LKS GEOGRAFI PEMINATAN KELAS XII SMA/MA BAB III B. PEMANFAATAN PETA DAN CITRA PENGINDRAAN JAUH TERKAIT TATA GUNA LAHAN

 


Pertumbuhan penduduk yang mengalami peningkatan telah menyebabkan permintaan akan tanah semakin meningkat dan beragam. Lahan-lahan yang tadinya digunakan sebagai pertanian telah banyak dialih fungsikan untuk berbagai kebutuhan lain. 

Perubahan tata guna lahan yang bergerak sangat cepat secara tidak langsung akan memberikan dampak pada daerah yang mengalami perubahan tersebut maupun daerah sekitarnya. Oleh sebab itu,diperlukan suatu perencanaan tata ruang kota dan perencanaan tata guna lahan.


1. Pengertian Tata Guna Lahan

Tata guna lahan merupakan upaya perencanaan penggunaan lahan dalam suatu wilayah yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan lahan dalam suatu wilayah yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu. Tata guna lahan terdiri atas tata guna lahan untuk kawasan permukiman, perumahan, perkebunan pertanian, dan ruang terbuka hijau.


Permasalahan yang mungkin timbul dalam perencanaan suatu lahan adalah kesesuaian atau kecocokan lahan terhadap suatu peruntukan tertentu, Pada dasarnya peruntukan suatu lahan ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, seperti faktor kelerengan, iklim, jenis tanah dan batuan, tutupan lahan, satwa liar, serta hidrologi.

 


 

Keberadaan pengindraan jauh diharapkan dapat membantu penyusunan tata ruang kota sehingga tata guna lahan dapat dilakukan sesuai dengan kondisi topografi tanah dan sosialnya. Pengetahuan tentang penggunaan lahan dan penutup lahan penting untuk berbagai kegiatan perencanaan dan pengolahan yang berhubungan dengan permukaan bumi.


2. Interpretasi Citra Pengindraan Jauh Terkait Tata Guna Lahan

Penggunaan citra pengindraan jauh, seperti foto udara, untuk berbagai penelitiantelah lama dikembangkan, termasuk untuk tata guna lahan atau penggunaan lahan dan lebih detail untuk pemanfaatan lahan. 

Penggunaan lahan merupakan aktivitas manusia dalam kaitannya dengan lahan yang biasanya tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan tidak memiliki satu definisi yang benar-benar tepat di alam keseluruhan konteks yang berbeda. Sedangkan, penutup lahan merupakan gambaran konstruksi vegetasi dan buatan yang menutup permukaan lahan. Konstruksi tersebut tampak dari sebuah citra pengindraan jauh.


Objek dari pengindraan jauh berupa bentang alam dan bentang budaya. Berikut contoh unsur bentang alam dan bentang budaya dari citra pengindraan jauh.


a. Unsur Bentang Alam

1) Sungai, memiliki tekstur permukaan air yang seragam dengan rona yang gelap jika air jernih atau cerah jika keruh. Arah aliran sungai ditandai oleh bentuk sungai yang lebar pada bagian muara, pertemuan sungai memiliki sudut lancip sesuai dengan arah aliran, serta perpindahan meander ke arah samping dan ke arah bawah (muara).

2) Dataran banjir, memiliki permukaan yang rata dengan posisi lebih rendah dari daerah sekitar. Dataran banjir memiliki rona yang seragam atau kadang-kadang tidak seragam dan terdapat sungai yang posisinya kadang-kadang agak jauh.

3) Gumuk pasir, berbentuk sempit dan memanjang, lurus atau melengkung, igir rendah dengan permukaan air yang datar, sejajar sama lain dan sejajar pantai. Tidak terdapat aliran permukaan dan erosi. Pada kawasan gumuk pasir terbukti bentuknya sesuai garis tinggi.

4) Hutan bakau, memiliki rona sangat hitam karena daya pantul terhadap cahaya rendah, ketinggian pohon seragam dan tumbuh pada pantai yang becek, tepi sungai atau peralihan air payau.

5) Hutan rawa, memiliki rona dan tekstur tidak seragam. Hal ini disebabkan oleh ketinggian pohon berbeda. Hutan rawa terletak antara hutan bakau dan hutan rimba di kawasan pedalaman.


b. Unsur Bentang Budaya

1) Jalan raya dan jalan kereta api

Jalan raya dan jalan kereta api memiliki bentuk memanjang, serta lebarnya seragam dan relatif lurus. Tekstur halus serta rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada umumnya cerah.


2) Terowongan dan jembatan

Pada terowongan tampak seperti jalan atau jalan kereta api yang tiba-tiba hilang pada satu titik dan timbul lagi pada titik lain. Adapun pada jembatantampak adanya sungai atau saluran irigasi yang menyilang jalan serta terdapat bayangan karena perbedaan tinggi jembatan dan sungai.


3) Stasiun kereta api, terminal bus, dan bandar udara

a) Pada stasiun kereta api terdapat bangunan rumah yang terpisah dari sekitarnya, tampak cabang rel kereta api, dan gerbong kereta api. Pada stasiun besar, tampak rel yang hilang pada satu sisi rumah dan timbul kembali pada sisi yang lain.

b) Pada terminal bus tampak kawasan yang datar, teratur, dan luas, serta terdapat bangunan besar dengan deretan bus yang berjajar ke arah samping dan jaraknya rapat.

c) Pada bandar udara tampak panjang dengan ukuran teratur dengan rona cerah dan tekstur yang halus.


4) Lapangan sepak bola, berbentuk persegi panjang ukuran teratur dengan rona cerah dan tekstur yang halus.


5) Rumah permukiman

a) Rumah mukim berbentuk persegi panjang, terdapat bayangan di tengah-tengah bagian atap, terletak di dekat jalan, dan ukuran rumah relatif kecil.

b) Gedung sekolah bentuknya, seperti huruf I, L, atau U dengan halaman yang teratur, bersih, dan luas.

c) Rumah sakit merupakan bangunan seragam, besar, dan memanjang; pola  teratur dengan deretan bangunan yang terpisah satu sama lain yang dihubungkan oleh bangunan penghubung. Memiliki halaman yang luas untuk parkir dan letaknya di tepi jalan.

d) Pabrik/industri memiliki gedung dengan ukuran besar, berbentuk memanjang, dan beberapa gedung sering bergabung dengan jarak yang dekat (rapat).Terletak di pinggir jalan, terdapat tempat bongkar muat barang, kadang-kadang tampak tangki air/bahan bakar dan cerobong asap.

e) Pasar memiliki bentuk dan ukuran gedung yang teratur dan seragam.
Pola teratur dengan jarak rapat, terletak di tepi jalan besar, serta tampak
konsentrasi kendaraan bermotor dan tidak bermotor.


6) Tanah pertanian dan perkebunan

a) Sawah berupa petak-petak persegi panjang di daerah datar, sedangkan didaerah miring bentuk petak mengikuti garis tinggi. Sering tampak saluran irigasi. Jika sawah ditanami padi, tekstur halus dengan rona gelap. Jika sawah ditanami tebu, tekstur lebih kasar dari padi dan tampak jalur lariknya.Tekstur dan rona tampak seragam di kawasan yang luas.

b) Perkebunan karet memiliki jalur lurus dengan tinggi pohon seragam. Jarak tanaman dalam jalur teratur demikian juga jarak antar jalur. Tekstur mirip beledu dengan rona yang gelap.

c) Perkebunan kopi tampak sebagai deretan lurus titik-titik hitam dan latarbelakang cerah. Pohon pelindung lebih tinggi dan jarang.

d) Perkebunan kelapa memiliki pola teratur dengan rona cerah. Terdapat pada daerah yang mudah meresap air dengan curah hujan yang cukup banyak. Tajuk pohon berbentuk bintang.

e) Perkebunan kelapa sawit memiliki tajuk rapat dan berbentuk bintang,
teksturnya lebih halus dari tanaman kelapa.


3. Pemanfaatan Peta dan Citra Pengindraan Jauh Terkait Tata Guna Lahan dan Memonitor Perubahan Lahan


Penggunaan lahan selalu mengalami perkembangan. Bahkan di beberapa wilayah terjadi alih fungsi lahan. Fenomena ini terjadi akibat upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama berkaitan dengan lahan. Teknologi hasil pengindraan jauh mampu memberikan informasi penggunaan lahan sehingga pemanfaatan lahan benar-benar sesuai peruntukannya. 

Satelit yang digunakan untuk mengamati penggunaan lahan di muka bumi ialah Landsat (Land resources satellite).


a. Pemanfaatan Peta dan Citra Pengindraan Jauh untuk Kawasan Perkebunan dan Pertanian

Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai akan memperoleh hasil yang baik. Akan tetapi, lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut. 

Integrasi teknologi pengindraan jauh merupakan salah satu bentuk potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaanlahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya, penggunaan lahan untuk usaha pertanian atau budi daya permukiman.


1) Pemanfaatan Peta untuk Kawasan Pertanian dan Perkebunan

Peta sangat bermanfaat untuk menentukan kawasan pertanian dan perke
bunan. Untuk menentukan kawasan yang cocok atau sesuai untuk pertanian dan perkebunan, diperlukan beberapa peta. Peta-peta tersebut akan dilakukan overlay sehingga akan menghasilkan peta baru.

Peta-peta yang diperlukan untuk menentukan kawasan pertanian dan perkebunan sebagai berikut.

a) Peta topografi digunakan untuk menentukan ketinggian tempat. Ketinggian tempat dapat menunjukkan potensi suhu, curah hujan, dan informasi kemiringan lereng.

b) Peta jenis tanah berguna untuk melihat persebaran jenis tanah sehingga dapat dijadikan acuan dalam menentukan jenis tanaman sesual kondisi.

c) Peta geologi berguna untuk melihat karakteristik batuan di suatu wilayah. Informasi karakteristik batuan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat permeabilitas sehingga jenis tanaman yang sesuai dapat dikembangkan.

d) Peta kepadatan penduduk berguna untuk memprediksi jumlah tenaga kerja dalam kegiatan pertanian. Semakin banyak jumlah penduduk, semakin tinggi potensi penggunaan tenaga manusia dalam kegiatan pertanian.


2) Pemanfaatan Citra Pengindraan Jauh untuk Kawasan Pertanian dan Perkebunan

Data pengindraan jauh turut berperan di bidang perkebunan dan pertanian.Adanya citra satelit résolusi tinggi memudahkan para pemilik lahan menghitung dan memprediksi hasil produksi pertanian dan perkebunan untuk berbagai keperluan. Foto udara memudahkan petani dan pemilik lahan mendeteksi jumlah tanaman perkebunan dan pertanian yang terserang hama penyakit.

Foto udara yang digunakan untuk mendeteksi tanaman yang terserang hama penyakit adalah foto udara inframerah. Foto udara inframerah adalah foto udara yang dibuat menggunakan spektrum inframerah dekat dengan panjang julat spectral 0,9-1,2 mikrometer. 

Keunggulan foto inframerah terletak pada kemampuannya yang dapat mencapai bagian dalam daun sehingga digunakan untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman, baik tanaman sehat maupun sakit.

Untuk mengetahui kawasan pertanian dan perkebunan pada foto udara, amatilah foto udara berikut!


 

 

Berdasarkan foto udara yang menggambarkan kawasan pertanian dan perkebunan, kawasan pertanian sawah digambarkan dengan ketampakan berupa petak-petak persegi panjang, tekstur kasar dan terlihat jalur lariknya, serta tekstur dan rona tampak seragam pada kawasan yang luas. Sedangkan, kawasan perkebunan kelapa sawit memiliki tajuk yang rapat berbentuk bintang dan teksturnya lebih halus dari tanaman kelapa.


b. Pemanfaatan Citra Pengindraan Jauh untuk Kawasan Permukiman

Tata guna lahan baik di perkotaan maupun di pedesaan harus berpedoman pada RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) setempat. Beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk penentuan penggunaan lahan kawasan pemukiman, antara lain

- tidak berada pada kawasan yang dilindungi; 

- bebas dari percemaran udara, air, gangguan  suara, atau gangguan lainnya baik yang ditimbulkan oleh manusia maupun alam; 

- kondisi sarana dan prasaran memadai; dekat dengan pusat kegiatan dan pelayanan;
- serta berada pada kemiringan 0-8%.


Dalam menentukan lokasi pemukiman banyak aspek yang harus dipertimbangkan, antara lain aksesibilitas, ketersediaan sarana dan prasarana, serta kondisi topografi.
Informasi tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan citra beresolusi spasial tinggi seperti citra satelit Worldview-2. 

Citra ini dimanfaatkan untuk kajian pemukiman, penunjang data dasar rencana detail tata ruang kota, dan sumber informasi bagi analisis sumber daya alam serta lingkungan hidup. 

Untuk mengetahui ketampakan permukiman yang tergambarkan pada foto udara, amatilah foto udara berikut!


 






Berdasarkan citra satelit di atas, Anda dapat mengetahui penggunaan lahan yang ada di wilayah tersebut. Jika diperhatikan, keberadaan permukiman penduduk sudah sesuai dengan persyaratan pembangunan suatu permukiman.

c. Pemanfaatan Peta dan Pengindraan Jauh untuk Monitoring Perubahan Lahan

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka tingkat permintaan akan lahan semakin meningkat. Akan tetapi, kondisi ini ini tidak diimbangi dengan jumlah  luasan lahan yang cenderung tetap. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi permukiman. Alih fungsi lahan pertanian menjadi  industri dapat diketahui melalui foto udara. 

Melalui foto udara kita dapat memonitor terhadap perubahan lahan. Caranya dengan membandingkan foto udara, misalnya foto udara yang diambil pada tahun 2010 dengan foto udara yang diambil pada tahun 2017.


d. Hubungan Antara Tata Guna Lahan dan Transportasi

Tata guna lahan dan transportasi mempunyai hubungan interaktif. Tata guna lahan sebagai salah satu penentu pergerakan dan aktivitas yang dikenal dengan bangkitan  perjalanan (trip generation). Fungsinya untuk menentukan jenis fasilitas transportasi yang akan dipakai untuk melakukan pergerakan. Ketika fasilitas tambahan telah  tersedia maka tingkat aksesibilitas akan meningkat. Perubahan aksesibilitas akan menentukan perubahan yang akan memengaruhi penggunaan lahan sehingga jika terjadi perubahan penggunaan lahan maka tingkat bangkitan perjalanan akan berubah.

Keterkaitan antara transportasi dan tata guna lahan dapat membentuk landuse transport system. Agar tata guna lahan dapat terwujud dengan baik, kebutuhan transportasi harus terpenuhi dengan baik. Sistem transportasi yang macet tentu akan menghalangi aktivitas tata guna lahan. Sebaliknya, transportasi yang tidak melayani suatu tata guna lahan akan menjadi sia-sia dan tidak termanfaatkan.


Sistem transportasi dan pengembangan lahan (land development) saling berkaitan satu sama lain. Di dalam sistem transportasi, tujuan dari perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. 

Sedangkan, di sisi pengembangan lahan, tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus menguntungkan. Kedua tujuan tersebut sering kali menimbulkan konflik. Dari asumsi mendasar tersebut, perlu kajian yang mendalam mengenaianalisis keduanya, yaitu transportasi dan penggunaan lahan.

 

TUGAS MANDIRI

Kerjakan sesuai perintahnya!

Amati foto udara berikut !


 

 

Manfaat citra pengindraan jauh adalah untuk memonitor perubahan penggunaan lahan sepertiyang terlihat pada citra foto udara di atas! Berdasarkan citra foto udara di atas, jelaskan perubahan penggunaan lahan! Tulis hasilnya di buku tugas Anda! Kumpulkan hasilnya kepada guru Anda!


Tugas  Kelompok

Kerjakan sesuai perintahnya!

1. Bentuklah kelompok beranggotakan 3-4 siswa!

2. Carilah salah satu contoh foto udara yang menggambarkan berbagai ketampakan alam,mulai dari permukiman, jalan, dan lahan pertanian! Lakukan interpretasi mengenai penggunaan lahan yang tergambarkan pada foto udara tersebut! Bagaimana pengembangan potensi wilayah yang sesuai pada wilayah yang tergambarkan di foto udara tersebut?

3. Presentasikan hasilnya di depan kelas dengan santun dan percaya diri!