LKS GEOGRAFI PEMINATAN KELAS XII SMA/MA BAB II INTERAKSI DESA DAN KOTA C.INTERAKSI DESA DAN KOTA

 



Interaksi wilayah dapat diartikan sebagai suatu proses hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, ketampakan, maupun permasalahan baru, baik secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi tidak  hanya terbatas pada gerak manusianya, tetapi juga dapat berbentuk perpindahan barang  maupun informasi. Interaksi dapat dilihat sebagai suatu proses sosial, ekonomi, budaya,politik, dan sebagainya.


1. Pola Interaksi Desa dan Kota

Interaksi wilayah desa dan kota menimbulkan terjadinya pola yang tercermin dari pembentukan zona interaksi desa dan kota. Interaksi desa dan kota memunculkan zona-zona baru di daerah perbatasan desa dan kota. Zona adalah daerah yang membentuk jalur-jalur linear yang teratur dalam ruang, biasanya mengelilingi pusat daerah kegiatan.
Zona interaksi desa dan kota berbentuk konsentris. 

 



Berikut penjelasan dari tiap-tiap zona.

a.City adalah pusat kota atau inti kota.

b. Suburban adalah daerah yang letaknya dekat dengan pusat kota atau inti kota.

c. Suburban fringe adalah daerah yang melingkari suburban sebagai daerah peralihan antara kota dan desa.

d. Urban fringe adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota, kecuali inti kota.
e. Rural urban fringe adalah suatu jalur daerah yang terletak antara daerah kota dandesa yang ditandai dengan penggunaan tanah campuran.

f. Rural adalah pedesaan.



2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi Desa dan Kota

Pola dan kekuatan interaksi antarwilayah sangat dipengaruhi oleh keadaan alam dan sosial daerah bersangkutan, serta kemudahan-kemudahan yang dapat mempercepat proses hubungan antarwilayah tersebut. Menurut Ullman, tiga unsur yang memengaruhi interaksi keruangan sebagai berikut.


a. Adanya Wilayah-Wilayah yang Saling Melengkapi (Regional Complementary)
Perbedaan kemampuan wilayah dalam hal sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam memungkinkan terjadinya hubungan saling melengkapi. Misalnya, wilayah A memiliki surplus sumber daya X, tetapi minus sumber daya Y. Kondisi tersebut akan memicu terjadinya interaksi antara kedua wilayah dalam bentuk saling melengkapi.


 

 

b. Adanya Kesempatan Saling Berintervensi (Interventing Opportunity)
Kesempatan untuk saling berintervensi adalah suatu kemungkinan adanya perantara yang dapat menghambat intervensi antarwilayah. Contohnya, antarawilayah A dan B akan terjadi hubungan saling melengkapi karena keduanya memilikisurplus untuk sumber daya tertentu yang dibutuhkan. Kondisi tersebut akan berubah jika terdapat wilayah lain, misalnya wilayah C yang juga menyediakan sumber daya
yang dibutuhkan oleh A dan B. Interaksi antara A dan B menjadi terhambat ataulemah karena wilayah C menjadi alternatif pengganti.


 


c. Adanya Kemudahan Transfer dalam Ruang (Spatial Transfer Ability)

Pola interaksi antarwilayah ditentukan oleh tingkat kemudahan dalam transfer atau pemindahan sumber daya dalam ruang. Kemudahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain jarak antarwilayah, baik jarak mutlak maupun jarak relatif biaya angkut atau transportasi untuk keperluan transfer atau pemindahan sumber daya; serta kelancaran transportasi antarwilayah, meliputi jumlah kendaraan dan kondisi jalan.


 


3. Gejala-Gejala yang Muncul dari Adanya Interaksi Desa dan Kota

Gejala yang muncul dari adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.

a. Terjadi proses modernisasi pertanian di daerah pedesaan dalam bentuk kemajuan teknologi pertanian.

b. Terjadinya gejala urbanisme atau gaya hidup kekotaan di daerah pedesaan, seperti cara berpakaian dan bergaul. Hal ini sebagai akibat seringnya penduduk desa berinteraksi dengan penduduk kota.

c. Terjadinya proses urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan.

d. Meningkatnya jumlah pengangguran di daerah kota karena daya tampung lapangan pekerjaan di perkotaan sangat terbatas.


4. Kekuatan Interaksi Desa dan Kota

Kekuatan interaksi wilayah dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan jarak wilayah. Untuk mengetahui kekuatan interaksi wilayah maka dapat menggunakan rumus-rumus berikut.
a. Model Gravitasi
Kekuatan interaksi dua wilayah, yaitu desa dan kota dapat ditentukan dengan hukum gravitasi Newton. Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa dua buah benda memiliki gerak tarik-menarik yang kekuatannya berbanding lurus dengan hasil kali kedua masa benda itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak benda itu.
Untuk mengetahui kekuatan interaksi wilayah desa dan kota berdasarkan hukum Newton, perhatikan rumus berikut.


 




Perbandingan kekuatan interaksi keruangan beberapa wilayah menggunakan rumus Reilly dapat diterapkan apabila memiliki syarat-syarat berikut.
1) Kondisi penduduk meliputi tingkat sosial ekonomi, pendidikan, mata pencaharian, mobilitas, dan keadaan budaya.

2) Kondisi alam, terutama bentuk wilayah atau reliefnya sama.
3) Keadaan prasarana dan sarana transportasi yang menghubungkan wilayah - wilayah yang sedang dibandingkan interaksinya relatif sama.

b. Model Titik Henti
Model ini memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua kota yang berbeda ukurannya. Selain itu, dapat digunakan untuk memperkirakan penempatan lokasi industri atau pelayanan-pelayanan sosial antara dua wilayah sehingga mudah dijangkau oleh penduduk. 

Teori ini menyatakan bahwa jarak titik henti atau titik pisah dari pusat perdagangan yang lebih kecil ukurannya berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan tersebut, dan berbanding terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk dari wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dengan jumlah penduduk pada wilayah yang lebih sedikit penduduknya.


Secara matematis, dapat dinyatakan dengan rumus di bawah ini.


 

c. Model Grafik

Model grafik dikemukakan oleh K.J. Kansky, yang memperhitungkan jalur-jalur transportasi tertentu di dalam ruang di muka bumi (spatial network systems). 

Untuk mengetahui kekuatan interaksi antarkota dalam suatu wilayah dilihat dari jaringan jalan, digunakan rumus indeks konektivitas berikut.


 

 


5. Dampak Terjadinya Interaksi Desa dan Kota
Interaksi yang terjadi antarwilayah akan berpengaruh terhadap wilayah satu dan lainnya. Berikut ini dampak terjadinya interaksi desa dan kota.
 

a. Dampak Positif Interaksi Desa dan Kota bagi Desa
Dampak positif adanya interaksi desa dan kota bagi desa, antara lain tingkat pengetahuan penduduk meningkat karena masuknya pengetahuan dari orang- orang kota; masuknya lembaga pendidikan di pedesaan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penduduk desa; melalui pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang menghubungkan desa dan kota, wilayah pedesaan akan semakin terbuka; masuknya teknologi ke desa; masuknya para ahli ke pedesaan akan bermanfaat bagi pembangunan; serta hubungan yang lancar antara desa dan kota.
 

b. Dampak Positif Interaksi Desa dan Kota bagi Kota
Dampak positif adanya interaksi desa dan kota bagi kota, antara lain tersedianya tenaga kerja dari desa; adanya tempat pemasaran hasil teknologi dari kota ke desa, misalnya peralatan teknologi pertanian; desa sebagai mitra pembangunan wilayah perkotaan; serta desa sebagai sumber bahan mentah bagi daerah perkotaan.


c. Dampak Negatif Interaksi Desa dan Kota bagi Desa
Dampak negatif adanya interaksi desa dan kota bagi desa, antara lain:  

- lunturnya kehidupan asli di desa karena pengaruh kehidupan masyarakat kota; 

- semakin berkurangnya penduduk produktif di desa karena lebih senang mencari pekerjaan di kota; 

- serta masuknya budaya kota yang dianggap kurang sesuai dengan kehidupan di desa.

d. Dampak Negatif Interaksi Desa dan Kota bagi Kota
Dampak negatif adanya interaksi desa dan kota bagi kota yang paling nyata adalah terjadinya urbanisasi yang tidak terkendali. Hal ini disebabkan banyaknya penduduk desa yang bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak. 

Sebagai akibat dari terjadinya urbanisasi tersebut, kota tidak mampu menampung penduduk sehingga timbul permasalahan-permasalahan, antara lain: 

- meningkatnya tindak kriminalitas atau kejahatan; 

- bertambahnya penduduk kota yang menjadi gelandangan; 

- serta meningkatnya jumlah permukiman kumuh (slump).

Eratnya hubungan antara kota dan desa dapat terlihat dari peran desa (sebagai hinterland) dalam pengembangan kota, yaitu:
a. desa sebagai pusat penghasil dan penyuplai bahan mentah dan bahan baku untuk pembangunan kota,
b. desa menyediakan tenaga kerja yang berperan dalam pembangunan kota, dan
c. desa menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil industri di kota.

Sebaliknya, kota berperan besar sehingga muncul interaksi antara desa dan kota.


Adapun peran kota bagi desa sebagai berikut.
a. Kota menyediakan pusat-pusat pelatihan bagi peningkatan keterampilan pendudukdesa.
b. Kota menghasilkan barang-barang siap pakai yang dimanfaatkan di desa.
c. Kota menjadi pusat informasi yang bermanfaat bagi desa.
d. Kota menjadi pusat permodalan yang dibutuhkan masyarakat.

 

Tugas Mandiri
Kerjakan sesuai perintahnya!
Carilah informasi mengenai karakteristik masyarakat desa dan kota! Apakah karakteristik masyarakat desa dan kota dapat memengaruhi interaksi desa dan kota? Tulislah informasi yangAnda dapatkan di buku tugas! Kumpulkan hasilnya kepada guru Anda!

Tugas Kelompok
Kerjakan sesuai perintahnya!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan empat siswa!
2. Bersama anggota kelompok Anda, carilah salah satu contoh permasalahan interaksi desa dan kota, misalnya urbanisasi atau masalah yang lainnya! Diskusikan mengenai penyebab, akibat, dan cara mengatasi permasalahan tersebut!
3. Kerjakan tugas tersebut dalam bentuk makalah, kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas!