Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik, peserta didik mampu melafal, menghafal ayat-ayat sesuai kaidah ilmu tajwid dan hadis-hadis tentang ilmu pengetahuan, menyajikan dalam berbagai media dengan semangat optimis, tekun, responsif, pro-aktif terhadap fenomena sekitar dan mengamalkannya dalam kehidupan keseharian
Mari Mengamati
Jika kalian tidak tahu mereka, carilah penyebabnya mengapa kalian tidak tahu atau mereka tidak terkenal. Kemukaan pendapat kalian.
Mari Memahami
1. Perintah Membaca. QS al-‘Alaq [96]: 1–5
a. Arti Kosa Kata
b. Terjemah
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. QS al-„Alaq [96]: 1–5
c. Penjelasan
Surat al-„Alaq 1-5 adalah surat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah. Ada pesan yang mendalam bahwa ayat yang diturunkan adalah isyarat untuk menguasai ilmu pengetahuan. Penguasaan ilmu pengetahuan akan menempatkan manusia sebagai khalifah dan penguasa peradaban di bumi. Sebagaimana orang-orang yang berilmu tidak sama dengan orang yang tidak berilmu. Orang beriman dan berilmu akan mendapatkan derajat yang tinggi.
Kata "Iqra" yang berarti bacalah adalah isyarat akan pintu pengetahuan. Perintah baca yang ada dalam surat tersebut bukan saja membaca ayat-ayat yang tersurat (qur'aniyah) saja tetapi juga ayat-ayat yang tersirat di alam semesta (kauniyyah).
Dalam ayat-ayat yang lain menunjukkan perintah yang seirama dengan kata "Iqra". Misalnya perintah untuk bertadabbur, berfikir, merenungkan, melihat, mendengar kejadian-kejadian di alam semesta.
Budaya membaca akan menyingkap dan menemukan banyak ilmu. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi mempermudah manusia dalam menjalani kehidupan.
Namun demikian, semakin berilmu manusia seharusnya mengetahui keterbatasannya, dan semakin meyakini kemahakuasaan Allah swt.. Maka hanya orang-orang yang memiliki pengetahuan yang semakin dekat kepada Allah swt.
2. Perintah Memperhatikan Gejala Alam QS Yunus [10]: 101
a. Arti Kosa Kata
b. Terjemah
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!”. Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman" QS Yunus [10]: 101
c. Penjelasan
Ayat tersebut menjelaskan perintah untuk memperhatikan gejala-gejala alam. Karena dalam diri manusia ada dua kecenderungan yang saling bertolakbelakang. Beriman dan kufur, berbuat baik dan berbuat buruk, taat dan maksiat dan seterusnya.
Dua kutub ini saling menarik. Karena itu Allah swt. menggelar kekuasaannya di alam semesta. Dan Dia memerintahkan manusia untuk memperhatikan semuanya, agar menuntun kepada keyakinan akan Allah swt. Allah swt. juga mengutus para rasul untuk membimbing manusia ke jalanNya.
Namun demikian, ada diantara mereka yang hati dan imannya sudah tertutup. Maka keberadaan para rasul dan tanda kekuasaan Allah swt. di semesta tidak menambah keimanannya.
3. Fenomena Alam sebagai Sumber Pengetahuan QS Al-Baqarah (2):164
a. Arti Kosa Kata
b. Terjemah
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan tu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. (Semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti. QS Al-Baqarah (2):164
c. Penjelasan
Dalam ayat ini Allah swt. menunjukkan kekuasaannya di alam semesta. Hal ini sangat berguna bagi orang yang mau memikirkan. Mereka akan menemui kemahakuasaan Allah yang tersirat pada semua fenomena di alam (ayat-ayat kauniyah).
Gejala-gejala alam yang ada dalam ayat ini juga bisa menjadi inspirasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pergantian siang malam, kapal yang berlayar di lautan, proses dan siklus air hujan, proses kehidupan di bumi, berbagai hewan yang hidup di bumi, perkisaran angin adalah gejala alam yang menjadi dasar pengembangan berbagai ilmu. Astronomi, oseanografi, perkapalan, hidrologi, biologi, ilmu tentang langit dan tata surya, kebumian dan sebagainya secarat tersirat disebutkan dalam ayat tersebut.
Namun hanya orang yang mau berpikir, merenung yang akan menemukan isyarat ilmu pengetahuan tersebut. Bahkan sampai menemui keyakinan akan kemahakuasaan Allah swt.
4. Sikap Selektif terhadap Setiap Informasi QS al-Hujurat [49]: 6
a. Arti Kosa Kata
b. Terjemah
Wahai orang-orang yang beriman! jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. QS al-Hujurat [49]: 6
c. Penjelasan
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap informasi yang datang dari orang fasik harus cek dan ricek. Karena kefasikannya, menjadikan informasi yang dibawa diragukan akurasinya. Dalam tradisi ilmu pengetahuan Islam, pembawa ilmu harus memenuhi kompetensi moral dan intelektual serta jalur sandaran (sanad) yang logis dan tidak tercela.
Ilmu yang salah akan menyebabkan kecelakaan pada orang lain, meskipun yang bersangkutan tidak berniat untuk itu. Begitulah Islam mengajarkan dalam ayat ini ketelitian dan presisi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Keutamaan Mencari Ilmu HR. Abu Dawud dari Abu Darda
a. Arti Kosa Kata
b. Arti Hadis
Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Daud] dari ['Ashim bin Raja` bin Haiwah] dari [Dawud bin Jamil] dari [Katsir bin Qais] ia berkata; "Ketika aku sedang duduk di samping [Abu Darda] di masjid Damaskus, tiba-tiba datang seseorang seraya berkata; "Hai Abu Darda, aku mendatangi anda dari kota Madinah, kota Rasulullah saw. karena satu hadis yang telah sampai kepadaku, bahwa engkau telah menceritakannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam! " Lalu Abu Darda bertanya; "Apakah engkau datang karena berniaga?" Katsir bin Qais menjawab; "Bukan, " Abu Darda` bertanya lagi, "Apakah karena ada urusan yang lainnya?" Katsir bin Qais menjawab; "Bukan, " Katsir bin Qais berkata; "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, Allah akan permudah baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena rida kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit dan bumi hingga ikan yang ada di air. Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adalah ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar (HR. Abu Dawud)
c. Penjelasan
Hadis ini menjelaskan keutamaan orang yang mencari ilmu. Begitu besarnya pahala yang diberikan oleh pencari ilmu, Allah swt. menjanjikan surga. Bahkan para penghuni bumi yang lain ikut mendoakan untuk yang bersangkutan. Keutamaan ahli ilmu diumpamakan bulan purnama yang terang benderang, tidak sebanding dengan bintang-bintang yang lain.
Hadis ini juga mengisyaratkan bahwa mencari lmu tidak untuk kepentingan duniawi, tetapi karena Allah swt. Karena itu para ahli ilmu akan mewariskan ilmu yang sangat berguna bagi peradaban manusia, juga pengembangan teknologi.
Rangkuman
1. Islam merupakan agama yang menghargai ilmu, oleh karena itu orang yang berilmu memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah;
2. Menuntut Ilmu hukumnya fardu `ain, wajib atas setiap muslim, dan tidak terbatas dengan waktu dan ruang;
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi harus diimbangi dengan penyiapan mental dan penguatan karakter, sehingga pengguna dan penikmat teknologi tidak menjadi korban kemajuan;
4. Orang-orang yang mampu menjaga keharmonisan kekuatan akal dan kearifan hati adalah ulul albab, karena karakter yang menonjol dari ulul albab adalah selalu berdzikir, suka berpikir dan takut kepada Allah swt.;
5. Orang yang berilmu lebih tinggi derajatnya dibanding mereka yang ahli ibadah, karena melaksanakan ibadah tanpa ilmu bisa saja tidak sesuai dengan syarat dan ketentuannya.
Tautan/ Link
Untuk memperdalam pembahasan bab ini, silakan pindai link tautan berikut:
Kegiatan Peserta Didik
1. Buatlah kelompok diskusi di kelas kalian
2. Carilah data dari media sosial tentang penemuan ilmu pengetahuan satu tahun terakhir
3. Berikan pendapatmu dengan penemuan tersebut
4. Kaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur‟an
5. Presentasikan melalui media yang menarik
Uji Kompetensi
Tulis ulang ayat berikut dengan syakal yang lengkap kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
Hafalkan hadis berikut kemudian tulislah poin-poin dari hadis tersebut!