Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca, menerjemahkan, dan menganalisis hadis tentang kerja sama dan gotong royong yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Nu’man bin Basyir, siswa dapat menjelaskan tentang penting persatuan di antara umat manusia baik sesama mumslim maupun dengan yang lainnya serta menggali hikmah dari persatuan dan kesatuan umat.
2. Setelah membaca, menerjemahkan, dan menganalisis hadis tentang kerja sama dan gotong royong yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Umar, siswa dapat mempresentasikan etika persaudaraan sesama muslim dan problematika penerapan hadis di dalam masyarakat.
3. Setelah membaca, menerjemahkan, dan menganalisis hadis tentang kerja sama dan gotong royong yang diriwayatkan oleh Hakim dari Abū Hurairah, siswa dapat menjelaskan kiat-kiat memelihara hubungan baik sesama muslim dan problematika penerapannya.
Prawacana
Mari Mengamati !
Amati gambar di atas! Apa pendapatmu tentang gambar di atas? Pernahkah kamu terlibat dalam kegiatan tersebur? Buatlah deskripsi terkait kosep kerjasama dan gotong royong yang dikaitkan dengan hadis Nabi Saw.!
A. Persatuan Orang-Orang Beriman
1. Memahami Kandungan Hadis
a. Mari Membaca Sanad dan Matan Hadis
b. Arti Kosa Kata
c. Mari Menerjemahkan Hadis
d. Kualitas Hadis
Hadis tentang persatuan orang-orang beriman merupakan hadis marfu’ muttaṣil ṣahīh diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab ṣahīhnya pada Kitab alAdab Bāb Rahmat an-Nās wa al-Bahāim nomor hadis 6011.
Hadis tersebut diriwayatkan juga oleh:
1) Muslim nomor hadis 2586
2) Ahmad bin Hanbal nomor hadis 18355, 18373, 18380, 18393, 18416,
18433, 18434, 18448, dan 19349
Seluruh jalur periwayatan hadis bersumber dari seorang sahabat yaitu anNu’mān bin Basyīr, artinya secara sanad hadis tersebut merupakan hadis garib karena menyendirinya an-Nu’mān bin Basyīr dalam meriwayatkan hadis tersebut.
e. Syarah Hadis
Tiga sifat orang-orang mukmin sebagai pembangun persatuan dan kesatuan umat, yaitu tarāhum, tawādud, dan ta’aṭūf. Ketiganya memiliki arti yang berdekatan yaitu sifat kasih sayang dan saling mencintai. Namun memiliki perbedaan arti yang spesifik.
Berikut ini penjelasan makna dari tarāhum, tawādud, dan ta’aṭūf:
Perumpamaan orang-orang beriman bagaikan satu tubuh, merupakan isyarat bahwa betapa pentingnya persatuan dan kesatuan umat. Hanya dengan persatuanlah umat akan kuat, hanya dengan kesatuanlah umat akan hebat.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imrān [3]: 139, bahwa kalian akan kuat dan hebat jika dalam satu keimanan:
timbulnya satu rasa dan satu jiwa. Sikap sepenanggungan dalam keadaan suka maupun duka, seperjuangan dalam menegakkan keadilan, dan satu tujuan dalam menggapai kebahagian dunia dan akhirat. Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw menyebutkan bahwa orang mukmin yang satu dengan yang lainnya bagaikan bangunan dimana yang satu menguatkan yang lainnya (HR. Muslim)
2. Penerapan Kandungan Hadis
Kerjasama dan gotong royong merupakan ciri khas bangsa Indonesia sejak berabad-abad lamanya. Karenanya, ketika Islam datang dengan ajaran ta’awun (saling tolong menolong), takaful (saling menanggung), dan Mūsa’adah (saling membantu) langsung dapat diterima dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sampai hari ini kita masih menemukan masyarakat Islam Indonesia terutama di pedesaan masih menganut kuat sistem sosial gotong royong dan kerja sama dengan baik. Namun di beberapa wilayah terutama wilayah perkotaan di mana sifat individualistis meningkat, nilai-nilai gotong royong dan kerja sama sudah mulai pudar.
Pola kerja sama dan gotong royong akan tetap ada jika adanya keterikatan satu sama lainnya, seperti: karena ikatan keyakinan seperti digambarkan oleh hadis di atas, ikatan kerukunan warga, ikatan kerukunan tempat asal, ikatan keturunan atau marga. Dari sekian banyak keterikatan, maka keterikatan keyakinanlah yang menjadi penyebab permanennya gotong royong dan kerja sama.
3. Hikmah Persatuan Umat Islam
Ada beberapa hikmah persatuan umat Islam, antara lain:
a) Terwujudnya kekuatan umat Islam;
b) Terciptanya solidaritas yang kuat antara sesama umat Islam;
c) Terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa;
d) Terciptanya kerukunan hidup antara sesama warga masyarakat;
e) Terjalinnya kebersamaan dalam sebuah lingkungan;
f) Memudahkan segala urusan karena ringan sama dijinjing berat sama dipikul;
g) Menolak segala bentuk serangan dari pihak luar;
h) Terwujudnya ketenangan hidup;
i) Terciptanya perasaan aman.
B. Persaudaraan Muslim
1. Memahami Kandungan Hadis
a. Mari Membaca Sanad dan Matan Hadis
b. Arti Kosa Kata
c. Mari Menerjemahkan Hadis
d. Kualitas Hadis
Hadis tersebut diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab ṣahīhnya pada Kitab al-Maẓalim Bāb Lā Yaẓlimu al-Muslimu al-Muslima nomor hadis 2442 dan 6951 serta diriwayatkan juga oleh:
1) Muslim nomor hadis 2580
2) Adu Daud nomor hadis 4893
3) At-Tirmizy nomor hadis 1426
4) Ahmad bin Hanbal nomor 5357 dan 5646
e. Syarah Hadis
Ciri yang lainnya dari teguhnya al-Ukhuwah al-Islamiyah adalah membantu memenuhi kebutuhan saudaranya, menghilangkan kebingungan saudaranya, selalu menolong saudaranya yang sedang dalam kesulitan, dan menutupi aib saudaranya.
At-takaful (saling menjamin) dan at-ta’awun (saling menolong) merupakan gerakan nyata dalam ikatan persaudaraan sesama muslim. Ini hanya akan terbina jika dalam diri setiap muslim telah tumbuh sifat al-I’ṡar yaitu mendahulukan kepentingan orang lain.
2. Penerapan Hadis
Untuk menerapkan hadis tentang persaudaraan muslim dalam kehidupan
sehari-hari, dibutuhkan strategi dan metode yang tepat agar tujuan dari pesan Rasulullah Saw tentang persaudaraan muslim dapat terbina dengan baik.
Ada empat aspek yang terkandung dalam hadis riwayat Bukhari terkait dengan persaudaraan umat Islam, antara lain:
a. Konsep saudara dalam Islam
Saudara dalam agama atau al-Ukhuwah fī ad-Dīn menurut ajaran Islam sangat ringan persyaratannya, seperti dalam QS. At-Taubah [9]: 11 berikut ini.
Berdasarkan ayat di atas, kriteria saudara seagama itu, hanya ada tiga, yaitu mereka yang senantiasa bertaubat (kembali kepada kebenaran), mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Jika setiap muslim berpegang pada ketentuan Allah tersebut, maka perbedaan mażhab, organisasi, cara beribadah, dan pilihan politik tidak akan menjadi penghambat kuatnya ukhuwah islamiyah.
b. Tidak ada keẓaliman
Tidak ada keẓaliman merupakan ciri kemerdekaan sebuah bangsa atau masyarakat. Implementasi dari hadis persaudaraan sesama Umat Islam adalah setiap muslim wajib memberikan jaminan keamanan bagi sesamanya.
Rasulullah Saw. bersumpah sampai tiga kali: “Wallahi lā yu’min, wallahi lā yu’min, wallahi lā yu’min” (Demi Allah tidak beriman 3X). Sahabat bertanya: “Siapa yang tidak beriman itu, Wahai Rasulallah?. Rasul menjawab: “Mereka yang tidak memberikan keamanan kepada tetangganya”. (HR. Ahmad).
c. Saling membantu membebaskan kesulitan dan kesusahan
Keterbatasan manusia merupakan fitrah yang telah ditetapkan Allah, hal ini agar terjadi hubungan saling membutuhkan satu sama lainnya. Dalam QS. an-Nahl [16]: 71 Allah menegaskan bahwa ada orang-orang yang dilebihkan rezekinya agar mereka membantu sesamnya.
Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah (QS. an-Nahl[16]:71)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa sebagai bentuk pengingkaran nikmat Allah adalah mereka yang tidak saling membantu sama lainnya.
d. Menutupi aib atau keburukan saudara muslim
Menutup aib seorang muslim kalam konteks memelihara kehormatan dan nama baiknya. Bagaimana menerapkan dua dalil antara kewajiban amar ma’ruf nahi munkar dan menutupi keburukan saudara muslim? Silakan para siswa mendiskusikan cara atau metode untuk menerapkan dua hadis dalam satu fenomena.
3. Manfaat Ukhuwah Islamiyah
Persaudaraan, persatuan, dan kesatuan umat Islam tidak diragukan lagi
merupakan kunci kesajahteraan dan kebahagian umat. Islam sebagai sebuah sistem nilai mendorong para pemeluknya untuk senantiasa menjalin ukhuwah baik di internal umat Islam maupun dengan selainnya.
Manfaat yang dapat diraih dari kuatnya ukhuwah antara lain:
a. Merasakan manisnya iman.
Rasulullah Saw. bersabda: “Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci
kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari)
b. Berada dalam naungan cinta Allah
Allah berfirman dalam hadis qudsi“Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR. Muslim).
c. Menjadi ahli Surga
Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR. Tirmidzi)
d. Dekat dengan Allah.
Rasul pernah ditanya tentang derajat iman yang paling tinggi, beliau bersabda: “Hendaklah kamu mencinta dan membenci karena Allah” Kemudian Rasul ditanya lagi, “Selain itu apa wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci bagi orang lain sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” (HR. Imam al-Munziri)
e. Diampuni dosanya oleh Allah.
Rasulullah Saw bersabda: “Jika dua orang Muslim bertemu dan kemudian mereka saling berjabat tangan, maka dosa-dosa mereka hilang dari kedua tangan mereka, bagai berjatuhan dari pohon.”
C. Memelihara Hubungan Sesama Muslim
1. Memahami Kandungan Hadis
a. Mari Membaca Sanad dan Matan Hadis
b. Arti Kosa Kata
c. Mari Menerjemahkan Hadis
d. Syarah Hadis
Secara umum kandungan hadis ini sama dengan hadis sebelumnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, yaitu berkaitan dengan bagaimana memelihara ukhuwah islamiyah, seperti menutupi aib sesama muslim, memberikan jalan keluar dari kesusahan, kebingungan, dan kesulitan sesama muslim, serta menjadi penolong sesama muslim.
2. Analisis Kandungan Hadis
Perhatikan hadis-hadis berikut ini. Bandingkan kandungan ketiga hadis tersebut!
Apakah persamaan dari ketiga hadis di atas?
Apa perbedaan yang terkandung pada masing-masing hadis?
3. Problematika Penerapan Hadis
Hadis-hadis tentang kerjasama dan gotong royong terus ditantang dengan dinamika sosial masyarakat modern yang sangat tinggi. Dulu ketika diumumkan dari pengeras suara masjid atau mushalla bahwa akan diadakan kerja bakti dan gotong royong membersihkan lingkungan, maka tidak butuh waktu berjam-jam menunggu, masyarakat sudah berdatangan dan berkumpul di balai warga dengan membawa alat kebersihan masing-masing.
Sekarang, kondisi
seperti itu sudah sulit ditemukan. Apa penyebab pudarnya sifat gotong
royong dan kerja sama di masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama
Islam?
Coba kamu diskusikan dengan teman-temunmu, bagaimana menghidupkan kembali semangat gotong royong, saling membantu, dan saling menolong di kalangan para siswa di lingkungan madrasahmu!
D. Tagihan dan Proyek Siswa dalam Memahami dan Menerapkan Kandungan Hadis tentang Kerjasama dan Gotong Royong
1. Tagihan Individu
a. Hafalkan hadis tentang kerja sama dan gotong royong
b. Tuliskan hadis tentang kerja sama dan gotong royong dengan cara al-imla
c. Tuliskan terjemahan hadis
d. Tulislah komentarmu untuk masing-masing hadis.
2. Tagihan Kelompok
Buatlah sebuah laporan tentang praktik kerjasama atau gotong royong di
lingkungan tempat tinggalmu, sertakan gambar-gambar atau poster yang menunjukan indahnya kebersamaan.
PENILAIAN AKHIR HARIAN BAB IV
Selesaikan soal-soal berikut ini!
1. Jelaskan faktor-faktor yang dapat memperkokoh dan memperkuat persatuan umat Islam!
2. Persatuan dan kesatuan umat Islam mengalami pasang surut dari zaman ke zaman, jika kamu menjadi tokoh pemuda atau pemudi di lingkunganmu, upaya apakah yang akan kamu lakukan untuk memperkuat persatuan remaja dan pemuda?
3. Persaudara di antara umat Islam semakin hari semakin tergerus oleh sifat-sifat individualistis, apakah yang harus dilakukan oleh setiap muslim agar tidak terjebak pada sifat individualisti sesuai hadis berikut ini
4. Allah Swt. sangat murka kepada hamba-hamba-Nya jika terjadi kedhaliman di antara manusia, apakah yang menjadi penyebab murkanya Allah terhadap kedhaliman di antara manusia?
5. Allah sangat dekat dengan orang-orang yang hatinya hancur, Rasulullah Saw. memberikan jaminan bagi orang-orang yang mengurus anak yatim dan kaum dhuafa, jelaskan kiat-kiat yang dapat mendorong sifat kasih sayang kepada sesama manusia!