Sumpah Pemuda
Kompetensi Dasar
3.4 Menghargai nilai-nilai sumpah pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa kini
4.4 Menyajikan langkah-langkah dalam penerapan nilai-nilai sumpah pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan dan atau media lain
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 LAHIRNYA SUMPAH PEMUDA
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan anda dapat menjelaskan latar belakang lahirnya sumpah pemuda, serta membuat laporan tertulis tentang langkahlangkah dalam penerapan nilai-nilai sumpah pemuda
B. Uraian Materi
1. Latar belakang Sumpah Pemuda
Pernahkah kalian bersumpah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu ? Seringkali ketika kita melakukan kesalahan karena penyesalan yang kita rasakan kita mengucapkan sumpah untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.
Tahukah anda di dalam sumpah yang kita ucapkan terdapat janji kita terhadap Tuhan, diri sendiri dan kepada orang lain yang mengikat, dan akan terus kita ingat dan berusaha kita tepati.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas sebuah peristiwa besar yang di dalamnya terdapat sumpah atau janji dari para pemuda kepada bangsa dan tanah airnya. Peristiwa tersebut dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda merupakan salah satu kejadian penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Sumpah atau ikrar dari sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa demi cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Para pemuda di masa itu sadar bahwa pergerakan organisasi yang bersifat kedaerahan tidak pernah memberikan hasil berarti untuk kemerdekaan Indonesia karena pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan oleh penjajah Belanda.
Sebab itulah organisasi-organisasi pemuda ini sepakat untuk melebur menjadi satu dan membuat pergerakan secara serentak untuk melawan penjajah, hal inilah yang membuat para pemuda sepakat untuk mengadakan kongres pemuda.
Kongres ini bertujuan untuk menyatukan organisasi-organisasi yang pada saat itu terpecah belah.
Kongres pemuda diadakan sebanyak dua kali, yakni
- Kongres Pemuda kesatu yang berlangsung pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926.
- Sedangkan Kongres Pemuda Kedua diadakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang diadakan selama dua hari lamanya, tepatnya di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta.
Kongres ini diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Anggota PPPI terdiri dari pelajar-pelajar dari seluruh wilayah Indonesia.
Ada sejumlah perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia yang menghadiri kongres ini, yakni :
1. Jong Java
2. Jong Batak
3. Jong Celebes
4. Jong Sumatranen Bond
5. Jong Islamieten Bond
6. Jong Ambon
Kongres yang diadakan di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta ini
bukanlah pertemuan yang pertama yang diadakan oleh para pemuda.
Pertemuan pertama justru diadakan pada tahun 1926.
Hasil dari pertemuan ini keluar pada tanggal 20 Februari 1927.
Di tahun berikutnya, tepatnya di bulan Mei 1928 pertemuan para pemuda ini kembali diadakan dan dilanjutkan lagi dengan pertemuan di tanggal 12 Agustus 1928 yang dihadiri oleh seluruh barisan organisasi pemuda Indonesia.
Dari pertemuan tanggal 12 Agustus 1928 inilah yang memutuskan untuk mengadakan kongres di bulan Oktober 1928.
Perihal susunan kepanitiaan diambil dari masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan.
Keputusan inilah yang mengobarkan semangat para pejuang tanah air untuk memperjuangkan terbentuknya tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Pada perkumpulan-perkumpulan yang membahas kemerdekaan Indonesia berikutnya, Sumpah Pemuda selalu dijadikan
asas bersama.
Selain itu, Sumpah Pemuda juga selalu disiarkan di semua surat kabar berbahasa Indonesia dan selalu dibacakan sebagai pembuka rapat perkumpulan-perkumpulan.
2. Pelaksanaan Sumpah Pemuda
a. Kongres Pemuda 1
Kongres Pemuda yang pertama ini diadakan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1928.
Kongres ini dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatra Bond Jong Ambon, Sekar Rukun Jong Batak dan para Pemuda Theosofi.
Kongres pertama ini mengedepankan tema pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda yang kemudian berdiri dalam satu payung untuk mencapai Indonesia merdeka.
Sejumlah tokoh yang menjadi pembicara dalam kongres ini adalah Sumarto, M. Tabrani, Muh. Yamin, Bahder Johan dan Pinontoan.
Meski terbentuk kesepakatan untuk menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia, badan untuk mewadahi semua organisasi pemuda saat itu masih gagal terbentuk.
Hal ini terjadi karena adanya kesalahpahaman serta beda pendapat antara anggota kongres.
Setelah Kongres Pemuda 1 ini, masih diadakan sejumlah pertemuan lainnya untuk membahas mengenai wadah tunggal organisasi pemuda dari seluruh Indonesia.
Keputusan penting hasil dari Kongres Pemuda 1 ini adalah:
1. Semua perkumpulan pemuda harus bersatu dalam organisasi
2. Perlu segera diadakan Kongres Pemuda kedua
b. Kongres Pemuda 2
Ada tiga rapat yang dihadiri oleh para pemuda di Kongres Pemuda Kedua ini. Rapat pertama bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), hari Sabtu, 27 Oktober 1928.
Rapat dibuka oleh Ketua PPPI, Soegondo Djojopoespito. Dalam sambutannya, Soegondo mengatakan bahwa ia sangat mengharapkan kongres ini bisa memperkuat semangat persatuan yang ada di dalam hati para pemuda peserta kongres, dan seluruh Indonesia nantinya.
Ia melanjutkan dengan menjelaskan lima factor yang bisa membuat persatuan Indonesia menjadi lebih kuat, yakni sejarah, Bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan yang kuat.
Rapat kedua bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop di tanggal 28 Oktober 1928. Rapat kedua ini banyak membahas seputar pendidikan.
Di hari kedua ini yang jadi pembicara adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro.
Kedua pembicara ini memiliki pendapat bahwa anak-anak harus mendapat pendidikan kebangsaan. Selain itu mereka juga mengetengahkan pentingnya keseimbangan antara pendidikan sekolah dan di rumah.
Rapat ketiga, sekaligus menutup kongres mengambil tempat di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Di sini Sunario yang menjadi pembicara memberikan penjelasan akan pentingnya nasionalisme dan demokrasi mengiringi gerakan kepanduan.
Ramelan yang ikut menjadi pembicara di rapat ketiga ini mengatakan bahwa gerakan kepanduan tidak boleh dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan yang ditanamkan sejak dini ada anak-anak bisa mendidik mereka untuk menjadi disiplin dan mandiri.
Kedua hal tersebut sangatlah dibutuhkan dalam perjuangan menuju kemerdekaan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta: Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto, Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan, Amir (Dienaren van Indie), Saerun (Keng Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat, Sartono, Bahder Djohan, S.M. Kartosoewirjo, Dali, Setiawan, Darsa, Sigit (Indonesische Studieclub), Dien Pantouw, Siti Sundari, Djuanda, Sjahpuddin Latif, Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken), Emma Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami, Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi, Soekowati (Volksraad), Jos Masdani, Soemanang, Kadir, Soemarto, Karto Menggolo, Soenario (PAPI & INPO), Kasman Singodimedjo, Soerjadi, Koentjoro Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo, Martakusuma, Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad Nazif, Sujono (Volksraad), Mohammad Roem, Sulaeman, Mohammad Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas (Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi, Wage Rudolf Soepratman, Nona Tumbel.
c. Isi Sumpah Pemuda
Satu hal yang unik adalah istilah Sumpah Pemuda tidak muncul pada hasil kongres di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 tersebut. Istilah ini justru muncul setelah kongres itu selesai.
Ini dia bunyi dari Sumpah Pemuda yang tercatat di prasasti dinding Museum Sumpah Pemuda:
Kami Poetra dan Poetri Indonesia , Mengakoe Bertoempah darah Jang Satoe, Tanah Indonesia
Kami Poetra dan Poetri Indonesia , Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia
Kami Poetra dan Poetri Indonesia , Mendjoendjoeng Bahasa Persatuan , Bahasa Indonesia
Ketiga kalimat yang menjadi rumusan Kongres Sumpah Pemuda tersebut ditulis oleh Moehammad Yamin di atas secarik kertas yang disodorkan pada Soegdondo saat Sunario sedang berpidato di sesi terakhir kongres.
Moehammad Yamin berbisik pada Soegondo bahwa ia mempunyai sebuah formula yang terlihat lebih elegen demi keputusan kongres ini.
Melihat isi dari apa yang dituliskan Moehammad Yamin, Soegondo membubuhkan paraf setuju di secarik kertas tersebut, lalu diteruskan kepada peserta kongres untuk kemudian ikut membubuhkan paraf setuju.
Pada awalnya, sumpah tersebut dibacakan Soegondo dan kemudian dijelaskan secara lebih mendetail oleh Moehammad Yamin.
Di dalam kongres pemuda kedua yang bersejarah ini, berkumandang sebuah lagu yang diciptakan oleh W. R. Soepratman. Lagu tersebut adalah lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan Indonesia yang dikumandangkan pada setiap upacara bendera di sekolah serta acara-acara penting lainnya.
Diperdengarkan untuk pertama kalinya di muka publik di tahun 1928, teks lagu Indonesia Raya juga dipublikasikan pada media cetak surat kabar Sin Po lengkap dengan kalimat dalam surat kabar tersebut yang menyatakan bahwa lagu ini adalah lagu kebangsaan.
Meski sempat dilarang oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada saat itu, namun para pemuda terus menyanyikan lagu tersebut di setiap ada kesempatan.
C. Rangkuman
1. Kesadaran masing-masing organisasi kepemudaan bahwa pergerakan organisasi yang bersifat kedaerahan mudah dipatahkan oleh penjajah Belanda
2. Kongres Pemuda I dilaksanakan pada 30 April-2 Mei 1928 dengan keputusan :
a. Semua perkumpulan pemuda harus bersatu dalam organisasi
b. Perlu diadakannya kongres pemuda kedua
3. Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dengan hasil Sumpah Pemuda :
a. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia
b. Kami Putran dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia
c. Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia
D. Latihan Soal
I. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pemahamanmu
1. Bagaimanakah peran anda sebagai pemuda Indonesia pada masa kini dalam menyikapi sumpah pemuda?.
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang benar
1. Upaya mempersatukan mempersatukan bangsa Indonesia dimulai dari
mempersatukan organisasi pemuda melalui. Kongres Pemuda yang I pada tahun
…
A. 1908
B. 1925
C. 1926
D. 1927
E. 1928
2. Pada rapat kedua, Konggres Pemuda II membahas masalah …
A. Pelatihan kemandirian bangsa
B. Pendidikan kebangsaan dan demokrasi
C. Pembentukan Ikrar Sumpah Pemuda
D. Mempersiapkan konggres-konggres pemuda berikutnya
E. Semua perkumpulan pemuda harus bersatu dalam organisasi
3. Istilah Indonesia menjadi nama resmi di seluruh tanah air, bangsa, dan negara Indonesia dikenal melalui peristiwa …
A. Kebangkitan Nasional
B. Proklamasi Kemerdekaan
C. Sidang BPUPKI
D. Sumpah Pemuda
E. Sidang PPKI
4. Konggres pemuda I dilaksanakan pada tanggal....
A. Tanggal 30 April-2 Mei 1926
B. Tanggal 30 April-2 Mei 1928
C. Tanggal 23 April-2 Mei 1926
D. Tanggal 23 April-2 Mei 1928
E. Tanggal 30 Mei-2 Juni 1927
5. Tujuan Sumpah Pemuda tahun 1928 adalah ….
A. Menambah kegiatan gerakan pemuda Indonesia
B. Mempersatukan seluruh kekuatan gerakan pemuda Indonesia
C. Mempersatukan seluruh bangsa Indonesia
D. Mempercepat proses pencapaian kemerdekaan
E. Mengkoordinasi gerakan-gerakan politik Indonesia