dan melalui benda-benda peninggalan sebagai hasil budaya manusia, alat-alat rumah tangga, bangunan, artefak, perhiasan, senjata, atau fosil manusia purba yang diketemukan. 

Kehidupan manusia purba di Indonesia diketahui melalui peninggalan fosil tulang-belulang mereka. Fosil-fosil tersebut meliputi tengkorak, badan, dan kaki.

Fosil tengkorak dengan ukuran kapasitas tempurung kepalanya dapat mengungkap-kan sejauh mana kemampuan berpikir mereka dibandingkan dengan kapasitas manusia modern sekarang. 

Demikian juga dengan bentuk tulang rahang, lengan, dan kaki dapat dibandingkan dengan bentuk tulang yang sama dengan tulang manusia modern sekarang atau dengan jenis kera (pithe). 

Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa mereka berbeda dengan manusia modern sekarang, namun memiliki tingkat kecerdasan tertentu yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kera. 

Mereka telah memiliki tingkat kemampuan untuk mengembangkan kehidupan, seperti halnya manusia sekarang walaupun dengan tingkat yang sangat terbatas. Mereka lazim disebut sebagai manusia purba atau manusia yang hidup pada zaman pra-aksara.

 



Berdasarkan temuan-temuan fosil manusia tersebut, para arkeolog membedakan jenis manusia purba di Indonesia (sejauh yang ada sekarang) ke dalam beberapa jenis. 

Dari jenis-jenis yang ada para ahli membuat semacam tingkatan perkembangan dari manusia purba yang tertua hingga yang lebih muda, yang didasarkan pada indikator-indikator tertentu.

 



 

a. Meganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus (manusia besar tertua dari Jawa) adalah jenis manusia purba yang paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia (Jawa). Fosil Meganthropus paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog, von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di situs Sangiran pada formasi Pucangan. 

Fosil yang ditemukan antara lain berupa fragmen tulang rahang atas dan bawah serta sejumlah gigi lepas. Hingga saat ini Meganthropus dikategorikan sebagai jenis manusia purba yang terpisah (berbeda) dari Homo erectus. 

Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosilnya para ahli menyimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Hidup pada masa Pleistosen awal
• Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan geraham yang besar
• Memiliki bentuk gigi yang homonim
• Memiliki otot-otot kunyah yang kuat
• Bentuk mukanya masif dengan tulang pipi yang tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam serta tidak memiliki dagu.
• Memakan jenis tumbuh-tumbuhan 

 



 

b. Pithecanthropus
Pithecanthropus (manusia kera) adalah jenis manusia purba yang fosilfosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh arkeolog dari Belanda, Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil,Ngawi berupa atap tengkorak dan tulang paha. 

Berdasarkan temuannya tersebut Dubois menamainya dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri tegak). 

Disamping Pithecanthropus erectus jenis Pithecanthropus lainnya yang
ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari Mojokerta). 

 



 



Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, Pithecanthropus memiliki ciri
berikut:
• Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah (1 juta
hingga 1,5 juta tahun silam)
• Tinggi badan sekitar 168 – 180 cm dengan berat badan rata-rata 80 – 100 kg
• Berjalan tegak
• Volume otaknya sekitar 775 cc – 975 cc
• Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata
• Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
• Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
• Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
• Bentuk kening yang menonjol sangat tebal
• Bentuk hidung tebal
• Tidak memiliki dagu
• Bagian belakang kepala tampak menonjol

 



c. Homo Sapiens
Diantara fosil yang berhasil ditemukan di Indonesia adalah jenis Soloensis (dari Solo) dan Wajakensis (dari Wajak, Mojokerto). 

Secara umum Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih progresif dibanding Pithecantropus.

 



Secara khusus ia memiliki ciri-ciri berikut:
a. Volume otak bervariasi antara 1000 – 1450 cc
b. Otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya)
c. Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm dengan berat badan rata-rata 30 – 150 kg.
d. Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi
e. Otot tengkuk mengalami penyusutan
f. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
g. Berjalan dan berdiri tegak
h. sudah lebih sempurna

 




2. Penelitian manusia purba di Indonesia

 


 
 




C. Rangkuman
Zaman ketika manusia purba hidup merupakan masa dimana seluruh kehidupan masih bergantung dengan alam. Pola kehidupan masa purba antara lain sebagai berikut:
 

1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan – Pada masa ini manusia berburu dengan tujuan untuk mengumpulkan bahan makanan bagi kelompoknya, ciri-ciri kehidupannya adalah:
a. Tidak memiliki tempat tinggal tetap
b. Hidup sendiri atau dalam kelompok kecil
c. Mengumpulkan makanan berupa umbi-umbian
d. Menggunakan kapak genggam untuk berburu hewan
e. Menempati gua
f. Membuat lukisan cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan terpanah. Lukisan tersebut dibuat menggunakan warna hitam, putih, dan merah

 

2. Masa Bercocok Tanam – Pada masa ini manusia telah mengenal bercocok tanam dan tinggal dalam suatu wilayah lebih lama, ciri-ciri kehidupannya adalah:
a. Mulai menetap disekitar lokasi bercocok tanam
b. Mulai mengenakan pakaian dari kulit hewan dan kulit kayu
c. Membuat rumah dari kayu
d. Berpindah jika tanah sudah tidak subur
e. Menggunakan alat bercocok tanam, seperti mata panah, beliung persegi dan kapak lonjong
f. Menggunakan perhiasan

 

3. Masa Mengenal Kepercayaan – Pada masa ini manusia telah mengenal kepercayaan terhadap sesuatu, seperti matahari, hewan, pohon dan lainnya. Ciri-ciri kehidupannya adalah:
a. Melakukan upacara-upacara tertentu sebagai tanda jika terdapat kekuatan yang melebihi manusia
b. Mulai membangunan bangunan besar untuk upacara-upacara tertentu
c. Masa Perundagian – Pada masa ini manusia mulai memiliki kehidupan yang lebih maju, ciri-ciri kehidupannya.
d. Mulai tinggal dalam sebuah desa atau perkampungan dalam waktu yang cukup lama
e. Telah mampu mengolah logam untuk dibuat perhiasan, seperti cincin atau kalung
f. Mengenal sistem perdagangan sederhana, yaitu barter untuk mendapatkan logam, hasil bercocok tanam, hewan, dan lainnya
 

4. Peralatan Manusia Purba
Bukti keberadaan manusia purba di Indonesia juga didukung oleh peninggalan berbagai macam perkakas yang digunakan untuk membantu kehidupan mereka. Berikut ini adalah alat-alat manusia purba, antara lain:
a. Kapak Genggam – Alat ini digunakan oleh manusia purba jenis Pithecanthropus untuk berburu. Struktur dan bentuknya masih sangat sederhana, yaitu hanya satu bagian sisi yang tajam. Kapak Genggam digunakan dengan cara digenggam untuk memotong benda. Alat ini ditemukan di beberapa situs purba, seperti Trunyan (Bali), Awangbangkal (Kalimantan Selatan) dan Kalianda (Lampung).
b. Alat Serpih – Alat ini digunakan oleh manusia zaman dahulu untuk menusuk, memotong dan melubangi kulit binatang. Bahan pembuatnya adalah serpihan batu dari batu yang dibuat menjadi Kapak Genggam. Penemuan Alat Serpih terdapat di Gombong (Jawa tengah) dan Cabbenge (Flores).
c. Kapak Persegi – Peralatan ini terbuat dari batu yang digunakan untuk memahat, mencangkul dan berburu. Bentuknya segi empat dimana kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu pangkal diberi lubang untuk memasang tangkai. Alat ini banyak ditemukan di situs-situs purba mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

d. Kapak Lonjong – Kapak ini berbentuk lonjong dengan pangkal lebar dan tajam. Pada bagian ujung akan diikat dengan gagang agar dapat digunakan. Kapak Lonjong adalah batu yang diasah hingga halus dan ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
e. Menhir, yaitu sebuah tugu batu raksasa, tinggi dan besar. Dahulu digunakan untuk tempat pemujuaan manusia prasejarah.
f. Dolmen, yaitu batu yang disusun berbentu meja dan digunakan manusia zaman dahulu untuk menyimpan sesaji persembahan.
g. Sarkofagus adalah peri mati yang terbuat dari batu.
h. Arca merupakan peninggalan masa lampau berupa batu yang dipahat hingga membentuk makhluk hidup tertentu.
i. Bejana Perunggu – Bejana ini adalah peninggalan yang terbuat dari perunggu. Bentuknya mirip gitar Spanyol tanpa gagang. Benda ini ditemukan di Madura dan Sumatera.
j. Kapak Corong adalah kapak yang terbuat dari perunggu dan bagian atasnya berbentuk mirip corong. Alat purba ini ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi dan Papua


D. Latihan Soal
1. Pithecanthropus berarti manusia kera. Dasar pemberian nama ini adalah:
a. Tinggi badan Pithecanthropus hampir sama dengan tinggi badan manusia modern
b. Bentuk tubuh Pithecanthropus menyerupai manusia tetapi berwajah kera
c. Kehidupan Pithecanthropus sudah teratur seperti kehidupan manusia modern
d. Volume otak Pithecanthropus berada antara volume otak manusia dan kera
e. Bentuk kepala Pithecanthropus mendekati bentuk kepala manusia

2. Salah satu keterampilan sosial Homo erectus yang patut kita teladani adalah:
a. Menjunjung tinggi kedisiplinan
b. Memiliki kemampuan membuat api
c. Memiliki kemampuan berinteraksi dengan sesamanya
d. Menanamkan kekerabatan sosial dalam kehidupan
e. Mengembangkan sikap kerja sama dan tanggung jawab

3. Adanya zaman Azoikum, Paleozoikum, Mesozoikum dan Neozoikum merupakan pembagian masa pra aksara berdasarkan:
a. Arkeologi
b. Geologi
c. Antropologi
d. Paleontologi
e. Filologi

4. Salah satu jenis manusia purba di Indonesia adalah Meganthropus palaeojavanicus. Manusia purba tersebut mempunyai ciri:
a. Ukuran geraham besar
b. Volume otak 900 cc
c. Muka menonjol ke depan
d. Pipi menonjol ke depan dan ke samping
e. Rahang besar bawah besar melebihi rahang simpanse

5. Perhatikan data di bawah ini!
1) Ditemukan di Desa Sangiran lembah Sungai Bengawan Solo
2) Ditemukan di Desa Trinil lembah Sungai Bengawan Solo
3) Ukuran tubuh sangat besar dan kuat
4) Sudah berjalan tegak seperti manusia
5) Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890
6) Ditemukan oleh von Koenigswald
Berdasarkan data di atas yang termasuk ciri-ciri manusia purba Meganthropus paleojavanicus yang dianggap sebagai manusia tertua di Pulau Jawa terdapat pada nomor:
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 6)
c. 2), 4), dan 5)
d. 3), 4), dan 5)
e. 4), 5), dan 6)