Materi PPKN Kelas XI BAB VI Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam NKRI B. Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan Kesatuan Bangsa Indonesia



KOMPAS BELAJAR - Pada Juli 2021, Indonesia mengikuti perhelatan olahraga tingkat dunia di Tokyo. Dukungan dari seluruh rakyat Indonesia terus mengalir. Bahkan di tengah perjuangan melawan pandemi Covid-19 mereka nonton bareng secara virtual sebagai dukungan kepada tim Merah Putih. Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan lebur dalam semangat tim Merah Putih 

 




Euforia ditunjukkan seluruh rakyat Indonesia menyambut medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis. Tangis haru menyeruak dari penjuru Nusantara ketika bendera Indonesia dikibarkan diiringi lagu kebangsaan.  


 


Mengapa kemenangan tim Merah Putih memiliki terhadap tanah air Indonesia. Persatuan dan kesatuan ada dalam diri bangsa Indonesia sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan  negara Indonesia menjadi salah satu pendorong persatuan bangsa Indonesia. Apa saja faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia?


1. Faktor Pendorong Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Indonesia adalah negara majemuk. Rakyat Indonesia hidup berdampingan dengan perbedaan.
Apakah dalam perbedaan tersebut tidak pernah terjadi konflik? Negara yang minim keberagaman  saja sering terjadi konflik, apalagi Indonesia. Kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak  lepas dari konflik. Akan tetapi, konflik yang dialami bangsa Indonesia dapat diminimalisasi jika rakyat  Indonesia memahami dan menerapkan faktor pendorong persatuan dan kesatuan. 


Berikut faktor  yang mendorong persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 a. Pancasila
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila yang di dalamnya memuat nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Jika kelima nilai tersebut diterapkan dengan disiplin hingga terinternalisasi dalam diri, kemajemukan tidak akan memicu konflik. 

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa. Artinya, nilai  Pancasila dijadikan panduan dalam beraktivitas,bertingkah laku, dan menyelesaikan persoalan.


 


Melalui nilai-nilai Pancasila tersebut, rakyat Indonesia memiliki rem atau kendali. Perbuatan atau budaya yang bertentangan dengan nilai Pancasila, otomatis akan ditinggalkan.


b. Bhinneka Tunggal Ika



Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan  negara Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika berarti  berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika sangat penting bagi negara  Indonesia yang memiliki beragam suku, bangsa, budaya, bahasa, dan agama. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menegaskan bahwa Indonesia merupakan  negara majemuk dan multikultural, bangsa Indonesia  tidak terpecah belah, tetapi tetap bersatu demi  keutuhan NKRI.



c. Sumpah Pemuda

Para pemuda Indonesia telah mengikrarkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Dalam Sumpah Pemuda terkandung nilai utama, yaitu satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu  Indonesia. Sumpah Pemuda menjadi faktor penting dalam mendorong tumbuhnya persatuan
dan kesatuan di tengah isu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Sumpah  Pemuda menjadi pengingat bahwa seluruh rakyat Indonesia adalah satu. Perbedaan tidak seharusnya menjadi jurang pemisah, tetapi menjadi jembatan untuk bersatu.


d. Semangat Kebersamaan

Indonesia terkenal dengan budaya gotong royong. Tiap-tiap daerah mengenal gotong royong  meskipun dengan istilah yang berbeda. 

Di Sulawesi Selatan gotong royong dikenal dengan mappalette bola, di Aceh gotong royong dikenal dengan alang tulung, dan di Maluku gotong
royong dikenal dengan masohi. Dalam kegiatan gotong royong terdapat semangat kebersamaan.
 

Gotong royong dilaksanakan untuk kepentingan bersama dan dengan tujuan yang sama. Oleh  karena itu, perbedaan lebur jadi satu dalam semangat kebersamaan.


e. Nasionalisme dan Patriotisme
Nasionalisme adalah perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak  memandang rendah bangsa lain. Nasionalisme juga disebut rasa cinta terhadap tanah air. Jika  bangsa Indonesia memiliki rasa cinta terhadap tanah air, perpecahan tidak akan terjadi. Jiwa  nasionalisme akan menjadi rem untuk menoleransi keberagaman dan perbedaan di Indonesia. Nasionalisme akan mendorong sikap rela berkorban atau patriotisme. Melalui sikap nasionalisme dan patriotisme keberagaman dengan berbagai perbedaan yang ditimbulkan tidak akan tumbuh menjadi konflik yang membahayakan keutuhan NKRI.


f. Rasa Toleransi
Toleransi dapat diartikan sebagai suatu sikap saling menghormati dan menghargai  antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi  mencakup sikap menghargai pendapat atau pemikiran orang  lain  yang  berbeda dengan kita,  serta saling tolong-menolong antar sesama atau hidup berdampingan tanpa memandang suku, ras, agama, dan antargolongan. Sikap toleran membuat ikatan persatuan menjadi kukuh. 

 

PENGUATAN NILAI-NILAI KARAKTER

Persatuan dalam Panjat Pinang



Panjat pinang merupakan permainan yang sering dilombakan dalam menyambut HUT RI pada 17 Agustus. Panjat pinang sebenarnya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Belanda dulunya menggunakan ajang panjat pinang guna menertawakan orang pribumi. Akan tetapi, bagi Indonesia panjat pinang bermakna persatuan seperti  semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Permainan ini syarat akan kerja sama dan gotong royong karena hasil yang didapat akan dinikmati bersama.  




Kerja sama dalam panjat pinang mencerminkan nilai persatuan pada Pancasila. Kerja sama sebaiknya tidak hanya diterapkan dalam permainan, tetapi dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kerja sama mampu mempererat jalinan persatuan dan kesatuan. Melalui kerja sama, kerukunan dan kedamaian akan tercipta.

 

2. Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan


Dalam usaha menerapkan persatuan dan kesatuan bangsa, selain terdapat faktor pendorong juga terdapat faktor penghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Adapun faktor-faktor penghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sebagai berikut.


a. Pembangunan yang Tidak Merata Akibat Faktor Geografis


Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau, baik besar maupun kecil yang dihubungkan oleh lautan dan selat. Keadaan geografis yang
demikian menjadi kendala tersendiri dalam distribusi bahan pokok dan material bangunan.
Akibatnya, pembangunan kurang merata. Pembangunan yang tidak merata menyebabkan  kurang adanya pemanfaatan yang maksimal pada
sumber-sumber daya dari daerah yang memiliki  potensi ekonomi yang baik untuk jangka waktu ke depan. Jika permasalahan pembangunan
yang tidak merata tidak diselesaikan maka dapat memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa. 

Tol laut solusi ketimpangan harga bahan bangunan dan kebutuhan pokok

 


 

Salah satu strategi yang diupayakan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut  adalah dengan tol laut. Program tol laut bukanlah  jalan tol di tengah laut, tetapi berupa jalur layar bebas hambatan yang menghubungkan hampir seluruh pelabuhan. 

Beberapa pelabuhan yang sudah terhubung dengan tol laut antara lain pelabuhan Tanjung Perak dengan Tanjung Priok, dan  Pelabuhan Sorong dengan Pelabuhan Tanjung Perak. 

Kapal-kapal yang digunakan untuk melintasi  jalur pelayaran bebas hambatan adalah kapal khusus. Kapal tersebut harus berkapasitas dan  bervolume sangat besar. Melalui tol laut diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan  terkait pembangunan dan ketimpangan harga bahan pokok antar provinsi.


b. Permasalahan dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia


Adanya permasalahan dalam keberagaman rakyat Indonesia dapat menjadi penghambat persatuan dan kesatuan bangsa. Keberagaman suku, agama, dan ras yang ada di Indonesia sering memunculkan perbedaan. Perbedaan yang tidak disikapi dengan benar dapat mengarah pada  konflik. Terutama apabila tidak diiringi dengan sikap saling menghargai, menghormati, serta adanya toleransi yang telah menjadi karakter khas masyarakat Indonesia.
 

Salah satu cara menghadapai hambatan ini adalah dengan menghidupkan semboyan  Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia sebagai negara yang mengusung semboyan Bhinneka Tunggal  Ika, hendaknya menjunjung tinggi perbedaan dan toleransi. Jika rakyat Indonesia menjunjung  tinggi perbedaan dan toleransi, permasalahan dalam keberagaman tidak akan menghambat persatuan dan kesatuan bangsa.


c. Munculnya Gejala Etnosentrisme
 

Apa yang dimaksud etnosentrisme? Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai sosial dan standar budaya sendiri disertai dengan sikap merendahkan budaya lain. etnosentrisme bisa terjadi ketika sebuah kalangan dari suku atau bangsa menerapkan
pandangan subjektif (tidak kritis) terhadap kelompok lain, bahkan menganggap bahwa dirinya dengan segala yang dianutnya memiliki keunggulan (superioritas). Jika gejala etnosentrisme tidak disikapi dengan benar, akan timbul konflik yang mengancam persatuan dan kesatuan.


Cara menghadapi gejala etnosentrisme adalah dengan bersikap terbuka dan mau mengenal budaya lain. Etnosentrisme juga dapat dihadapi dengan memandang keberagaman sebagai kekayaan bangsa, menerima keberagaman yang ada, membiasakan kerja sama dengan orang lain, dan tidak mudah mengambil kesimpulan atas segala sesuatu.


d. Pengaruh Negatif Globalisasi dan Budaya Asing


Globalisasi membawa budaya asing masuk ke Indonesia. Tidak semua budaya yang datang dari luar itu buruk, dan tidak semua baik. Oleh karena itu, budaya yang masuk ke Indonesia harus disaring dengan nilai-nilai Pancasila. Pengaruh budaya asing dapat menyebabkan lunturnya budaya bangsa. Masuknya budaya asing ke Indonesia sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai kepribadian bangsa Indonesia. Akan tetapi, kita harus tetap menjaga agar budaya kita tidak luntur. Jika masuknya budaya asing tidak diantisipasi dengan baik, dapat memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa. Jadi budaya asing yang patut diwaspadai oleh bangsa Indonesia.


3. Sikap Menjaga Persatuan dan Kesatuan


Persatuan dan kesatuan yang telah dibina harus dijaga dengan baik. Bagaimana cara menjaga persatuan dan kesatuan? Caranya dengan menerapkan sikap-sikap yang mampu mempererat persatuan dan kesatuan seperti saling menghargai, toleransi, bekerja sama, berpikiran terbuka, tidak  menganggap budaya daerah asal lebih baik, menyadari bahwa kita hidup di negara majemuk, dan  menghargai keberagaman yang ada. 

Selanjutnya, sikap-sikap tersebut hendaknya dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 


Berikut wujud  sikap menjaga persatuan dan kesatuan di berbagai lingkungan kehidupan.

a. Lingkungan Keluarga

1) Menjaga kerukunan di antara anggota keluarga.

2) Saling menghormati dan menyayangi dengan anggota keluarga yang lain.

3) Tidak memaksakan kehendak kepada anggota keluarga yang lain.
4) Menghargai perbedaan pendapat.

5) Menjaga nama baik keluarga ketika bergaul dengan orang lain


b. Lingkungan Sekolah

1) Mengikuti upacara bendera dengan khidmat.

2) Saling menolong dan berbagi dengan teman.

3) Menghargai dan menghormati pendapat teman.

4) Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul.

5) Menghormati guru dan karyawan.


c. Lingkungan Masyarakat

1) Tolong-menolong dan saling menjaga perasaan.

2) Saling menghormati dan menghargai hak orang lain.

3) Tidak membeda-bedakan suku, agama, dan daerah.

4) Bersikap arif dan mau bekerja sama dengan orang lain

5) Aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan.


Itulah contoh perilaku sebagai wujud sikap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang hendaknya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.