A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan kalian mampu menyimpulkan pengaruh nasionalisme Indonesia dan menunjukkan hasil telaah pengaruh nasionalisme Indonesia dengan benar
B. Uraian Materi
1. Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Perkembangan nasionalisme di Indonesia pada penjelasan kali ini akan diruntut pada permulaan masa pergerakan nasional. Perkumpulan pelajar yang menjadi cikal bakal rasa nasionalisme dan perjuangan dalam kancah politik untuk perlahan menggapai kemerdekaan. Rasa nasionalisme ini akan berlanjut pada pasca kemerdekaan hingga kini dengan berbagai bentuk dan perilaku bangsa. Pada bagian ini kalian akan mempelajari secara garis besar nasionalisme supaya bisa melihat bagaimana perubahan dan bentuk serta perilaku yang mencerminkan rasa nasionalisme di Indonesia.
2. Nasionalisme Indonesia Pada Masa Pergerakan Nasional
a. Ideologi yang Berkembang Masa Pergerakan
Tahukah kamu bahwa pada awal abad ke-20 dalam sejarah Indonesia dikenal sebagai periode kebangkitan nasional? Pada awal abad ke-20 tumbuh kesadaran dan muncul ide-ide yang melandasi pergerakan organisasi-organisasi yang tumbuh dan berkembang pada masa itu. Bahkan masing-masing organisasi tersebut memiliki dasar dan ideologi yang dapat memperkuat kedudukan maupun perjuangannya.
Ideologi-ideologi yang muncul dan berkembang pada masa pergerakan nasional antara lain ideologi liberalisme, nasionalisme, komunisme, demokrasi dan Pan-Islamisme.
Berikut merupakan penjelasan dari berbagai ideologi tersebut:
1. Ideologi Liberalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan kemerdekaan individu atau kebebasan kehidupan masyarakat sebab dalam alam kebebasan itu masyarakat dapat berkembang dan berupaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya. paham liberalisme ini dikembangkan oleh organisasi politik di Indonesia seperti Indische Partij.
2. Ideologi Nasionalisme merupakan ideologi nasionalisme pertama kali muncul di perkenalkan oleh organisasi politik yang muncul di wilayah Indonesia ideologi nasionalisme menjadi dasar perjuangan PNI yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Nasionalisme sebagai suatu bentuk menunjukkan suatu bangsa yang mempunyai kesamaan budaya bahasa dan wilayah selain itu juga kesamaan cita-cita dan tujuan dengan demikian kelompok tersebut dapat merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa.
3. Ideologi Komunisme merupakan ideologi yang diperkenalkan pertama kali oleh sneevliet seorang pegawai Kereta api yang berkebangsaan Belanda. Ideologi komunisme ini diwujudkan dalam pembentukan organisasi yang bernama Indische social democratis vereeniging.
4. Ideologi Demokrasi merupakan ideologi yang pertama kali muncul di daerah Yunani dengan sistem demokrasi langsung, artinya rakyat ikut serta menentukan jalannya suatu pemerintahan. Akan tetapi sistem demokrasi ini tidak mungkin dapat dilaksanakan di Indonesia pada masa pergerakan nasional. Sistem demokrasi baru dapat terlaksana di Indonesia setelah Indonesia merdeka. Sistem demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia dikenal dengan sistem demokrasi Pancasila
5. Ideologi Pan-Islamisme merupakan Suatu paham yang bertujuan mempersatukan umat Islam sedunia ideologi ini muncul berkaitan erat dengan kondisi abad ke-19 yang merupakan kemunduran dunia Islam.
b. Unsur-unsur Nasionalisme di Indonesia
Didasarkan pada perkembangan sejarah bangsa Indonesia dan realitas budayanya, serta berbagai pernyataan politik pemimpin Indonesia sebelum kemerdekaan seperti manifesto perhimpunan Indonesia dan Sumpah pemuda 1928.
Unsur-unsur nasionalisme Indonesia mencakup :
A. Kesatuan (unity) yang mentranformasikan hal-hal yang bhineka menjadi seragam sebagai konsekuensi dari proses intergrasi akan tetapi persatuan dan kesatuan tidak boleh disamakan dengan penyeragaman dan keseragaman.
B. Kebebasan (liberty) yang merupakan keniscayaan bagi negeri-negeri yang terjajah agar bebas dari dominasi asing secara politik dan eksploitasi ekonomi serta terbebas pila dari kebijakan yang menyebabkan hancurnya kebudayaan yang berkepribadian.
C. Kesamaan (equality) yang merupakan bagian implisit dari masyarakat
demokratis dan merupakan suatu yang berlawanan dengan politik kolonial yang diskriminatif dan otoriter.
D. Kepribadian (identity) yang lenyap karena ditiadakan, dimarginalkan secara sistematis oleh pemerintah kolonial Belanda.
E. Pencapaian-pencapaian dalam sejarah yang memberikan inspirasi dan
kebanggaan bagis suatu bangsa sehingga bangkit semangatnya untuk berjuang menegakkan kembali martabatnya di tengah bangsa.
3. Nasionalisme pada Masa Pergerakan
Rasa nasionalisme di Indonesia yang muncul pada masa penajajahan sangat dipengaruhi oleh adanya politik etis. Politik etis melahirkan pendidikan bagi kaum pribumi sehingga banyak golongan intelektual yang berorientasi untuk maju melawan penjajah dengan cara politik dan organisasi. Pada masa penjajahan, rakyat mengalami tekanan fisik maupun mental sehingga mengakibatkatkan penderitaan yang berkepanjangan bagi rakyat Indonesia.
Berikut merupakan tahapan munculnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia yang diwarnai dengan organisasi pergerakan:
a. Periode awal perkembangan
Pada periode ini gerakan nasionalisme bangsa Indonesia diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, SDI, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
b. Periode Nasionalisme Politik
Pada periode ini gerakan nasionalisme bangsa Indonesia lebih menekankan pada bidang politik untuk mencapai kemerdekaan. Organisasi yang muncul pada periode ini antara lain Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
c. Periode Radikal
Dalam periode ini gerakan nasionalisme Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik secara kooperatif maupun non kooperatif. Organisasi pada saat itu adalah PKI dan PNI.
d. Periode Bertahan
Pada masa periode bertahan gerkaan nasionalisme Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangkan dimana sikap yang ditunjukkan lebih pada sikap reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan oleh pemerintahan Belanda. Organisasi pada masa ini misalnya Parindra, GAPI, dan Gerindo. Dari ideologi yang masuk dan berkembang di Indonesia serta adanya organisasi pergerakan yang menyosong nasionalisme akhirnya Indonesia dapat menggalang persatuan dan kesatuan sehingga menjadi negara merdeka dan bebas dari penajajahan.
4. Nasionalisme Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan
Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 bukanlah titik akhir perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.
Setiap bangsa perlu berjuang untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaanya, sebagai manifestasi politik dan kesiapan rakyat Indonesia untuk melewati proses penyempurnaan arti dari kemerdekaan yang sesungguhnya. Setelah merdeka, bangsa Indonesia memasuki periode pemerintahan yang disebut orde lama dan berlangsung sesudah Proklamasi kemerdekaan hingga lengsernya Presiden Soekarno (17 Agustus 1950 - 6 Juli 1959).
Periode nasionalisme Orde Lama dipengaruhi oleh karisma Presiden Soekarno yang mampu memotivasi rakyat dan menggerakkan nasionalisme. Presiden Soekarno menginginkan suatu (nation character building) karakter politik nasionalisme Indonesia yang anti imperialisme, anti kolonialisme, dan pro-perdamaian.
Periode awal kemerdekaan (1945-1950) dikenal sebagai masa Revolusi Fisik, dimana Indonesia masih dihadapkan dengan kekuatan asing yang ingin menjajah kembali khususnya Belanda. Corak nasionalisme pada masa awal kemerdekaan berusaha memperkuat kedaulatan dan identitas nasionalnya, sebagai ideologi pergerakan nasional untuk mencapai kemerdekaan yang anti kolonialisme yakni mengusir penjajahan Belanda
di Indonesia. Hak akan kemerdekaan Indonesia ditunjukkan dengan pengorbanan-pengorbanan atas nama Revolusi.
Indonesia dihadapkan pada konflik dengan pihak asing yang memunculkan perlawanan di berbagai daerah. Kedatangan pihak sekutu pada awalnya disambut dengan sikap netral oleh pihak Indonesia. Akan tetapi, setelah diketahui pasukan sekutu diboncengi oleh (NICA), pihak Indonesia timbul sikap curiga dan permusuhan dari pihak Indonesia.
a. Perjuangan Bersenjata
Pada periode perjuangan bersenjata ini terjadi beberapa pertempuran, antara lain :
1. Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya tidak lepas kaitannya dengan peristiwa yang mendahuluinya, yakni usaha perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang tanggal 2 September 1945. Pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara sekutu mendarat di Tanjung Perak, Surabaya dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby. Pada tanggal 27 Oktober terjadi kontak senjata pertama antara pihak pemuda dan Inggris. Pertempuran yang semakin meluas dan berlangsung sampai awal Desember itu menyebabkan gugurnya beribu-ribu pejuang Indonesia.
2. Pertempuran lima hari di Semarang
Pertempuran di Semarang ini terjadi pada 15 Oktober 1945, kurang lebih 2000 pasukan Jepang berhadapan dengan TKR dan para pemuda. Peristiwa ini memakan banyak korban dari kedua belah pihak, salah satunya Dr. Karyadi sehingga namanya diabadikan menjadi nama salah satu rumah sakit di kota Semarang.
3. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris dibawah pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tentara sekutu. Setelah itu sekutu diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara sepihak dan memicu perlawanan dari bangsa Indonesia.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November 1945 antara TKR dan pasukan Inggris. Pertempuran ini berakhir pada 15 Desember 1945.
4. Pertempuran Medan Area
Awal perjuangan bersenjata yang dikenal dengan pertempuran Medan Area pada 9 Oktober 1945 saat pasukan sekutu yang diboncengi Belanda dibawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan. Pada 13 Oktober 1945 para pemuda yang tergabung dalam TKR terlibat bentrok dengan pasukan Belanda sehingga hal ini menjalar ke seluruh kota Medan.
5. Pertempuran Bandung (Bandung Lautan Api)
Kota Bandung dimasuki pasukan Inggris pada tanggal 12 Oktober 1945, dimana sekutu menuntut agar semua senjata api di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi diserahkan kepada mereka. Namun, pada 21 November 1945 sekutu mengultimatum agar kota Bandung dikosongkan dan hal ini tidak diindahkan oleh bangsa Indonesia, dan menimbulkan beberapa pertempuran. Sebelum keluar Bandung para penjuang Indonesia menyerang markas sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan.
6. Pertempuran Margarana
Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda yang terjadi di Bali. Perang ini bertujuan untuk mempertahankan Pulau Bali dari serangan Belanda. Perang puputan Margarana dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai dan pasukanTKR bertempur habis-habisan untuk mengusir Belanda.
b. Perjuangan Diplomasi
Sengketa antar Indonesia dan Belanda tidak mungkin dapat diselesaikan dengan kekuatan senjata, dan perlu dilakukan jalur diplomasi.
Sehingga, diambil langkah penyelesaian pertikaian Indonesia-Belanda walaupun memunculkan aksi penolak dari pihak Belanda dengan serangkaian peristiwa sebagai berikut;
1. Pada tanggal 10 november 1946 diadakan perundingan di Linggarjati.
2. Pada tanggal 21 juli 1947 Belanda melakukan serbuan pertama ke berbagai wilayah RI atau Agresi Militer I Belanda.
3. Pada tanggal 8 desember 1947 terjadi perundingan kembali antara pihak RI dan Belanda yang dikenal dengan perjanjian Renville.
4. Pihak Belanda berusaha melanggar Perjanjian Renville dan melakukan aksi militernya yang kedua, yang menyebabkan berhasil di dudukinya ibukota Yogyakarta. Akan tetapi, tidak membuahkan hasil dan mengharuskan kembali ke meja perundingan.
5. Perjanjian Roem Royen, pada tanggal 27 Mei 1949.
6. Pada tanggal 22 Juni 1949 diadakan perundingan Inter-Indonesia.
7. Selanjutnya, diadakan KMB pada tanggal 23 Agustus- 2 November 1949 sebagai cikal bakal lahirnya kedaulatan RI.
Dengan pengakuan kedaulatan tanggal 27 desember 1949, maka berakhirlah masa revolusi bersenjata di Indonesia dan secara de jure pihak Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS. Namun atas kesepakatan rakyat Indonesia tanggal 17 agustus 1950, Kabinet RIS dibawah pimpinan Hatta dibubarkan dan dibentuk NKRI. Selanjutnya pada tanggal 28 september 1950, Indonesia di terima menjadi anggota PBB yang ke-60. Hal ini, menunjukkan bahwa kemerdekaan Indonesia secara resmi telah di akui oleh dunia internasional.
5. Nasionalisme Indonesia Pada Masa Orde Lama
Tahukan Anda bahwa setelah merdeka, bangsa Indonesia memasuki periode pemerintahan yang disebut Orde Lama.
Orde Lama merupakan masa sesudah Proklamasi Kemerdekaan hingga lengsernya Presiden Soekarno. Periode nasionalisme Orde Lama dipengaruhi oleh kharisma Presiden Soekarno yang mampu memotivasi rakyat dan menggerakkan jiwa nasionalisme.
Pada masa tersebut, Presiden Soekarno juga telah mengikrarkan suatu wilayah dari Sabang sampai Merauke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Situasi politik dalam negeri yang begitu cepat berubah tidak menggoyahkan presiden sebagai pemimpin besar revolusi.
Seperti kita ketahui bahwa Soekarno menginginkan suatu karakter politik nasionalisme Indonesia yang anti impreliasme, anti kolonialisme, sekaligus properdamaian.
Tujuan nasionalisme Soekarno adalah membangkitkan rasa percaya diri sebagai bangsa yang besar dan sanggup menyelesaikan masalahnya sendiri. Soekarno juga menggelorakan sentimen nasionalisme dengan sesuatu yang mengangkat martabat bangsa dan mengisi karakter nasionalisme Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, terjadi perpecahan politik antara Soekarno dan Hatta terkait perbedaan pandangan dalam membangun bangsa Indonesia. Hatta yang lebih tenang menginginkan pendidikan politik bagi masyarakat secara bertahap dan membangun ekonomi rakyat melalui pinjaman yang terbatas.
Sedangkan di sisi lain Soekarno belum selesai dalam menggunakan slogan revolusi. Pada intinya nasionalisme tetap dengan memerangi kolonialisme, liberalisme, dan imperialisme. Sehingga tepat tanggal 1 Desember 1956 Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden. Hal ini
dikarenakan pandangan membangun bangsa diantara keduanya semakin berbeda, bahkan Hatta merasa bahwa Soekarno sudah menjurus ke arah penguasa tunggal.
Di awal Orde Lama, Bangsa Indonesia yang masih terbuai dengan pemerintahan sendiri lebih memahami revolusi belum selesai. Sehingga yang ada dalam benak mereka adalah melenyapkan kolonialisme dan imperialisme asing (Amerika dan Eropa).
Kebijakan pemerintah lebih kepada kebijakan politik memusuhi dua kekuatan asing tersebut.
Pada masa pemerintahan Orde Lama lahir apa yang dinamakan NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis), tiga pilar kekuatan yang dapat menyatukan bangsa dan menangkal pengaruh imprealisme Barat.
NASAKOM sendiri menjadi ciri khas dari era Demokrasi Terpimpin yang berlangsung pada tahun 1959 hingga 1965. NASAKOM memang menjadi tiga faksi utama dalam perpolitikan Indonesia pada kala itu.
Ada partai-partai politik berhaluan nasionalis terutama Partai Nasional Indonesia (PNI) besutan Soekarno, termasuk dari kalangan militer, kelompok Islam seperti Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU), serta golongan kiri yang dimotori oleh PKI. Tidak berhenti sampai disitu, Soekarno bahkan menyatakan bahwa NASAKOM merupakan perwujudan Pancasila dan UUD 1945 dalam politik.
Kampanye NASAKOM bahkan dibawa oleh Soekarno hingga ke forum Internasional.
Soekarno menyampaikan pidato bertajuk “To Build The World a New” dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 30 September 1960 di New York, Amerika Serikat.
Soekarno menawarkan sebuah konsep tata dunia yang baru dan terangkum dalam konsepsi politik bernama NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis). Pemahaman Komunis disini adalah sebagai Sosialisme, ini dikarenakan dasar pemikirannya berprinsip pada keadilan sosial yang menjadi dasar pemikiran politik Karl Marx.
Jadi, Soekarno yakin bahwa perbedaan dan perpecahan dunia dalam persaingan ideologis saat itu bisa dijawab dengan menghormati nasionalisme, agama dan prinsip sosialisme. Bahkan dalam Sidang Panca Tunggal Seluruh Indonesia yang digelar di Istana Negara tanggal 23 Oktober 1965, Soekarno lagi-lagi menegaskan tentang pentingnya Nasakom.
Disamping itu, pendapat Seokarno tentang revolusi belum selesai dan menyeret Indonesia ke dalam kancah peperangan dengan Malaysia yang dianggap sebagai bagian dari imperialisme Inggris. Slogan revolusi belum selesai yang dibangun adalah politik ideologi yang mengarah kepada Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Barat yang dipadukan dengan feodalisme timur.
Beragam pendapat tentang konsep Demokrasi Terpimpin tidak dapat menyelesaikan permasalahan mendasar lainnya, yaitu kehidupan ekonomi bangsa Indonesia. Aspek ekonomi terpinggirkan dalam perjalanan amanah Undang-Undang Dasar 1945. Kebijakan ekonomi melalui revolusi Banteng, berdiri di atas kaki sendiri, dan mengurangi peran orang China yang terkenal dengan Ali-Baba tidak terleasisasi dengan baik.
Bahkan, bangsa Indonesia terjerat dalam inflasi yang sangat tinggi. Pasang surut kekuasaan Orde Lama membawa bangsa Indonesia kepada kemiskinan. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi dan politik yang tidak kondusif dan mengakibatkan demonstrasi besar-besaran dari anak bangsa, terutama dari golongan mahasiswa.
Demontrasi tersebut menuntut perbaikan ekonomi, sosial, dan politik.
Konsep nasonalisme yang dikaitkan dengan revolusi belum selesai mengalami pergeseran makna. Hal ini dikarena kondisi ekonomi dan politik dalam negeri tidak terkontrol secara seimbang. Tantangan semakin besar, sebab bukan hanya masalah imperialisme dan kolonialisme semata, tetapi juga masalah ideologi lain yaitu komunisme yang dianggap juga merongrong kewibawaan pemerintah.
Kondisi ekonomi yang semakin buruk dan pertentangan ideologi yang semakin komplek, menyeret bangsa Indonesia dalam tragedi yang dikenal sebagai gerakan 30 September tahun 1965. Tragedi inilah yang mengakhiri kekuasaan Orde Lama dan melahirkan pemerintah baru yang kemudian dikenal sebagai Orde Baru.
6. Nasionalisme Indonesia Pada Masa Orde Baru
Dalam suatu kesempatan pidato di penghujung masa kekuasaannya, Presiden Sukarno pernah berujar jengkel. Dia gerah menyaksikan banyak orang dibuat bingung dengan perkatan “Orla” dan “Orba”. Orde Lama atau Orde Baru?
Pertanyaan itu kerap ditimpakan kepadanya baik oleh kalangan terdekat maupun wartawan. Sukarno agak terganggu dengan istilah Orde Baru. Menurutnya, penamaan itu punya tendensi menuduh dirinya telah menyimpang dari tujuan revolusi.
Bagaimana ceritanya istilah Orde Baru muncul dan mulai mengkhalayak?
Pada 25-31 Agustus 1966, TNI AD menggelar Seminar II Angkatan Darat (AD) di Bandung. Salah satunya adalah keinginan untuk membangun tatanan baru pemerintahan dengan semangat pemurnian Pancasila dan UUD 1945. Pada akhirnya seminar menetapkan,”Orde Baru” menghendaki suatu tata pikir yang lebih realistis dan pragmatis.
TNI AD kemudian menyerahkan hasil seminar kepada Kabinet Ampera sebagai sumbang saran.
Pengertian lain menyebutkan Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
Pada masa Orde Baru nasionalisme memiliki corak sentralisme birokratik dan nasionalisme militeristik.
Pada masa orde baru, pemerintah telah berusaha menanamkan nasionalisme pada siswa dengan memasukkan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dalam kurikulum sekolah. Hal ini dilatarbelakangi hasrat Presiden Soeharto agar pelajaran sejarah tidak sekedar mengajarkan pengetahuan sejarah belaka, melainkan juga menanamkan nilai-nilai perjuangkan dalam hati siswa.
Pembelajaran atau pembangunan nasionalisme di Indonesia mengalami pembajakan terutama pada masa orde baru, karenanya solidaritas emosional berbangsa menjadi sulit tumbuh dan kebanggaan terhadap identitas nasional pun menjadi sulit terbentuk. Peran orde baru untuk menyimpangkan arti nasionalisme demi memelihara kepentingannya yaitu menguasai sumber-sumber ekonomi, politik dan birokratik.
Praktik tersebut dilakukan dengan menuding setiap upaya yang bertujuan membela kepentingan rakyat sebagai hal yang menghambat jalannya pembangunan. Tujuan para elit orde baru menyimpangkan arti nasionalisme yang sebenarnya adalah karena dua hal, yaitu agar elit orde baru kebal dari hukum (impunity) dan dapat menjalankan semua kepentingannya walau harus menindas dan mengorbankan hak asasi manusia bangsanya sendiri.
Pembangunan sebuah bangsa berkaitan dengan nasionalisme dan ketahanan negara sebagai negara bangsa (nation state), yang memiliki kedaulatan atas wilayah yang menjadi miliknya. Untuk membangun bangsa, maka pemerintah Orde Baru membuat suatu kebijakan yang bersifat sentralistik.
Hal ini terjadi karena ada faktor yang melatarbelakanginya, antara lain:
1. Adanya kekhawatiran terhadap persatuan nasional dan munculnya kekuatan yang memecah persatuan.
2. Sentralisasi diperlukan dalam rangka memelihara keseimbangan politik dan keamanan dalam pembagian sumber daya, khususnya antara Jawa yang dihuni oleh sebagian besar rakyat Indonesia dan luar Jawa yang memiliki sebagian besar sumber ekonomi.
3. Pengalaman politik yang dialami Indonesia sekitar tahun 1965, sehingga pemerintah ingin tetap memegang kendali kebijaksanaan ekonomi.
Masa pemerintahan Orde Baru, menggulirkan ideologi pembangunan melalui pelaksanaan berbagai program modernisasi dan industrialisasi.
Bersamaan dengan penerapan program pembangunan, persoalan nasionalisme tetap menjadi milik elite yang cenderung dikaitkan dengan ketahanan negara. Secara ekonomi, bangsa Indonsia mengalami perbaikan dibandingkan masa Orde Lama. Akan tetapi, keberhasilan ekonomi tidak diimbangi dengan kebebasan berpendapat atau menyatakan pendapat.
Hegemoni pemerintah terhadap kehidupan politik masyarakat sangat kuat, sehingga nasionalisme yang terbentuk menjadi state-oriented bukan nation-oriented.
Rasa kebangsaan dipupuk melalui Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ( P4 )
Program ini, diberlakukan bagi seluruh bangsa Indononesia sejak seseorang duduk sebagai siswa sekolah menengah. Kesetiaan seseorang terhadap negara bangsa harus ditunjukkan kepada pemimpin tanpa membantah.
Nasionalisme era Orde Baru yang cenderung berorientasi negara, tidak memberikan ruang yang bebas untuk kebebasan berpendapat karena Negara memegang Kontrol utama. Nasionalisme lebih diarahkan kepada kepatuhan terhadap pejabat, birokrat, dan unsur atasan dengan alasan untuk keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam rentang waktu sekitar 30 tahun Orde Baru berkuasa tumbuh dengan subur korupsi, nepotisme, belenggu kebebasan berpendapat, dan kesenjangan sosial yang semakin lebar menumbuhkan rasa ketidakpuasan sebagian besar masyarakat Indonesia yang memahami cara berbangsa dan bernegara yang demokratis.
Hegemoni pemerintah disegala bidang melahirkan rasa ketidaknyamanan dan ketidakpatuhan terutama dari golongan generasi muda terhadap pemerintah Orde Baru, karena ruang demokrasi semakin terbatas, eksplorasi rasa kebangsaan menjadi sangat berkurang.
Pada tahun 1998, pemerintah Indonesia tidak dapat mengelak dari krisis moneter yang mengglobal. Krisis ini melumpuhkan sendi perekonomian pemerintah Indonesia yang berimbas pada tingkat inflansi yang sangat tinggi. Rakyat yang merasa tidak puas dengan belenggu kebebasan secara politik, didera dengan kondisi ekonomi yang menurun dratis, mengakibatkan demonstrasi nasional dari seluruh golongan atau lapisan masyarakat yang dimotori oleh mahasiswa.
Demontrasi nasional berhasil menggantikan sistem Orde Baru dengan Orde Reformasi. Bagaimana nasionalisme dipahami oleh bangsa yang berusaha untuk eksis di tengah gempuran krisis yang menghancurkan sendi-sendi ekonomi yang telah dibangun sekitar tiga puluh tahun oleh pemerintahan Orde Baru.
7. Nasionalisme Era Reformasi
Masa reformasi berlangsung dari tahun 1998 hingga sekarang. Di era reformasi seperti saat ini, kesadaran nasionalisme memerlukan pembenahan secara serius karena berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.
Perlunya paham nasionalisme di era reformasi seperti sekarang ini dikarenakan masyarakat Indoenesia memiliki tugas untuk mewujudkan cita cita nasional bangsa Indonesia. Kita memiliki kewajiban untuk menjaga status identitas nasional. sepanjang sejarah kesadaran nasionalisme ini memilki karakter dan ciri khas masing masing di setiap periodenya.
Nasionalisme Orde Reformasi 1998 tidak terlepas dari gerakan mahasiswa yang mentang rezim orde baru. Pada era reformasi, nasionalisme memperoleh banyak tantangannya baik yang bersifat global maupun lokal.
Euforia masyarakat atas keberhasilan mengganti sistem pemerintahan Orde Baru membuat semangat reformasi diwarnai dengan berbagai tuntutan pada saat demonstrasi. Sistem pemerintahan diperbaharui sesuai dengan perderakkan zaman.
Gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa mangagendakan enam tujuan utama, yaitu:
1. Adili Suharto dan kroni kroninya
2. Laksanakan amandemen UUD 1945
3. Hapuskan Dwi Fungsi ABRI
4. Pelaksanaan otonomi daerah seluas luasnya
5. Tegakkan supermasi hukum
6. Ciptakan supermasi hukum
Nasionalisme di era reformasi menghadapi tantangan yang berbeda dengan masa sebelumnya, permasalahan yang dihadapi oleh negara semakin kompleks. Terlebih jaman sekarang adalah zaman teknologi gawai yang menciutkan dunia dalam sebuah dunia maya.
Berita yang mudah diakses, sistem ekonomi melalui daring yang semakin membumi mengharuskan masyarakat Indonesia harus melek teknologi. Kemajuan teknologi dunia harus diimbangi oleh nasionalisme, agar tidak terjebak dalam kelunturan nasionalisme itu sendiri.
Tantangan masyarakat Indonesia dalam membentuk nasionalisme era reformasi berbeda dengan masa generasi sebelumnya, karena tantangan yang dihadapi berkaitan dengan tarikan global kearah demokrasi ditengah gempuran teknologi canggih yang semakin mengglobal. Di tengan situasi yang semakin kompleks, masyarakat Indonesia harus dapat berdiri atas kaki sendiri dalam membangun bangsa dan negara.
Tantangan demokrasi ke depan adalah bagaimana mewujudkan pengakuan politik dan politik pengakuan yang menjamin hak individu maupun kesetaraan hak atas aneka kelompok budaya sehingga dapat berdampingan secara damai dan produktif dalam republik Indonesia.
Sekarang seluruh negara mengalami proses globalisasi yang digerakkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu melampaui batas ruang dan waktu.
Dalam proses globalisasi, ekonomi pasar akan mempengaruhi negara bangsa di dunia, , maka dalam tataran tertentu, ekonomi global dapat menghancurkan atau sebaliknya dapat menumbuhkan ekonomi suatu negara bangsa., artinya ekonomi global atau pasar dapat mempengaruhi segi ekonomi, politik maupun masyarakat suatu bangsa yang dapat saja menjadi suatu ancaman negara yang tidak siap menerima perubahan ekonomi pasar yang sudah mengglobal.
Di sisi lain, tantangan bangsa Indonesia, bagaimana membentuk nasionalisme yang dapat mengimbangi bahkan mengguli kekuatan bangsa lain.
Kemampuan negara dan pemerintah dalam merawat, mengelola dan terus memperbaiki nasionalisme sebagaimana imajinasi para pendahulunya sebagai pendiri bangsa diwilayah Nusantara, tampaknya akan menjadi faktor kunci ke arah mana bangsa Indonesia akan menuju.
Nasionalisme diharapkan dapat menjembatani perbedaan perbedaan yang ada dalam negara. Diharapkan rasa kebangsaan negara Indonesia dengan dipandu nilai nilai Pancasila dapat mengantisipasi tantangan yang harus dihadapi dengan jalan menawarkan visi global tanpa meninggalkan.
8. Perkembangan Nasionalisme Pasca Reformasi
Indonesia sedang mengalami saat yang demokratis. Inisiatif politik yang dimotori oleh Amien Rais mendorong reformasi terus bergulir. Reformasi yang gagap gempita tersebut memeberikan secercah harapan akan munculnya tata kehidupan yang benarbenar demokratis yang ditandai dengan munculnya banyak parpol baru, kebebasan berserikat, kemerdekaan berpendapat, kebebasan pers, dan sebagainya, yang ,merupakan ciri-ciri demokrasi.
Pasca reformasi 1998 Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar dalam sistem politiknya.
Salah satu aspek penting dalam bidang politik yang menjadi sasaran utama perubahan adalah kekuasaan pemerintahan Suharto yang dikelola
secara sentralistik. Memang kekuasaan yang sentralistik tidak senantiasa buruk.
Namun yang terjadi di Indonesia adalah sebaliknya, pemerintahan otoriter selama 32 tahun menutup akses demokrasi bagi rakyat, sehingga kejatuhan pemerintahan Suharto disambut gembira oleh sebagian besar kalangan rakyat Indonesia. Pada saat itu sistem politik Indonesia berganti dari otoriter menuju orde reformasi yang dicirikan dengan kebebasan politik dan ekonomi.
Setelah Suharto turun, pengaktifan hak-hak rakyat terlihat dari adanya suatu partisipasi politik yang tinggi dari rakyat, jumlah partai politik peserta pemilu 1999 pun mengalami lonjakan.
Kebangkitan Nasionalisme Indonesia adalah periode pada paruh pertama abad ke-20, di mana saat itu banyak rakyat Indonesia mulai menumbuhkan rasa kesadaran nasional sebagai "orang Indonesia". Bangsa Indonesia mengalami berbagai transformasi sosial politik.
Hal tersebut dapat dilihat dari gelombang nasionalisme yang telah mewarnai perjalanan bangsa ini, misalnya nasionalisme pasca reformasi yang memiliki berbagai perubahan dalam berbagai bidang. Penting bagi bangsa Indonesia saat ini untuk duduk sejenak merenung, mengapa nasionalisme pada awal kemerdekaan begitu ampuh mengantarkan Indonesia kepada tujuannya.
Bahkan setelah kemerdekaan, nasionalisme kembali menyatukan segenap perbedaan untuk bergerak bersama mengisi pembangunan.
Nasionalisme Indonesia pada masa kemerdekaan berada pada posisi tepat,bahkan menjadi antitesis Nasionalisme Barat yang keliru.
Pertama, nasionalisme Indonesia dibungkus perasaan tertindas sebagai bangsa terjajah. Perasaan tersebut mampu mengeliminasi segenap perbedaan menjadi kekuatan dahsyat untuk mengusir penjajah.
Kedua, keinginan hidup bersama dalam tatanan yang lebih teratur secara sosial dan politik merupakan modal dasar diperjuangkannya bentuk negara merdeka dan berdaulat.
Ketiga, nasionalisme Indonesia bergelora begitu dahsyat karena memiliki
musuh bersama, yakni kaum penjajah.
Konteks nasionalisme Indonesia mengalami pergeseran makna. Pergeseran ini mensyaratkan bahwa metode yang dipilih tidak sama dengan sebelumnya. Dari sisi politik, sistem pemerintahan belum mampu mewujudkan cita-cita masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Partai politik sebagai mesin demokrasi masih terbelenggu oleh kepentingan kelompoknya.
Sedangkan dari sisi sosial budaya, generasi muda lebih piawai menyanyikan musik barat atau korea daripada lagu nasional. Ruang publik juga bergeser dari taman kota ke mall yang begitu menggoda daya beli masyarakat. Nasionalisme Indonesia semakin sulit menemukan bentuk idealnya jika dikaitkan dengan tata politik internasional saat ini.
Pasca runtuhnya Uni Soviet pada dekade 1990-an, negara-negara menjadi interdependen satu sama lain, tidak bisa berdiri sendiri. Perubahan besar kembali terjadi ketika fenomena globalisasi yang dicirikan dengan kemudahan di bidang komunikasi dan informasi semakin menihilkan batas-batas negara.
Merujuk pada kondisi tersebut, nasionalisme Indonesia dituntut tidak hanya berorientasi ke dalam, yakni penguatan identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia saja seperti halnya pada awal kemerdekaan, tapi juga berani melihat ke luar sebagai bagian dari dunia internasional.
Disinilah titik rentan nasionalisme Indonesia. Peran serta Indonesia dalam berbagai badan atau organisasi supranasional menuntut Indonesia untuk tetap mampu mempertahankan kedaulatan dan identitas nasionalnya.
Nilai-nilai budaya asing dengan mudah diadopsi tanpa disaring generasi muda melalui televisi, radio, dan beraneka ragam gawai yang semakin canggih. Akibatnya, perilaku mereka semakin jauh dari nilai-nilai budaya ketimuran.
Mendudukkan nasionalisme Indonesia kini seyogyanya berkiblat pada empat konsensus bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Nasionalisme yang dibutuhkan Indonesia ialah nasionalisme yang mampu menjawab permasalahan saat ini yang semakin kompleks. Nasionalisme merupakan konsep yang merujuk kepada bangsa, sebagai identitas sosial dan budaya. Berbicara mengenai bangsa berarti berbicara mengenai segenap elemen, tanpa kecuali. Nasionalisme Indonesia begitu kuat pada masa lalu karena konsepsi bangsa lebih banyak merujuk pada beragam suku di tanah air yang menyatukan tekad dan semangat melawah penjajahan.
Nasionalisme Indonesia harus mampu berkontribusi dalam mewujudkan tata masyarakat yang sejahtera, bermartabat, dan berkeadilan. Kontribusi ini memiliki peran ganda bagi penguatan nasionalisme Indonesia. Pertama, kita terhindar dari Chauvinisme yang menganggap bangsa sendiri lebih tinggi daripada bangsa lain. Kedua, peran serta di panggung internasional menjadi sarana untuk menyosialisasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam empat konsensus bangsa Indonesia.
C. Rangkuman
Munculnya rasa nasionalisme ini diawali dari peralihan perjuangan fisik menuju perjuangan organisasi, masa kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru,, masa reformasi, dan pasca reformasi.
Langkah strategis ke depan bangsa Indonesia harus menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme yang lebih kuat kepada generasi muda penerus bangsa ini ke depan sepanjang sejarah kesadaran nasionalisme ini memilki karakter dan ciri khas masing masing di setiap periodenya
Nasionalisme Indonesia begitu kuat pada masa lalu karena konsepsi bangsa lebih banyak merujuk pada beragam suku di tanah air yang menyatukan tekad dan semangat melawah penjajahan. Nasionalisme Indonesia harus mampu berkontribusi dalam mewujudkan tata masyarakat yang sejahtera, bermartabat, dan berkeadilan.
Kontribusi ini memiliki peran ganda bagi penguatan nasionalisme Indonesia. Pertama, kita terhindardari Chauvinisme yang menganggap bangsa sendiri lebih tinggi daripada bangsa lain. Kedua, peran serta di panggung internasional menjadi sarana untuk menyosialisasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam empat konsensus bangsa Indonesia.
D. Latihan Soal
Jawablah pertayaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang benar!
1. Berikut ini yang bukan merupakan tahap perkembangan nasionalisme di tahap Indonesia pada masa pejajahan adalah …
A. Periode Nasionalisme bertahan
B. Periode nasionalisme politik Indoneisa
C. Periode nasionalisme radikal
D. Periode nasionalisme moderat
E. Periode awal perkembangan nasionalisme
2. Douwes Dekker menjelaskan bahwa usaba golongan pribumi untuk mencapai cita-cita pergerakan nasional tidak akan maksimal jika hanya berjuangan sendiri tanpa bantuan golongan lain. Dari pernyataan tersebut dapat disangkal bahwa ...
A. golongan pribumi Indonesia memiliki dudukan lemah
B. perjuangan golongan pribumi untuk mewujud- tujuan pergerakan nasional belum selesai
C. golongan pribumi mampu mencapai tujuan pergerakan nasional tanpa
bantuan golongan lain
D. semangat kerja sama antargolongan sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan gerakan nasional
E. Douwes Dekker mampu merangkul golongan pribumi untuk mewujudkan cita-cita per gerakan nasional
3. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Anti Imperalisme
2) Anti Kolonialisme
3) Chauvinisme
4) Pro-perdamaian
5) Primordialisme
Berdasarkan pernyataan tersebut, tujuan nasionalisme Bung Karno mengarah pada gagasan (nation character building) adalah ...
A. 1,2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 1,3 dan 4
D. 2,3 dan 4
E. 3, 4 dan 5
4. Berikut ini yang bukan termasuk dalam faktor pendorong munculnya
nasionalisme pada awal kemerdekaan Indonesia, adalah ...
A. Kedatangan Sekutu yang diboncengi oleh NICA
B. Belanda enggan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia
C. Sekutu ikut andil dalam upaya mempertahkan kemerdekaan
D. Adanya keinginan untuk mempertahankan identitas negara
E. Adanya rasa senasib untuk mewujudkan cita" bersama
5. Perang yang terjadi bukan sebagai bentuk perlawanan terhadap pihak Sekutu dan NICA adalah …
A. Peristiwa 10 November
B. Peristiwa lima hari di Semarang
C. Peristiwa Bandung Lautan Api
D. Perang Puputan Jagaraga
E. Perang Puputan Margarana
6. Ciri khusus perkembangan nasionalisme Indonesia pada masa awal kemerdekaan adalah…
A. Nasionalisme bersifat moderat
B. Nasionalisme dipengaruhi adanya politik etis
C. Nasionalisme mengarah pada Revolusi fisik
D. Nasionalisme memiliki corak sentralisme birokratik
E. Nasionalisme bersifat militeristik
7. Soekarno menawarkan sebuah konsep tata dunia yang baru dan terangkum dalam konsepsi politik bernama ...
A. NAKOMSA
B. NASATOM
C. NASAKOM
D. SANATOM
E. SATAKOM
8. Konsep nasonalisme yang dikaitkan dengan revolusi belum selesai mengalami pergeseran makna. Hal ini dikarena kondisi ekonomi dan politik dalam negeri tidak terkontrol secara seimbang. Yang bukan termasuk kebijakan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin adalah ...
A. Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional
B. Devaluasi
C. Peleburan bank
D. Deklarasi Eknomi
E. Gunting Syafruddin
9. Untuk melakukan indoktrinasi terhadap rakyat, tindakan Orde Baru diantaranya adalah…
A. Mengadakan wajib militer
B. Mengadakan penataran P4
C. Melarang kegiatan politik
D. Menayangkan film “Serangan Umum 1 Maret”
E. Sosialisasi gerakan KB
10. Nasionalisme pada masa orde baru juga disebut sebagai…
A. Nasionalisme Militeristik
B. Nasionalisme Soeharto
C. Nasionalisme Soekarno
D. Nasionalisme Pancasila
E. Nasionalisme P4