Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah cukup luas. Luas wilayah daratan Indonesia mencapai 1.910.931,32 km² dan luas wilayah perairan mencapai 3.257.483 km².
Wilayah Indonesia yang luas terdiri atas beribu-ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Banyaknya pulau-pulau di Indonesia membuat Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan. Pulau satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh lautan.
Berdasarkan letak geografis tersebut maka perlu dilakukan pembangunan di Indonesia yang mengintegrasikan pusat pertumbuhan.
Pada dasarnya setiap wilayah mempunyai potensi untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi pusat pertumbuhan.
Suatu wilayah dapat menjadi pusat pertumbuhan wilayah apabila mempunyai berbagai aktivitas yang mampu memengaruhi daerah sekitarnya.
Kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola potensi sumber daya alam di suatu wilayah menjadi faktor penentu keberhasilan pembangunan dari wilayah tersebut.
1. Pengertian Pembangunan Wilayah
Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sesuai bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik.
Pembangunan wilayah dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah yang mencakup pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan yang berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek sosial ekonomi wilayah.
Menurut Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen Penataan Ruang, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002), prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan wilayah sebagai berikut.
a. Sebagai growth center, yaitu pengembangan wilayah tidak hanya bersifat internal wilayah, namun harus diperhatikan sebaran atau pengaruh (spread effect) pertumbuhan yang dapat ditimbulkan bagi wilayah sekitarnya, bahkan secara nasional.
b. Pengembangan wilayah memerlukan upaya kerja sama pengembangan antar daerah dan menjadi persyaratan utama bagi keberhasilan pengembangan wilayah.
c. Pola pengembangan wilayah bersifat integral yang merupakan integrasi dari daerah-daerah yang tercakup dalam wilayah melalui pendekatan kesetaraan,
d. Dalam pengembangan wilayah, mekanisme pasar harus menjadi prasyarat bagi perencanaan pengembangan kawasan.
Dalam pemetaan strategic development region, satu wilayah pengembangan diharapkan mempunyai unsur-unsur strategis, antara lain berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, serta infrastruktur yang saling berkaitan dan melengkapi sehingga dapat dikembangkan secara optimal (Direktorat Pengembangan Wilayah dan Transmigrasi, 2003).
2. Wilayah Pembangunan di Indonesia
Pembangunan Indonesia yang mengintegrasikan pusat pertumbuhan melalui perwilayahan diharapkan dapat berjalan dengan seimbang melalui pendekatan kewilayahan. Pendekatan kewilayahan ini diperlukan karena setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan khas sehingga membutuhkan perencanaan tata ruang ,pembangunan di tingkat regional.
Perencanaan tata ruang di Indonesia harus memperhatikan wilayah pusat pertumbuhan.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah membagi wilayah Indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan dengan kota utama, yaitu Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makassar.
Setiap pusat pertumbuhan membawahi beberapa wilayah.
Bersamaan dengan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional, wilayah pembangunan utama di Indonesia dibagi menjadi empat region utama sebagai berikut.
a. Wilayah pembangunan utama A dengan pusat pertumbuhan utama adalah Medan.
Wilayah ini meliputi berikut.
1) Wilayah Pembangunan I, meliputi Aceh dan Sumatra Utara.
2) Wilayah Pembangunan II, meliputi Sumatra Barat dan Riau dengan pusatnya di Pekanbaru.
b. Wilayah pembangunan utama B dengan pusat pertumbuhan utama adalah Jakarta.
Wilayah ini meliputi berikut.
1) Wilayah pembangunan III, meliputi Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu. Wilayahnya berpusat di Palembang.
2) Wilayah pembangunan IV, meliputi Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta.
3) Wilayah pembangunan VI, meliputi Kalimantan Barat. Wilayahnya berpusat di Pontianak.
c. Wilayah pembangunan utama C dengan pusat pertumbuhan utama adalah Surabaya.
Wilayah ini meliputi sebagai berikut.
1) Wilayah pembangunan V, meliputi daerah-daerah Jawa Timur dan Bali. Wilayah ini berpusat di Surabaya.
2) Wilayah pembangunan VII, meliputi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Wilayah ini berpusat di Balikpapan dan Samarinda.
d. Wilayah pembangunan utama D dengan pusat pertumbuhan utama adalah Makassar.
Wilayah ini meliputi berikut.
1) Wilayah pembangunan VIII, meliputi daerah-daerah di NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Wilayah ini berpusat di Makassar.
2) Wilayah pembangunan IX, meliputi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Wilayah ini berpusat di Manado.
3) Wilayah pembangunan X, meliputi daerah-daerah di Maluku (termasuk Maluku Utara dan Papua). Wilayah ini berpusat di Sorong.
Sejak Pelita IV perwilayahan Indonesia dibagi menjadi lima wilayah pembangunan utama, yaitu pembangunan utama D dipecah menjadi dua dengan wilayah pembangunan E berpusat di Ambon.
Tujuan penetapan perwilayahan pembangunan utama ini sebagai alat strategis dalam meningkatkan pembangunan nasional maupun pembangunan regional provinsi dan kabupaten/kota.
Wilayah pembangunan di atas selanjutnya dikembangkan lagi menjadi wilayah pembangunan yang lebih kecil, yaitu tingkat daerah pada provinsi.
Contohnya, Jawa Barat dibagi menjadi beberapa wilayah pembangunan daerah sebagai berikut.
a. Wilayah pembangunan Jabodetabek (termasuk sebagian kecil wilayah Kabupaten Sukabumi). Pada wilayah ini dikembangkan berbagai aktivitas industri yang tidak tertampung di Jakarta.
b. Wilayah pembangunan Bandung Raya. Wilayah ini dikembangkan pusat aktivitas pemerintah daerah, pendidikan tinggi, perdagangan daerah industri kecil, untuk konservasi tanah, dan rehabilitasi lahan kritis dipusatkan di wilayah Kabupaten Garut, Cianjur, dan Bandung.
c. Wilayah pembangunan Priyangan Timur. Wilayah ini meliputi Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
d. Wilayah pembangunan Karawang. Wilayah ini dikembangkan sebagai produksi pangan dan palawija. Meliputi pula daerah-daerah dataran rendah pantai utara (Pantura), seperti Purwakarta, Subang, dan Karawang. Berpusat di Karawang.
e. Wilayah pembangunan Cirebon dan sekitarnya. Wilayah ini dikembangkan sebagai pusat industri pengelola bahan agraris, industri petrokimia, pupuk, dan semen. Untuk keperluan tersebut, Pelabuhan Cirebon ditingkatkan fungsinya untuk menampung kelebihan arus keluar masuk barang dari Pelabuhan Tanjung Priok.
f. Wilayah Pembangunan Banten. Wilayah ini berpusat di Serang dan Cilegon. Wilayahnya terdiri atas empat zona, yaitu bagian utara diutamakan untuk perluasan dan intensifikasi areal persawahan teknis; serta bagian selatan untuk wilayah Teluk Lada untuk intensifikasi usaha pertanian dan daerah sekitar. Cilegon dikembangkan sebagai pusat industri berat (besi baja).
Arahan pembangunan Indonesia saat ini menggunakan pendekatan sektoral dan regional berdasarkan potensi unggulan di tiap-tiap wilayah, Interaksi antara pusat-pusat pertumbuhan dikuatkan dengan adanya perbaikan jaringan infrastruktur. Penguatan pusat-pusat pertumbuhan dan konektivitas antarpusat pertumbuhan merupakan dasar pembentukan Koridor Ekonomi Indonesia (KEI).
Koridor Ekonomi Indonesia (KEI) adalah jaringan infrastruktur terintegrasi di sebuah kawasan geografi yang dirancang. untuk menstimulasikan pengembangan ekonomi satu kawasan. Kawasan KEI dibangun dalam rangka memberi penguatan pada satu kawasan wilayah untuk mengembangkan potensi sumber daya alam dan perdagangan yang dimiliki.
Salah satu manfaat KEI, yaitu terciptanya peningkatan produktivitas sumber daya alam secara berkelanjutan. Wilayah yang dikelola sesuai dengan potensi fisik dan sosialnya akan lebih maksimal dalam pencapaian tujuan pembangunan.
TUGAS MANDIRI
Amatilah gambar diatas ! Menurut anda apa kendala yang dihadapi dalam melakukan pembangunan pada wilayah yang memiliki ciri-ciri fisik seperti yang terlihat pada gambar diatas ! Tulislah pendapat anda dibuku tugas, kemudian kumpulkan hasilnya kepada guru anda !
TUGAS KELOMPOK
Kerjakan sesuai perintahnya!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 3-4 siswa!
2. Amatilah potensi yang ada di wilayah tempat tinggal Anda, misalnya lingkup Kabupaten!
3. Setelah melakukan pengamatan, diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut dengan anggota kelompok Anda!
a. Sektor pembangunan apa saja yang dapat dikembangkan di wilayah tempat tinggalAnda? Daya dukung apa saja yang mendukung pembangunan di wilayah tempat tinggal Anda?
b. Interaksi apa saja yang dilakukan antara wilayah tempat tinggal Anda dengan wilayah sekitarnya?
c. Kendala apa yang ditemui dalam melakukan interaksi antarwilayah?
4. Kerjakan hasil diskusi kelompok Anda dalam bentuk laporan dengan jujur!
5. Presentasikan hasilnya di depan kelas dengan santun dan percaya diri!