Pemikiran-Pemikiran yang melandasi revolusi-revolusi besar dunia (Amerika, Perancis, Cina, Rusia, dan Indonesia) dan pengaruhnya bagi kehidupan umat manusia pada masa kini
Kompetensi Dasar
3.4. Menganalisis Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi revolusi-revolusi besar dunia (Amerika, Perancis, Cina, Rusia, dan Indonesia) dan pengaruhnya bagi kehidupan umat manusia pada masa kini
4.4. Menyajikan hasil analisis tentang pemikiran-pemikiran yang melandasi revolusi-revolusi besar dunia (Amerika, Peramcis, Cina, Rusia, Indonesia) dan pengaruhnya bagi kehidupan umat manusia pada masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain
Dari gambar di atas dapat kita simpulkan bahwa telah terjadi perubahan teknologi informasi yang luar biasa di dalam masyarakat dunia. Dari komunikasi yang hanya menggunakan bahasa isyarat, bahasa verbal, komunikasi informasi yang menggunakan surat menyurat sederhana, sampai dengan komunikasi informasi yang sangat canggih dengan menggunakan Handphone dan internet.
Penggunaan internet telah merubah wajah dunia, merubah kultur dan budaya masyarakat, arus infomasi menjadi tanpa batas. Perubahan-perubahan seperti ini berlangsung dengan cepat, maka disebut dengan Revolusi.
Tahukah kamu jika revolusi tidak saja terjadi dalam bidang teknologi seperti contoh di atas ? namun beberapa revolusi juga terjadi dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, yang bahkan Revolusi itu telah terjadi berabad-abad yang lalu. Revolusi-revolusi dunia yang dimaksudkan adalah revolusi yang lahir sebagai akibat adanya keterbatasan, tekanan, kesewenang-wenangan, kekejaman, penindasan yang dilakukan oleh suatu kekuasaan.
Revolusi ketika itu terjadi karena adanya keinginan untuk lepas dari kesengsaraan itu, mereka ingin merdeka sebagai manusia yang memiliki kedudukan yang sama.
Tentu kalian mengenal Negara Amerika Serikat, Perancis, Cina, Rusia, dan Negara Indonesia sendiri bukan ? Negara-negara tersebut adalah negara-negara merdeka yang kemerdekaannya diraih dari perjuangan keras rakyatnya.
Revolusi Amerika yang mencapai puncaknya pada tanggal 4 Juli 1776, merupakan perwujudan kebebasan rakyat Amerika dari tekanan kerajaan Inggris.
Perjuangan rakyat Perancis dalam menentang monarki absolut, mencapai puncaknya dengan adanya serangan ke penjara Bastilles, 14 Juli 1789. Absolut raja Perancis tumbang, kini rakyat Perancis memiliki UUD, memiliki badan legislatif, negara Perancis menuju ke arah demokrasi meskipun kemudian muncul kembali pemerintahan otokrasi dibawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
Di Cina, terjadi perjuangan rakyat menentang penjajahan dan dominasi Inggris, Perancis, Jepang, dan pemerintahan Dinasty Mansyu yang dianggap asing oleh rakyat Cina.
Revolusi Cina meletus pada tanggal 10 Oktober 1911 di Wuchang dengan diproklamasikannya Republik Tiongkok oleh dr. Sun Yat Sen. Tiongkok Utara tetap dikuasai Ratu Tsi Syi dari Dinasti Mansyu.
Pada tanggal 1 Oktober 1949, terbentuklah Republik Rakyat Tiongkok dengan Presidennya Chiang Kai Shek.
Revolusi rakyat Rusia dimulai dari ketidakadilan yang dirasakan oleh petani-petani yang tidak memiliki lahan, tanah dikuasai para tuan tanah (bangsawan). Tsar Alexis I di dalam Undang-Undang Perbudakan menetapkan bahwa petani memilik status sebagai budak dari tuan-tuan tanah.
Pada tahun 1861 Tsar Alexander II menghapuskan perbudakan ini dengan mengeluarkan Undang-Undang Emansipasi yang isinya menghapuskan perbudakan dan petani bekas budak mendapatkan tanah
sebbagai miliknya sebagai hak kolektif dalam suatu desa.
Namun kemudian muncullah istilah Mir, yaitu kepala desa yang mengepalai tanah desanya. Mir muncul layaknya tuan tanah baru. Muncullah pemberontakan rakyat menuntut persamaan hak.
Dipihak lain industrialisasi yang dibangun Rusia menimbulkan golongan baru yaitu kaum buruh yang tidak memiliki hak-hak politik. Tahun 1905 terjadi pemogokan umum, kaum buru membentuk Dewan Buruh.
Akibat pemberontakan ini terjadi perubahan di Rusia, yaitu adanya perubahan agratian dan terbentuknya Duma (Dewan Perwakilan Rakyat).
Revolusi Indonesia terjadi karena didorong oleh adanya kekerasan, penindasan, dan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Jepang.
Puncak Revolusi Indonesia yaitu dengan terjadinya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, oleh Soekarno dan Moehammad Hatta.
Jika kita menyimak diskripsi di atas, diketahui bahwa revolusi-revolusi besar dunia, seperti di Amerika, Perancis, Cina, Rusia, dan Indonesia terjadi didorong oleh adanya kesengsaraan dan penderitaan akibat penindasan yang dilakukan oleh kekuasaan absolut atau kekuasaan asing yang melakukan penjajahan.
Artinya, pengakuan persamaan hak itu wajib hukumnya. Semua manusia di seluruh permukaan bumi menginginkan kesamaan kedudukan, hak, dan kewajiban. Dengan adanya keinginan bahwa manusia memiliki kesamaan di dalam kedudukan, hak, dan kewajiban, maka dilakukan kesepakatan-kesepakatan bersama yang mengikat seluruh warga negara.
Kesepakatan bersama ini juga dapat membatasi dan menghalangi kekuasaan yang bertindak sewenang-wenang, juga mengakui adanya kebebasan dan Hak Asasi Manusia.
Revolusi - Revolusi Besar dunia yang terjadi di beberapa negara, pada kenyataannya telah turut mempengaruhi perubahan masyarakat di bagian dunia lainnya.
Revolusirevolusi rakyat yang menentang penindasan dan penjajahan telah mempengaruhi rakyat tertidas lainnya. Mereka mendapatkan keberanian dan semangat untuk juga menentang dan melakukan perlawanan terhadap penindasan dan penjajahan yang
terjadi pada mereka.
Contohnya Revolusi Perancis terjadi salah satunya karena terinspirasi dari perang kemerdekaan rakyat Amerika. Ide tentang kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri yang berkembang di Amerika dan Eropa telah mempengaruhi terbentuknya pergerakan nasional di Asia dan Afrika.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PEMIKIRAN-PEMIKIRAN YANG MELANDASI REVOLUSI-REVOLUSI BESAR DUNIA (AMERIKA, PERANCIS, DAN CINA)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian mampu menganalisis pemikiran-pemikiran yang melandasi revolusi-revolusi besar dunia (Amerika, Perancis, Cina), menyajikannya dalam bentuk Mind Map, serta mampu menumbuhkembangkan sikap mandiri, teliti, dan percaya diri kalian.
B. Uraian Materi
1. Revolusi Amerika
Peta Koloni awal Amerika Serikat |
a. Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi
1) Paham Kebebasan dalam Perdagangan (Ekonomi)
Rakyat Amerika atau kaum koloni menganut paham kebebasan dalam perdagangan. Mereka bebas menjual dan membeli barang dagangan dengan siapa saja dengan harga yang disepakati bersama tanpa tekanan. Hal ini bertentangan dengan kehendak Inggris yang memerintahkan orang-orang di Amerika hanya menjual barang dan membeli barang kepada Inggris.
2) Paham kebebasan dalam Politik
Koloni Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, melainkan diciptakan oleh pelarian-pelarian agama yang tidak tahan hidup tertekan di Inggris, karena agamanya dilarang oleh pemerintah Inggris. Kaum koloni ini menyatakan bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru.
Paham kebebasan kaum koloni ini bertentangan dengan pendapat Inggris yang mengklaim bahwa koloni adalah jajahannya. Faktor ini yang juga menyebabkan Amerika Serikat menjunjung tertinggi Hak Asasi Manusia dalam konstitusinya.
Gambar gedung kongres Amerika Serikat 1, 1889
|
b. Sebab dan Jalannya Revolusi Amerika
Sebelum kedatangan orang kulit putih telah dihuni oleh penduduk asli yaitu suku bangsa Maya di Amerika Tengah, Aztecs di Mexico, Inka di Peru, Cibcha di Colombia, Sioux-Apache-Cheyenne di Amerika Utara. Orang kulit putih pertama yang datang dan mendiami Amerika adalah bangsa Noor dari Norwegia yang dikenal dengan nama Viking sekitar tahun 981 M.
Pada tahun 1492, Columbus sampai di Kepulauan Bahama, Cuba dan Santo Dominggo. Ia mengira telah sampai di India, sehingga penduduk pulau itu disebut Indian.
Semua pulau-pulau ini dimasukkannya dalam daerah kerajaan Spanyol. Setelah kedatangan Columbus itu, banyak orang Spanyol dan juga Portugis yang datang ke Amerika. Hingga akhirnya Mexico, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan menjadi jajahan Spanyol. Brazil menjadi jajahan Portugis.
Tinggal Amerika Utara yang belum ada pemiliknya. Mulailah pada abad ke-17, perebutan Amerika Utara oleh Perancis, Inggris, dan Belanda.
1. Perancis
Tahun 1603 Samuel de Champlain menduduki Canada. 1682 La Salle menduduki daerah Sungai Misisipi. Tahun 1699 Berville menduduki daerah MuaRa Sungai Misisipi. Dengan ini Perancis mempunyai jajahan bagian tengah Amerika Utara (dari Canada ke New Odeans).
2. Inggris
Tahun 1584 Baleigh menduduki Virginia. Tahun 1620 Pilgrimfathers (Mayflower) menduduki Massachusetts. Tahun 1623 Calvert menduduki Meryland. Dengan ini timbul jajahan Inggris di sepanjang pantai Timur Amerika Utara.
3. Belanda
Tahun 1609 Hudson menduduki Sungai Hudson. Tahun 1626 Belanda menduduki Nieuw Amsterdam (sekarang New York)
Tahun 1674 Inggris merebut Nieuw Amsterdam yang kemudian mengganti namanya menjadi New York.
Dalam perang tujuh tahun (1756-1763) Inggris merebut dari Prancis wilayah Canada dan Louisiana (daerah Missisippi) sebelah Timur Sungai Missisippi. Lousiana sebelah Barat Missisippi dibeli dari Perancis pada tahun 1803.
Florida dibeli dari Spanyol tahun 1819. Texas diduduki tahun 1845. California diambil dari Mexico 1848. Alaska dibeli dari Rusia tahun 1867 (diduduki Rusia pada tahun 1825). Dengan ini terjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai Canada dan USA.
c. Perang Tujuan Tahun (1756 - 1763)
Jajahan Inggris di Amerika Utara terletak di sepanjang pantai timur. Dibelakang jajahan Inggris ini (di tanah pedalaman) terletak jajahan Perancis yang memanjang dari pantai selatan sepanjang sungai Missisippi (louisiana) sampai Canada.
Sebab-sebab:
Tembak menembak antara pasukan Perancis dan Inggris di dekat benteng Perancis Duquesne (Pittsburgh). Dalam tembak menembak ini nampak untuk pertama kali keberanian besar dari George Washington.
Dalam perang ini Perancis kalah. Dilakukanlah perdamaian Paris yang isinya:
a. Canada dan Lousiana di sebelah timur Missisippi diberikan kepada Inggris, Lousiana sebelah Barat Missisippi diberikan kepada Perancis.
b. Perancis menyerahkan semua jajahannya kepada Inggris
Akibatnya: Perancis mengakhiri penguasaan di Amerika, sementara Inggris timbul sebagai penjajah di Amerika Utara.
d. Perang Kemerdekaan Amerika (1771 - 1783)
Sebab-sebab Umum :
1. Jajahan Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris tetapi diciptakan pelarian-pelarian agama yang tidak tahan hidup tertekan di Inggris, karena agamanya dilarang pemerintah Inggris. Mereka keluar dari Inggris untuk mencari kebebasan hidup dan mendarat di Amerika.
Diantara mereka yang terkenal adalah the pilgrimfather yang mendarat pada tahun 1620 dengan kapal Mayflower dan mendirikan Massachusetts.
Orang Amerika sekarang menganggap the pilgrimfather sebagai pendiri-pendiri Amerika.
Karena itu maka orang-orang Amerika sangat mencintai kebebasan dan kemerdekaan. Tetapi Inggris menganggap Amerika itu sebagai tanah jajahannya dalam arti kata yang kolot.
2. Inggris memerintahkan bahwa hasil bumi Amerika seperti tembakau, gula, kapas, boleh dijual hanya kepada Inggris dan Amerika diperbolehkan hanya membeli barang-barang kebutuhannya dari Inggris saja.
Dengan ini harga dapat dipermainkan oleh Inggris. Orang-orang Amerika yang menganut faham kebebasan juga dalam perdagangan menentang aturan Inggris itu
3. Inggris yang butuh uang untuk mengisi kas Negara yang kosong karena biaya untuk perang tujuh tahun memaksa Amerika untuk membayar pajak.
Karena perang tujuh tahun itu berarti juga perluasan daerah dan perlindungan bagi Amerika.
Amerika mau membayar pajak asalkan Amerika mendapat perwakilan parlemen Inggris. “No Taxation without representation” jawab mereka kepada Pemerintah Inggris, namun Inggris terus memaksa dan timbullah ketegangan.
Sebab Khusus :
Pada tahun 1773 berlabuhlah di Boston 3 kapal Inggris yang memuat teh untuk Amerika. Atas teh ini Amerika harus membayar pajak kepada Inggris. Orang Amerika menolak.
Pada malam hari orang-orang Amerika menyamar sebagai orang Indian dan melemparkan teh-teh itu ke dalam laut. Inggris marah dan menghukum Boston.
Orang Amerika lainnya membela Boston dan pecahlah perang antara Inggris dan Amerika yang dipimpin oleh George Washington. Peristiwa ini sering disebut dengan ‘The Boston Tea Party’, 16 Desember 1773.
Jalan Perang (1775 - 1778)
1. Pertempuran pertama meletus di Lexington, kemudian di Boston.
Inggris memerintahkan Canada untuk membantu tentara Inggris namun permintaan ini ditolak sehingga Inggris menggempur Canada untuk memaksa orang-orang di Canada dan timbullah pertempuran-pertempuran di Canada yang memberi kesempatan bagi Washington untuk mengatur tentaranya.
Pada waktu itu orang-orang Amerika sesungguhnya belum menyadari apakah tujuan peperangan itu. Mereka bertempur melawan Inggris karena mereka merasa tertindas oleh aturan-aturan Inggris dan tidak untuk merdeka.
Tetapi ini segera berubah menjadi perang kemerdekaan yang sesungguhnya ketika orang Amerika di tahun 1776 membaca tulisan Thomas Paine yang berjudul “ Common Sense". Tujuan menjadi terang yaitu “ kemerdekaan. Pada tahun itu juga meraka mengumumkan “ Decralation of Independence”
2. Declaration of Independence (4 Juli 1776)
Amerika menyatakan dirinya merdeka. Proklamasi ini disusun oleh Thomas Jefferson dalam Kongres di Philadelpia dari 13 negara bagian. Dan terkenal di dalamnya terkandung pernyataan hak-hak manusia (human rights).
3. Articles of Confederation (1777)
Kongres dari Negara-negara bagian menyetujui dan menerima rencana konfederasi dan terbentuklah The United States of America (USA).
Negara pertama yang mengakuinya adalah Prancis (1778) yang kemudian membantu USA melawan Inggris dengan mengirimkan Jenderal Lafayette ke Amerika.
Tindakan Perancis ini disebabkan oleh:
a. Perancis ingin membalas dendam kepada Inggris, karena dulu kalah
terhadap Inggris dalam perang tujuh tahun
b. Hasil diplomasi dari Benjamin Franklin di Eropa.
Pada tahun 1779 Spanyol membantu USA (ingin mendapatkan kembali Gilbaltar dan Florida) dan mengumumkan perang kepada Inggris. Dengan bantuan-bantuan ini kedudukan USA menjadi kuat.
4. Perdamaian Paris (1784)
Inggris akhirnya kalah. Jenderal Inggris Cornwellis menyerah dengan 7000 orang tentaranya di Yorktown kepada Washington dan Lavayette. Perang berakhir. Perjanjian perdamaian diadakan di Paris yang isinya:” Inggris mengakui kemerdekaan USA”.
e. Pembentukaan Undang-Undang Dasar (1787 - 1789)
Tahun-tahun terakhir perang kemerdekaan sampai dengan pembentukan UUD merupakan masa pertentangan dan perselisihan antara 13 negara bagian. Nampak di sini adanya 2 blok: Selatan (9 negara bagian) dan Utara (4 negara bagian).
Negara-negara bagian Selatan dipimpin oleh Thomas Jefferson dan Utara oleh Hamilton. Selatan menghendaki kekuasaan terbesar pada masing-masing Negara, Utara menghendai kekuasaan terbesar pada pemerintahan pusat.
Pada tahun 1787 semua wakil Negara-negara berkumpul di Philadelpia untuk menyusun UUD. Antara Utara dan Selatan akhirnya didapat kompromi, yaitu Negara masing-masing bersumpah setia pada UUD dan tidak akan melanggarnya.
Sebaliknya pemerintah pusat tidak akan campur tangan dalam negeri Negara-negara bagian. Urusan dalam negeri dipegang negara masing-masing.
Urusan umum, luar negeri, pertahanan, dan lain-lain mengenai negara-negara Amerika itu semuanya dipegang oleh pemerintah pusat, yang terdiri dari:
1) Presiden (untuk 4 tahun) dibantu oleh state Departement (9 kementriankementrian)
2) Congress (parlemen) teridiri dari:
a. Senate; tiap Negara bagian mengirim 2 orang
b. House of representatives; jumlah wakil atas dasar jumlah penduduk tiap-tiap Negara.
Dengan adanya kesepakatan dalam penyusunan Undang-Undang Dasar dan Perangkat Negara lain, Amerika Serikat akhirnya berdiri sebagai sebuah negara yang lepas dari Inggris, dengan Presiden pertamanya adalah George Washington (1789 – 1797) untuk masa jabatan 2 periode.
2. Revolusi Prancis
a. Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi Perancis
Revolusi Perancis bukan peristiwa yang sekonyong-konyong terjadi meletus begitu saja, tetapi terikat pada kejadian-kejadian sebelumnya.
Revolusi Perancis hanya suatu detik saja di mana fikiran-fikiran sebelumnya meledak menjadi tindakan-tindakan. Demikian juga Revolusi Perancis itu tidak merupakan semacam keistimewaan Perancis saja tetapi revolusi semacam itu dapat meletus juga di mana-mana di seluruh Eropa ketika itu, karena keadaan di seluruh Eropa menyerupai di Prancis, hanya mempunyai perbedaan gradueel saja.
Justru perbedaan yang gradueel inilah yang menyebabkan revolusi itu meletus di Prancis.
1) Rasionalisme dan Aufklarung
Abad XVIII adalah abad yang sangat kaya akan aliran-aliran faham yang bersimpang siur memenuhi alam fikiran manuisa sebagai akibat dari Renaissance dan Humanisme. Rasionalisme dan Aufklarung memegang peranan yang terpenting dalam hal ini.
Pikiran yang sehat memancarkan sinarnya yang gemilang hingga Nampak dengan jelas kepincangan-kepincangan dan kesalahan-kesalahan yang sampai ketika itu tidak dirasakan oleh umat manusia.
Dengan kritik-kritik yang pedas orang-orang Rasionalisme dan Aufklarung menghantam segala kepincangan dan kesalahan untuk dilenyapkan.
Dalam hal ini besar pengaruhnya Rasionalisme dan Aufklarung sebagai pendorong timbulnya Revolusi Prancis, karena Prancis ketika itu memang penuh kepincangan-kepincangan dan kesalahan.
Tokoh-tokoh Rasionalisme dan Aufklarung di Prancis (di Prancis lazimnya disebut :Philosophes) antara lain :
a) Denis Diderot (1713-1784) dan J.d’ Alembert (1717-1784)
Dua orang ini menciptakan Encyclopedia bagi Perancis yang memuat pengetahuan tentang segala hal yang diterangkan secara nasionalistis hingga sering merupakan kritik-kritik terhadap dogma-dogma yang kolot.
b) Charles Secondat, Baron de la Brede et de Montesquieu (1689 – 1755)
Pendapat-pendapat Montesquieu sangat dipengaruhi oleh pendapat-pendapat John Locke (1685 – 1753) dari Inggris, terutama dalam lapangan tata negara.
Teori-teori Montesquieu tentang “pemisahan kekuasaan” dalam tata negara yang menjelmakan “Trias Politica” adalah pada asalnya teori dari John Locke .
Jika John Locke mengemukakan “executive power”, legislative power, attributive power” sebagai pemisahan kekuasaan, maka ini dirubah oleh Montesquieu menjadi executive power, legislative power, judicative power”.
Dengan melalui Montesquieu (dan beberapa penulis-penulis Prancis lainnya a.l. Voltaire, Rousseau) maka besar pengaruh Inggris dalam Revolusi Perancis, karena Montesquieu ingin merubah absolute monarchie Perancis menjadi Constituante Monarchie semacam di Inggris. Dan pendapat-pendapat Montesquie inilah yang nanti dilaksanakan dalam bentuk pertama Revolusi Prancis.
c) Francois Marie Arouet (1694-1778), lebih terkenal sebagai Voltaire.
Absolute Monarchie mengekang segala-galanya hingga tidak ada kemerdekaan di dalam segala lapangan. Sensor yang keras dan kejam diadakan. Despotisme merajalela.
Terhadap inilah Voltaire mengarahkan serangan-serangannya yang dahsyat. Ia adalah seorang kritikus yang pedas lagi tepat. Sindiran-sindirannya selalu tepat mengenai sasarannya, jauh lebih tepat dari pada uraian-uraian atau tulisan-tulisan yang panjang lebar.
2) Romantisme
Romantisme yang mulai timbul pada tahun 1750 sebagai reaksi dari rasionalisme, juga banyak pengaruhnya dalam Revolusi Prancis. romantisme menjunjung perasaan dan menghargai insting. Justru insting inilah yang nanti merajalela diantara rakyat jelata dan meneruskan perjuangan dimana kaum rasionalis tidak berani lagi karena menruut perhitungan secara rational tidak mungkin dapat diselesaikan.
Bukan perhitungan secara rasional, secara kepala dingin, tetapi tekad yang irasional dari rakyat jelata (digerakkan oleh pemimpin-pemimpin rakyat penganut Rousseau, seperti Marat) yang nanti pada tahun 1792-1794 menyelamatkan Revolusi dari ancaman dahsyat tentara-tentara asing yang mengepung Prancis. Sentimen pun terbukti merupakan faktor yang penting dalam Revolusi Prancis.
Seorang romantic yang banyak pengaruhnya dalam Revolusi Prancis adalah : Jean Jacques Rousseau (1712-1778).
Rousseau mengatakan bahwa alam semula adalah sempurna, tetapi kemudian salah bertumbuh menjadi dunia yang penuh kesengsaraan, karena masyarakat mendapatkan hak-hak asasi manusia berupa kebebasan dan persamaan, manusia dilahirkan bebas, tetapi ia sekarang terikat. Apa sebabnya? Kata Rousseau dalam bukunya yang terkenal “ Du Contrat Social”.
Pendapat Rousseau tentang hak-hak asasi manusia ini nanti dicantumkan sebagai “Hak-Hak manusia dan warga negara dalam UUD 1789 yang mengatakan “manusia dilahirkan bebas dan dengan hak yang sama. Perbedaan dalam masyarakat hanya didasarkan atas kepentingan umum”.
Manusia dilahirkan dengan hak yang sama. Tidak ada seorangpun yang mempunyai hak yang melebihi orang lain. Karena itu tidak mungkin barang sesuatu dapat ditentukan oleh serang saja untuk semuanya (seperti dalam absolute monarchie).
Segala sesuatu harus ditentukan bersama hingga keputusan itu merupakan kehendak umum. Paham Rousseau ini kemudian menimbulkan paham demokrasi modern.
3) Paham-Paham Dalam Perang Kemerdekaan Amerika
Pada tahun 1771 meletuslah Perang Kemerdekaan Amerika (1774-1783). Dalam perang ini Prancis membantu Amerika dan mengirimkan tentara Prancis dibawah Lafayette ke Amerika.
Setelah perang selesai, tentara Prancis pulang kenegaranya sehingga tentara Prancis yang kembali dari Amerika ini selama berperang di Amerika telah mengenal dan meresapkan faham-faham baru tentang hak-hak asasi manusia dan demokrasi.
Bukankah mereka mereka bertempur bersama-sama orang-orang Amerika untuk mempertahankan Declaration of Independence yang mengatakan bahwa manusia itu dilahirkan sama dan dengan hak-hak asasi: bahwa pemeritnahan dibentuk untuk menjamin hak-hak itu dan mendapatkan kekuasaannya dari rakyat: bahwa rakyat berhak menggantikan sesuatu pemerintahan yang melanggar asasi ini dengan pemerintahan lain yang lebih sesuai dengan kehendak rakyat.
Dan apakah yang mereka dapatkan sekembali mereka di Prancis ? suatu pemerintahan yang tidak mengenal hak-hak asasi manusia. Tidak mengherankan jika prajurit-prajurit Prancis dari Amerika ini ingin merubah pemerintahan absolute monarchi Prancis yang kolot itu.
b. Kondisi Perancis Menjelang Revolusi
1) Feodalisme
Feodalisme di Eropa berasal dari zaman Abad Pertengahan, ketika raja sebagai pemilik dari tanah seluruhnya membagi-bagi tanhanya kepada orang-orang yang dianggapnya berjasa kepadanya sebagai pinjaman tanah. Peminjam-peminjam tanah ini kemudian menjelma menjadi golongan yang berkuasa (yang kemudian disebut bangsawan juga disamping keluarga raja) dan selalu berusaha untuk mengurangi kekuasaan raja bagi kepentingannya sendiri.
Timbullah akhirnya pertentangan dan perebutan kekuasaan antara raja dan golongan bangsawan. Jika di Inggris raja gagal dalam usahanya untuk mematahkan kekuasaan bangsawanbangsawan (ingat magna charta) hingga akhirnya menjelma menjadi constituante monarchie, maka lain halnya di Prancis.
Kondisi di Prancis, Raja berhasil mengalahkan bangsawan-bangsawan, hingga akhirnya menjelma absolute monarchie ( ingat Louis XIV). Tetapi kalah tidak berarti lenyap.
Bangsawan-bangsawan Prancis yang telah dilucuti senajatanya berusaha
menggunakan kekuasaan raja untuk memperbesar kekuasaan bangsawan, baik terhadap raja sendiri maupun terhadap rakyat.
Mereka berusaha untuk mendapatkan atau membeli hak-hak istimewa sebanyak mungkin yang pada hakekatnya untuk memblokir kekuasaan raja. Terhadap rakyat hak-hak istimewa itu digunakan oleh bangsawan untuk memperkaya diri sendiri, yang juga berarti memperbesar kekuasaannya.
Disamping ini bangsawan juga merembes masuk dalam kalangan agama. Lambat laun mereka berhasil juga menduduki kedudukankedudukan yang tinggi dalam agama dan yang berhak istimewa. Pangkat-pangkat yang rendah dipegang oleh rakyat jelata. Akhirnya bangsawan menghisap semua hak dan kepada rakyat hanya ditinggalkan kewajiban saja.
Ketidakadilan inilah yang makin lama makin dirasakan oleh rakyat (terutama kaum terpelajar dikalangan rakyat), yang nanti meletuskan Revolusi Perancis.
a. Ketidakadilan dalam lapangan politik
Jabatan-jabatan yang penting dipegang oleh bangsawan dan raja (Louis XVI adalah raja yang lemah) tinggal menandatangani saja. Tidak menurut kepandaian, tetapi menurut keturunan pegawai-pegawai negeri yang dipilihnya, hingga administrasi negara menjadi kacau dan korup.
Rakyat jelata bagaimanapun pandainya tidak diperkenankan ikut dalam pemerintahan.
b. Ketidakadilan dalam lapangan ekonomi
Bangsawan diberikan hak istimewa yang membebaskan mereka dari pembayaran pajak, padahal merekalah yang sebenarnya golongan yang terkaya.
Rakyat jelata (golongan yang sebagian besar sangat miskin) diharuskan membayar segala macam pajak, hingga rakayt jelatalah yang dengan ini mengisi kas negara. Tetapi uang negar tidak digunakan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk bangsawan dan raja saja.
c. Kecuali bebas pajak, bangsawan bahkan diberi hak-hak istimewa untuk memungut pajak dari rakyat yang merupakan tambahan pendapatan bagi bangsawan (pajak lalu lintas, pajak tanah, pajak penggilingan gandum, pajak penangkapan ikan, pajak anggur, pajak garam dan segala macam pajak lainnya yang dibuat-buat oleh bangsawan).
Disamping bangsawan, gerejapun memungut 1/10 dari penghasilan rakyat jelata. Ditambah lagi hak istimewa bangsawan untuk mempekerjakan rakyat jelata dengan percuma.
d. Ketidakadilan dalam lapangan ekonomi
Feodalisme membagi-bagi masyarakat dalam golongan-golongan yang berhak dan yang tidak berhak. Di Perancis ketika terdapat tiga golongan masyarakat yaitu : golongan ke-1 (bangsawan), golongan ke-II (kaum agama), golongan keIII (rakyat jelata).
Golongan ke-II terdiri atas kaum agama tinggi (berasal dari bangsawan) dan kaum agama rendah (berasal dari rakyat jelata). Bangsawan dan kaum agama tinggi berhak istimewa, kaum agama rendah dan rakyat jelata tidak berhak sama sekali.
Dengan ini dapat dimengerti, apa sebabnya dalam Etats Generaux 1789 golongan ke-I dan ke-II menghendaki pemungutan suara secara pergolongan, golongan ke-III secara perorangan.
Golongan ke –III terdiri atas : kaum terpelajar, kaum borjuis, rakyat jelata.
Kaum terpelajar merasa tidak adanya keadilan, karena meskipun pandai tetapi tidak mungkin ikut serta menentukan nasib negaranya karena mereka bukan bangsawan.
Mereka ingin merubah susunan pemerintahan negara, mereka ingin “a role by law and not by man”. Mereka menghendaki Constituante Monarchi.
Kaum borjuis merasa mereka adalah golongan yang paling berguna bagi negara, karena merupakan sendi sendi ekonomi negara. Tetapi mereka selalu dikalahkan terhadap kaum bangsawan yang mereka pandang sebagai golongan yang tidak produktif dan tidak berguna bagi negara karena hanya memikirkan diri sendiri.
Kaum borjuislah yang membayar pajak yang terbanyak dan hanya habis dimakan kaum bangsawan. Mereka anti bangsawan, karena itu mereka
tidak anti raja (ingat: bangsawan adalah lawan raja) karena raja dipandangnya sebagai alat yang terpenting yang dapat menindas bangsawan . Mereka menghendaki constituante monarchi.
Rakyat jelata ketika itu masih non aktif, hanya berkeluh kesah saja karena beratnya beban yang dipikul. Mereka mula-mula menaruh harapan pada rajanya untuk meringankan beban mereka, tetapi ketika raja menyia-nyiakan harapan ini, maka rakyat jelata dengan sekaligus menjadi radikal anti raja.
Mereka menghendaki Republik. Dengan ini rakyat jelata menjadi lawan dari kaum terpelajar dan kaum borjuis yang nanti Nampak dalam Revolusi Perancis sebagai pergulatan antara partai Girondin (terpelajar + borjuis) dan partai Jacobin (rakyat jelata).
2) Absolut Monarchie yang Buruk
Absolute Monarchie adalah kerajaan yang kedaulatannya dipegang sepenuhnya oleh raja. Nasib negara berada dalam tangan raja dan ditentukan menurut nilai orang yang menjadi raja. Nilai Louis XVI sebagai raja tidak tinggi dan karena itu absolute monarchie dibawahnya merupakan absolute monarchie dalam bentuk yang seburuk-buruknya.
Sifat absolute monarcie dibawah Louis XVI ialah :
a. Despotisme
Otokrasi raja (sifat terutama dari tiap absolute monarchie) selama pemerintahan Louis XVI merosot tajam menjadi despotisme belaka. Tujuan pemerintah negara tidak lagi menciptakan suatu negara yang teratur tetapi untuk menanam “gezag” raja saja yang pada hakekatnya untuk memberi kelonggaran saja bagi tindakan-tindakan sewengan-wenang, baik bagi raja maupun bagi bangsawan. Kepentingan raja diutamakan, kepentingan rakyat dilupakan. Rakyat jelata sangat menderita.
Despotisme tidak tahan mendengar kritik, baik kritik destruktif maupun
konstruktif ditindas dengan kejam. Hidup menjadi tidak merdeka lagi, segalagalanya terkekang.
b. Feodalisme
Feodalisme hanya menjamin kenikmatan hidup para bangsawan dan kaum agama tinggi saja. Tidak adanya persamaan hak dan kewajiban berarti tidak ada keadilan sosial.
c. Substitutie Stelsel (Sistem Perwakilan)
Bangsawan yang menduduki jabatan yang tinggi tidak mau menjalankan
sendiri kewajiban-kewajibannya, tetapi menyewa rakyat jelata yang pandai (dengan gaji kecil). Gaji yang besar dari jabatan itu, pujian-pujian dan hadiahhadiah raja, kehormatan yang tinggi. Semua itu diterima kaum bangsawan sebagai pejabat resmi. Wakilnya yang menjalankan kewajibannya, tidak menerima apa-apa kecuali gajinya yang kecil itu.
d. Adminstrasi Negara yang Tidak Seragam
Adanya hak-hak istimewa menjadikan administrasi negara tidak seragam. Tidak adanya keseragaman ini menyebabkan adminstrasi negara menjadi kacau balau yang memberi kesempatan dan kelonggaran bagi korupsi. Hampir 1/6 pendapatan negara tiap tahun habis dikorup para bangsawan.
3) Vacuum of Power
Apa sebabnya Revolusi Perancis meletus dibawah Louis XVI, dan tidak dibawah Louis XIV atau Louis XV ?
Disamping memuncaknya ketidakadilan dan kemunculan paham baru, masih ada satu faktor lagi yang menyebabkan Revolusi Perancis meletus pada masa Louis XVI. Faktor itu ialah the vacuum of power (tidak adanya kekuasaan) dibawah Louis XVI.
Raja Louis XVI adalah raja yang lemah tidak punya kewibawaan sama sekali , baik terhadap bangsawan maupun terhadap rakyat. Rakayt tidak takut padanya.
Dulu zaman Louis XIV dan Louis XV, rakyat betul benci terhadap raja, tetapi mereka takut terhdapatnya, dan karena itu tidak timbul revolusi “vacuum of power” ini merupakan faktor yang sangat berbahaya bagi kehidupan suatu negara, karena merupakan kesempatan yang baik sekali bagi musuh-musuh negara untuk menjatuhkan negara.
4) Soal Keuangan Negara
Sebab khusus meletusnya Revolusi Perancis adalah soal keuangan negara. Sudah menjadi kebiasaan di Perancis (sejak wafatnya Louis XIV) bahwa negara menderita kekuarangan perbelanjaan yang lazimnya ditutup dengan mendapatkan pinjaman negara.
Kekurangan perbelanjaan ini disebabkan karena uang negara dihambur-hamburkan raja dan bangsawan untuk kepentingan dan kesenangan mereka sendiri.
Pada tahun 1789 negara menghadapi bangkrut. Penghasilan negara 500 juta, pengeluaran 625 juta, hutang negara yang harus dibayar 300 juta. Bagaimana cara mendapatkan uang? Menaikkan pajak?. Pajak telah berat sekali. Pinjam uang?
Hutang negara telah melampauai batas kekuatan pembayaran kembali. Tidak ada jalan lain kecuali mewajibkan semua bangsawan (bebas dari pajak) membayar pajak. Bangsawan menolak. Timbul kritis antara raja dan bangsawan. Takut terhadap raja, bangsawan mencari dukungan dari rakyat dengan mengatakan bahwa soal pajak adalah soal rakyat seluruhnya. Raja tidak boleh menentukan sendiri.
Dengan ini bangswan hendak membatasi kekuasaan raja untuk menyelamatkan diri mereka. Mereka mengusulkan diundangnya kembali “Etats Generaux (Dewan Perwakilan Rakyat) yang sejak tahun 1614 tidak pernah berkumpul lagi. Raja pun menyetujui, dan Etats Generaux kembali berkumpul.
c. Jalannya Revolusi Perancis
Pada tanggal 17 Juni 1789 wakil-wakil golongan III (Rakyat Jelata) memproklamasikan Etats Generoux sebagai Assemblee Nationale (Dewan Nasional= Perwakilan Bangsa Perancis).
Tindakan ini mempunyai arti yang sangat penting. Etats Generoux yang merupakan siding golongan-golongan menjelma menjadi siding seluruh rakyat tanpa golongan-golongan. Sungguh suatu revolusi yang besar, karean pada hakekatnya itu berarti bahwa suatu masyarakat yang feodalistis berubah menjadi demokratis.
Sesungguhnya tanggal 17 Juni 1789 telah dimulainya revolusi, walaupun secara resmi revolusi Prancis ditandai dengan diserbunya “Penjara Bastile”, Secara politik Revolus Perancis dimulai pada 17 Juni 1789, militer pada 14 Juli 1789. Pada perkembangan selanjutnya Assemble Nationale akan berkembang setelah banyak Golongan I (Pendeta) dan Golongan II (Bangsawan) yang bergabung dan lantas merubah namanya menjadi sebuah dewan bernama Constituante.
Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Prancis menyerbu penjara Bastille, suatu bangunan yang kuat dan megah lambing absolute monarki karena di dalamnya dipenjarakan pemimpin-pemimpin rakyat dan mereka yang berani menentang absolute monarki. Bastille ini dijaga ketat karena merupakan juga gudang persenjataan raja.
Sebab-sebab rakyat menyerbu penjara Bastille:
1. Rakyat Paris mendengar desas-desus bahwa raja mengumpulkan tentaranya di sekitar Paris untuk menindas revolusi.
2. Rakyat Paris butuh senjata untuk mempertahankan diri. Mereka ingin mendapatkan senjata yang ada di dalam Bastille.
Serbuan rakyat ke Bastille berhasil baik ketika kesatuan tentara raja yang berada di Paris memihak dan membantu rakyat. Bastille dapat direbut pada tanggal 14 Juli 1789, hari itu dianggap sebagai awal revolusi dan kemudian diresmikan sebagai hari nasional Prancis.
Bendera Bourbon (raja) diganti dengan bendera nasional (biru, putih, merah) dan tentara nasional dibentuk (di bawah pimpinan Lafayette, seorang bangsawan yang berpaham baru dan terkenal sebagai pahlawan yang memimpin tentara Prancis di perang kemerdekaan Amerika).
Sejak itu raja dan bangsawan tidak berkuasa lagi. rakyat jelatalah yang berkuasa dan memegang pimpinan negara. Pemimpin-pemimpin rakyat yang terkenal dalam Constituante ialah Mirabeu (bangsawan), Lavayette (bangsawan), Sieyes (kaum agama).
Setelah rakyat jelata dapat mengalahkan lawannya yaitu kaum bangsawan dan kaum agama maka tugas rakyat jelata sekarang adalah menghapuskan ancient regime, dan menyusun pemerintahan baru:
a. Menghapuskan ancient regime
Penghapusan ancient regime ini dijalankan secara tegas. Semua hak-hak istimewa dan sebutan-sebutan bangsawan dilenyapkan (orang saling memanggil dengan sebutan “citoyen”; perkataan “bung” di Indonesia). Gilde dihapuskan hingga perdagangan menjadi bebas.
Ini merupakan pelaksanaan liberalisme yang dalam ekonomi bersemboyan: laissez faire, laissez passer.
Kaum agama dijadikan pegawai negeri biasa dan milik gereja disita. Ini kemudian menimbulkan pertentangan yang hebat antara kaum Revolusi Perancis dan Paus di Roma. Dengan ini kaum agama dianggap musuh revolusi, dan revolusi bersifat anti-agama Rooms-Kathilick.
b. Menyusun pemerintahan baru
Setelah pemerintahan lama (ancient regime) dihancurkan kaum revolusi terus menyusun pemerintahan baru. Dasar dari pemerintahan baru ini adalah “Declaratin des droits de Phomme et du citoyen “ (Perjanjian hak-hak manusia dan warga negara) yang diumumkan pada tanggal 27 Agustus 1789 dan yang merupakan salah satu mata rantai dalam pertumbuhan pengertian tentang hak-hak manusia.
Isinya antara lain:
Pasal 1: manusia dilahirkan bebas dan mempuyai hak yang sama. Perbedaan dalam masyarakat hanya didasarkan atas kepentingan umum.
Pasal 2 : ……… hak-hak ini adalah kemerdekaan, milik, keamanan dan menentang terhadap penindas.
Pasal 3: ……rakyat adalah sumber dari segala kedaulatan ….
Pasal 4 : yang dimaksud dengan kemerdekaan adalah boleh bertindak sesukanya asal jangan merugikan orang lain, …..hak atas milik adalah suci dan tidak boleh dilanggar.
Pasal 17: …..hak atas milik adalah suci dan tidak boleh dilanggar.
Pada tanggal 1790 (14 Juli) UUD Prancis disyahkan. UUD ini tidak menghapuskan kerajaan tetapi membatasinya hingga merupakan Constituaten monarchie. Raja hanya punya veto yang dapat menunda keputusan tetapi tidak dapat membatalkan. Raja setuju dengan UUD dan bersumpah setia kepadanya. Tetapi sekonyong-konyong ia melarikan diri, tertangkap oleh rakyat dan dikembalikan lagi ke Paris.
LANJUT REVOLUSI CINA ...
C. Rangkuman
1. Revolusi Amerika terjadi karena adanya penindasan ekonomi dan politik yang dilakukan oleh Inggris. Inggris memaksakan penduduk Amerika untuk menjual dan membeli barang-barang hanya kepada Inggris. Bagi rakyat Amerika, hal ini dirasakan sebagai bentuk penindasan. Kemudian lahirlah pemikiran-pemikiran baru yang melatarbelakangi meletusnya Revolusi di Amerika, yaitu pemikiran tentang perdagangan bebas, dimana mereka bebas menjual dan membeli barang-barang dengan siapa saja sesuai dengan kesepakatan bersama. Berkembangnya faham kebebasan bagi rakyat Amerika untuk berpolitik. Adanya berbagai macam pajak yang dipaksakan oleh Inggris turut memicu kemarahan rakyat Amerika. Rakyat Amerika melawan dominasi Inggris dan mencapai kemerdekaannya paa tanggal 4 Juli 1776.
2. Revolusi Perancis terjadi karena didorong oleh adanya feodalisme dan absolut monarchi yang buruk. Rakyat merasa tertindas dan dijajah oleh rajanya sendiri. Muncul dan berkembanglah faham-faham baru di tengah-tengah masyarakat Perancis, seperti rationalism, aufklarung, romantic, dan faham-faham perang kemerdekaan Amerika. Rasa tertindas dan semangat yang tercipta dari merasuknya faham-faham baru yang berkembang itu, ditambah dengan adanya vacuum of Power Louis XVI yang lemah merupakan kesempatan bagi rakyat untuk memberontak dan melawan. Akhirnya Kekaisaran absolut Louis XVI runtuh, ditandai dengan jatuhnya penjara Bastille ke tangan rakyat 14 Juli 1789.
3. Revolusi Tiongkok (Cina) terjadi karena adanya rasa menderita akibat kekuasaan Dinasty Mansyu dan bangsa asing. Bagi rakyat Tiongkok, Dynasty Mansyu Adalah dynasty asing bagi rakyat Tiongkok (cina). Pemerintahan Dinasty merupakan pemerintahan yang kolot yang telah membuat rakyat Tiongkok menderita. Simpati terhadap Dinasty Manchu semakin menipis setelah terjadinya kekalahan Tiongkok dalam Perang Candu melawan Inggris, bagi rakyat Tiongkok merupakan suatu kelemahan yang memalukan. Dipihak lain di kalangan rakyat Tiongkok telah berkembang suatu keinginan untuk membangun masyarakat Tiongkok yang bahagia, yaitu suatu masyarakat yang menganut faham sama rata sama rasa seperti masyarakat zaman Petrus. Disamping itu telah masuk dan berkembang pula faham modernisasi di Tiongkok Selatan. Oleh karena itu munculah di mana-mana perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Dinasty Mansyu dan banga asing ini.
4. Rakyat Cina melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Dinasty mansyu yang kolot dan lemah. Pemberontakan juga dilakukan Rakyat Tionghoa terhadap kekuasaan bangsa asing seperti Inggris, Jepang, dan Perancis. Sebut saja pemberontakan Taiping (1850-1861), Perang Jepang-Tiongkok (1894-1895), pemberontakan Boxer (1900-1901), hingga akhirnya Dinasty Masnyu jatuh pada tanggal 10 - 10- 1911 (Revolusi Wuchang). Dr. Sun Yat Sen memproklamasikan berdirinya Republik Tiongkok (meliputi wilayah Tiongkok Selatan).
D. Penugasan Mandiri
Bacalah modul Pemikiran-Pemikiran yang melandasi Revolusi Amerika, Perancis, dan Cina dengan teliti kemudian buatlah Mind Map yang menggambarkan keseluruhan isi materi tersebut.
E. Latihan Soal
Kerjakan soal di bawah ini dengan memilih jawaban yang paling tepat
1. Perhatikan data di bawah ini.
Pada tahun 1674 Inggris merebut Nieuw Amsterdam yang kemudian mengganti namanya menjadi New York. Dalam perang tujuh tahun (1756-1763) Inggris merebut dari Perancis; Canada dan Lousiana (daerah Missisippi) sebelah Timur Sungai Missisippi. Lousiana sebelah Barat Missisippi dibeli dari Prancis pada tahun 1803. Florida dibeli dari Spanyol tahun 1819. Texas diduduki tahun 1845.
California diambil dari Mexico 1848. Alaska dibeli dari Rusia tahun 1867.
Jika dilihat dari data di atas, maka diketahui bahwa sebagaian besar wilayah Amerika telah dikuasai oleh negara…..
A. Prancis
B. Belanda
C. Inggris
D. Rusia
E. Spanyol
2. Inggris memerintahkan bahwa hasil bumi Amerika (tembakau, gula, kapas) hanya boleh dijual kepada Inggris dan Amerika hanya diperbolehkan membeli barang-barang kebutuhannya dari Inggris saja. Dampak negative dari Kondisi perdagangan seperti ini adalah …..
A. Akan ada over produksi pertanian asli Amerika
B. Produksi pertaian akan menjadi primadona dan menguasai pasar dibanding dengan produksi barang tambang Amerika
C. Inggris akan menguasai dan mempermainkan harga barang yang diperjual belikan
D. Tidak ada investor asing lainnya di Amerika kecuali negara-negara yang telah ada sebelumnya yaitu Perancis, Belanda, dan Spanyol
E. Ekonomi Amerika merosot tajam terlindas oleh pertumbuhan ekonomi
Inggris yang melesat tinggi
3. Pada tanggal 14 Juli 1789, rakyat Prancis menyerbu dan menguasai penjara Bastille. Penyerbuan terhadap penjara Bastille ini menjadi simbol berakhirnya absolute monarchi di Prancis, karena ….
A. Penjara Bastille adalah bangunan terkokoh, terkuat, dan terbesar yang pernah dibangun oleh kaisar Perancis
B. Penjara Bastille adalah suatu bangunan tempat dipenjarakannya pemimpin-pemimpin rakyat yang menentang kaisar
C. Bastille adalah bangungan paling seram di Perancis yang telah dibangun berabad-abad yang lalu
D. Bastille adalah bangunan tua yang sering dikunjungi oleh raja Louis dan para bangsawan lainnya
E. Bastille menyimpan misteri perebutan kekuasaan antara keluarga raja
sebelumnya yang telah menelan ratusan nyawa
4. Tahun 1789 Revolusi Prancis berhasil menumbangkan absolut Monarchi, Prancis kini sebagai Constituante monarchi. Tahun 1792 kerajaan dihapuskan hingga Prancis menjadi Republik dengan Montagne sebagai pemimpinnya.
Namun kemudian Revolusi Prancis yang menumbangkan Monarchi Absolut, tahun 1799 rakyat menginginkan kembali absolutism dengan memuja Napoleon Bonaperte sebagai Kaisar Perancis dengan alasan …
A. Rakyat menginginkan adanya seseorang yang mampu menyelamatkan negara Prancis dari kehancuran
B. Napoleon Bonaparte membubarkan pemerintahan Directoire yang kekerasan senjata
C. Napoleon Bonaparte memperoleh kemenangan-kemenangan dalam pertempuran di berbagai negara
D. Pemerintahan Republik tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur rakyat Perancis
E. Kaum Bangsawan selalu mencari kesempatan untuk kembali berkuasa di Prancis
5. Perhatikan pernyataan berikut.
1) Lima pelabuhan Tiongkok dibuka untuk perdagangan asing
2) Inggris mendapatkan Hongkong
3) Inggris mendapatkan hak ekstrateritorial
4) Tiongkok membuka 11 pelabuhan untuk Inggris dan Perancis
5) Di Peking ditempatkan seorang duta besar Inggris
Dari data di atas, yang merupakan isi perjanjian Nanking, 1842 adalah …
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 4)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)